• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Sunday, November 9, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

[Foto] Memotret Petani Rumput Laut Nusa Penida

Redaksi BaleBengong by Redaksi BaleBengong
5 January 2014
in Berita Utama, Kabar Baru, Sosial, Travel
0 0
0

Oleh Agung Parameswara

Rumput laut tulang punggung kehidupan warga Nusa Penida.

Hampir 80 pesen penduduk pulau yang masuk di Kabupaten Klungkung, Bali ini menjadi petani di laut yang bergantung pada pasang surut air laut. Pulau yang terdiri dari batu kapur dan bukit gersang itu, tidak menyediakan banyak alternatif untuk lahan pertanian yang sangat tergantung pada kesuburan tanah dan curah hujan yang cukup.

Berawal pada tahun 1984, saat seorang pengusaha dari Surabaya membawa pengaruh rumput laut untuk dicoba dikembangkan di Pulau Nusa Lembongan, tepatnya di Desa Jungut Batu, di seberang Nusa Penida. Setelah panen pertama di Nusa Lembongan berhasil, kabar tentang bagaimana kesuksesan rumput laut menyebar cepat di antara warga desa. Dalam kurun waktu kurang dari empat bulan, seluruh pesisir laut nusa penida sepanjang 30 km dipenuhi oleh petani rumpu laut.

Jenis Rumput laut yang populer di Nusa Penida adalah dari jenis spinosum (eucheuma spinosum) dan jenis katoni (eucheuma cottoni). Spinosum biasanya digunakan sebagai bahan makanan di Cina sedangkan katoni diolah menjadi tepung untuk industri yang berbeda seperti kosmetik, obat-obatan, dan makanan.

Proses mereka bertani berawal ketika air laut surut, mereka bekerja di laut untuk menanam atau memotong rumput laut. Tidak ada waktu persis seperti ketika air laut surut. Tergantung pada musim, hal ini bisa terjadi di pagi hari, siang hari dalam panas terik, sore hari, atau di tengah malam yang dingin.

Pekerjaan ini mengharuskan mereka untuk berendam di air setiap hari. Biasanya, rumput laut tidak langsung dijual begitu mereka dipotong, tetapi dikeringkan terlebih dahulu sebelum dijual.

Rumput laut yang menjadi komoditas ekspor dan diminati dunia tidak serta merta mengubah nasib mereka. Harga yang minim yang ditetapkan oleh distributor membuat kehidupan mereka tidak berubah hampir 40 tahun semenjak rumput laut pertama kali populer di Nusa Penida.

Para petani menjual rumput laut kering kepada distributor yang akan mengirimkannya ke Surabaya untuk diproses lebih lanjut sebelum diekspor. Distributor menetapkan harga Rp 3.000 – Rp 4.500 per kilogram untuk jenis Spinosum, tergantung pada kualitas, dan Rp 7.200 per kilogram untuk Jenis katoni.

Foto-foto ini diambil menggunakan smartphone iPhone5, aplikasi Hipstamatic. [b]

AgungParameswara_MelaliNyegaraGunung_12

AgungParameswara_MelaliNyegaraGunung_11

AgungParameswara_MelaliNyegaraGunung_10

AgungParameswara_MelaliNyegaraGunung_09

AgungParameswara_MelaliNyegaraGunung_08

AgungParameswara_MelaliNyegaraGunung_07

AgungParameswara_MelaliNyegaraGunung_06

AgungParameswara_MelaliNyegaraGunung_05

AgungParameswara_MelaliNyegaraGunung_04

AgungParameswara_MelaliNyegaraGunung_03

AgungParameswara_MelaliNyegaraGunung_02

AgungParameswara_MelaliNyegaraGunung_01

Tags: KlungkungRumput LautSosial
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Redaksi BaleBengong

Redaksi BaleBengong

Menerima semua informasi tentang Bali. Teks, foto, video, atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke kabar@balebengong.id

Related Posts

Budaya Ngayah Makin Langah

Budaya Ngayah Makin Langah

13 June 2025
Gumi Serombotan: Industri Kain Tradisional Melaju, Anak Mudanya Berlayar

Gumi Serombotan: Industri Kain Tradisional Melaju, Anak Mudanya Berlayar

12 June 2025
Ditekan Hingga Tandatangani Surat Damai, Korban Penyiksaan Buser Polres Klungkung Pastikan Tidak Cabut Laporan

Ditekan Hingga Tandatangani Surat Damai, Korban Penyiksaan Buser Polres Klungkung Pastikan Tidak Cabut Laporan

10 July 2024
Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

23 October 2023
TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

19 October 2023
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

4 September 2023
Next Post
Menolak Reklamasi, Merebut Masa Depan

Menolak Reklamasi, Merebut Masa Depan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Ratusan Titik di Bali Alami Bencana

Memetakan Lokasi Banjir dari Media Sosial

9 November 2025
Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

8 November 2025
Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

7 November 2025
Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia