• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Sunday, May 25, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup Agenda

Fashion Show Kreasi Daur Ulang Siswa Sekolah Hijau

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
6 September 2008
in Agenda, Budaya, Kabar Baru
0 0
0

Oleh Luh De Suriyani

Aneka sampah plastik bekas bungkus makanan bisa menjadi berbagai barang menarik. Sejumlah anak-anak sekolah dasar mempresentasikan hasil belajarnya dalam pendidikan lingkungan dengan mengadakan pameran karya kreatif, salah satunya fashion show hasil daur ulang dari sampah plastik, Sabtu (6/9) ini bertempat di Yayasan Pembangunan Sanur, Denpasar.

Sampah-sampah plastik itu menjadi tas, dompet, rompi, rok, topi, dan perlengkapan sekolah lain. Anak-anak kemudian memperagakan hasil karya daur ulang itu di panggung, dengan penuh percaya diri.

Misalnya Gabila, 11 tahun, menggunakan sebuah tas berwarna cokelat yang terbuat dari bungkus kopi instan. “Ternyata lucu juga ya tasnya,” kata siswa kelas 6 SD Negeri 2 Sanur ini.

Sampah plastik ini dikumpulkan anak-anak di tiga sekolah dasar yang mengikuti program pendidikan lingkungan “Sekolahku Hijau” yang difasilitasi Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali. Mereka mendapatkannya karena selama dua tahun ini berhasil memilah sampah di sekolah. Tiga SD tersebut adalah SD 2, 3, dan 10 Sanur, Denpasar.

Sampah plastik kemudian dikelompokkan menurut jenisnya dan dibersihkan. Setelah itu, kini giliran sejumlah orang tua yang telah terlatih menjahit sampah-sampah itu menjadi berbagai barang-barang unik yang kemudian dijual. Sebuah tas berukuran 40 x 30 sentimeter dijual seharga Rp 35.000 rupiah.

Program Sekolahku Hijau  adalah suatu  program pendampingan untuk sekolah-sekolah dalam melaksanakan pendidikan lingkungan hidup di wilayah perkotaan. Ketiga sekolah ini  adalah sekolah-sekolah percontohan dalam melaksanakan pendidikan lingkungan.

Ketiga sekolah mengadakan pameran akhir tahun sebagai penutupan program Sekolahku Hijau. Kali ini hasil karyanya adalah fashion show barang recycle, tari 3 R (Reduce, Reuse, Recycle), drama, pameran lukisan, dan sejumlah kegiatan kreatif lainnya.

“Kami bisa melihat hasil karya teman di sekolah lain dalam membuat kegiatan kampanye lingkungan,” ujar Prayoga bersemangat. Ia sendiri sudah dua tahun mengikuti program ini.

Selain fashion show, penonton juga menyukai drama yang dipentaskan anak-anak itu. Pagelaran drama ini berjudul Kulkul Bulus yang berarti peringatan atas kondisi berbahaya. Menggambarkan kepanikan warga ketika banjir datang tiba-tiba. Banjir diakibatkan oleh penebangan pohon dan sampah yang dibuang sembarangan.

Di akhir cerita anak-anak mengingatkan soal hal-hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah banjir dan bencana yang lebih besar. Di antaranya memilah sampah organik dan anorganik, menanam pohon di pekarangan rumah, bertanggung jawab dalam penggunaan kendaraan bermotor, serta menggunakan lampu hemat energi.

“Pameran ini menunjukkan bahwa anak-anak mampu mengaplikasikan pendidikan lingkungan menjadi suatu aksi. Itu yang penting,” ujar I Nyoman Sorna, Kepala Sekolah SD 2 Sanur ini.

Ia mengaku sangat antusias pada program ini karena berusaha mengintegrasikan pendidikan lingkungan dari sekolah sampai keluarga. Orang tua siswa juga mendapatkan pengenalan soal lingkungan dan terlibat dalam pameran ini.

“Saya sering dimarahi anak kalau rumah kotor dan sampah banyak. Dia mengajari saya buat pupuk kompos untuk tanaman di rumah,” tutur Ni Wayan Liab, 32 tahun, yang tengah menonton anaknya pentas drama. Liab yang pedagang di pasar tradisional di Sanur ini mengaku sulit mengubah kebiasaan sebelumnya yang tidak peduli dengan sampah rumah tangganya.

Tak hanya informasi lingkungan untuk orang tua, kini dua desa di Sanur, yakni Desa Sanur Kaja dan Sanur Kauh berhasil membuat deplot pengolahan sampah sendiri. Deplot ini mulai memilah sampah rumah tangga warga. Menjadikan sampah organik menjadi kompos, dan mendapat penghasilan tambahan dengan menjual barang-barang non organik seperti plastik, botol, dan besi.

“Proses untuk membuat deplot pengolahan sampah sendiri cukup panjang. Salah satunya kita mulai dengan program anak-anak lalu mengikutsertakan orang tuanya,” papar Catur Hariani, Koordinator PPLH Bali. Menurut pengalaman selama ini, Catur mengatakan keterlibatan orang tua sangat penting karena ini menyangkut perubahan perilaku.

Membuang sampah pada tempatnya saja adalah suatu yang tak mudah diajarkan pada anak-anak. “Orang tua tidak menganggap penting pendidikan membuang sampah sejak dini, apalagi untuk mengolahnya kembali,” tambahnya.

Hal ini diakui Prayoga, siswa kelas 6 SD 2 Sanur. “Kami di sekolah sampai bikin peraturan denda kalau ada yang masih buang sampah sembarangan,” ujarnya. Dendanya Rp 1000 rupiah. Ternyata, hasil uang denda cukup banyak untuk ditabung oleh sekolah.

Catur menyadari bahwa kebersihan juga adalah soal gaya hidup dan bagaimana menghidupkan rasa bangga anak-anak-anak kalau bisa menjaga lingkungan. Salah satunya dengan program-program lingkungan yang membuat anak-anak berkompetisi dan berkreasi. [b]

Tags: Anak-anakBudayaLingkungan
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Apakah Awig-awig Masih Bertaji Mengadang Alih Fungsi Lahan?

Apakah Awig-awig Masih Bertaji Mengadang Alih Fungsi Lahan?

28 March 2025

Bali Hampir Habis, Semenjana dan Tergantikan

4 January 2025
Lebih dari Sekadar Wastra, Ragam Ekspresi di Roman Muka

Lebih dari Sekadar Wastra, Ragam Ekspresi di Roman Muka

22 July 2024
Ketika Mall Mengubah Tata Kota

Ketika Mall Mengubah Tata Kota

15 May 2024
TPS Kelating: Bekas Galian C yang “Diserbu” Sampah Penghuni TPA Suwung

TPS Kelating: Bekas Galian C yang “Diserbu” Sampah Penghuni TPA Suwung

6 April 2024
Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

23 October 2023
Next Post

Bali Mulai Uji Coba Pengolahan Sampah menjadi Tenaga Listrik

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Rumah Singgah Harmoni, Program Jembrana untuk Warganya yang Sakit di Denpasar

Rumah Singgah Harmoni, Program Jembrana untuk Warganya yang Sakit di Denpasar

24 May 2025

Benarkah Gelombang PHK Tak Menyentuh Media Massa Bali?

23 May 2025
Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

23 May 2025
Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

22 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia