• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Tuesday, May 20, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup Agenda

Dari Protokol Kyoto ke Bali Road Map

Arief Budiman by Arief Budiman
17 December 2007
in Agenda, Budaya, Kabar Baru, Teknologi
0 0
2

Oleh Arief Budiman

Sungguh berkah luar biasa bagi Bali menjadi tuan rumah UNFCCC selama dua minggu pada penghujung tahun 2007 ini. Terlepas dari tingkat kepuasan akan hasil yang dicapai dan tidak semata melihatnya dari sisi perjuangan terhadap “lingkungan hidup” yang sangat esensial, tapi juga mencermati side effect yang sangat besar bagi kebangkitan kembali Bali di sisi yang lain termasuk soal “branding”. Bali telah menjadi pusat perhatian yang sangat penting untuk ditindaklanjuti dengan pembangunan lainnya dalam berbagai bidang.

Bukti bukti nyata tersebut terangkum dalam beberapa hal seperti dibawah ini: Pertama dari sisi keamanan. Untuk mempersiapkan keamanan bagi acara ini, Bali secara bertahap telah “disiagakan” untuk “steril” baik oleh TNI maupun POLRI serta keamanan internasional. Berlangsungnya acara ini hingga selesai telah mencitrakan di sisi keamanan menjadikan kelangsungan acara menjadi sukses.

Kedua, dari sisi publikasi. Pemberitaan internasional secara marathon selama hampir sebulan baik sebelum maupun sesudah acara menjadikan ingatan dunia terhadap keberadaan Bali hadir kembali sehingga memunculkan kembali pencitraan Bali.

Ketiga, kehadiran delegasi, pengamat dan jurnalis internasional ke Bali dalam menghadiri acara ini telah menggeliatkan perekonomian Bali baik langsung maupun tidak langsung secara signifikan. Industri pariwisata, kalangan seni dan budaya, serta sector lain nampak sibuk mensukseskan acara ini melalui pemenuhan kebutuhan akan akomodasi, transportasi serta keperluan sumber daya insani yang memadai bagi suksesnya acara ini.

Keempat, pesan yang terkadung dalam misi acara ini menjadikan pendidikan masyarakat akan arti pentingnya menjaga lingkungan semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari gencarnya pemberitaan media terhadap kandungan bahasan dalam pertemuan. Setidaknya dalam tingkat masyarakat awam beredar bahasan Bali akan tenggelam 50 tahun lagi, tapi jika manusianya mampu menyadari dan melakukan pencegahan hal itu tidak akan terjadi. Pesan moral dari kejadian ini telah membangun kesadaran terhadap peran penting manusia dalam menjaga lingkungannya.

Kelima, Dalam perannya masyarakat sipil telah berhasil menyampaikan sikap dan dorongan mengenai perannya dalam countering climate change. Salah satunya adalah dengan mengedepankan kearifan local atau local wisdom yang terbukti semenjak dahulu kala telah mengakomodasi filosofi menjaga lingkungan secara terus menerus yang dilakukan dalam ritual maupun tradisi. Bahkan konsep hari Nyepi yang bagi umat Hindu adalah ritual perenungan menjelang tahun baru Caka diajukan menjadi World Silent Day karena berhasil menghentikan pencemaran secara signifikan dalam dimensinya yang lebih universal. Hal ini menunjukkan bahwa “Negara Timur” atau development countries telah memiliki pemikiran global dalam eksistensinya selama ini. Jika konsep local wisdom ini juga dapat menjadi landasan penting bagi pembangunan di Bali niscaya akan membuat Bali menjadi lebih “long lasting”

Keenam atau yang terakhir adalah result dari acara ini dimana menjadi keputusan penting untuk menuju keputusan yang lebih besar. Telah terjadi kesepakatan-kesepakatan yang mampu mengakomodasi kepentingan yang lebih besar manfaatnya bagi masyarakat dunia. Jika kita menjadi kenal istilah “Protokol Kyoto” selama konferensi ini berlangsung maka sebentar lagi ada istilah baru yang juga akan selalu disebut oleh dunia internasional yaitu “Bali Roadmap”. Penggunaan istilah ini adalah pencitraan positip yang juga berpeluang dunia internasional “memetakan” kembali Bali dalam ingatannya.

Jadi, marilah kita juga menyambut berkah dan hikmah ini menjadi sesuatu yang berarti bagi pencitraan Bali yang lebih baik. Setidaknya menindaklanjuti apa yang telah dicapai oleh Bali dan mewujudkan program yang mungkin masih menjadi agenda selama ini. Senantiasa berpikir positip berinovasi bagi kehidupan yang lebih baik. Mengembangkan “responsible tourism” misalnya atau menggerakan “ekonomi kreatif”. Pastilah kebaikan akan datang dari segala penjuru.

Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Arief Budiman

Arief Budiman

Bekerja di Matamera Communication Denpasar. Punya perhatian khusus di bidang desain, jazz, iklan, dan VW. Kini sedang gandrung dengan blog. Menulis di portal ini adalah bagian dari perjuangannya untuk mendorong warga Denpasar rajin ngeblog. Juga mengelola Warta Jazz.

Related Posts

Warisan Kuliner dan Talenta Lokal dalam Ubud Food Festival 2025

Warisan Kuliner dan Talenta Lokal dalam Ubud Food Festival 2025

20 May 2025
Melihat Hukum dari Lubang Toilet

Melihat Hukum dari Lubang Toilet

19 May 2025
[Ilustrasi] Wacana Bali Mandiri Energi Bersih

[Ilustrasi] Wacana Bali Mandiri Energi Bersih

18 May 2025
Kampanye 2 Anak Dihentikan, Ini Instruksi KB Krama Bali

Kampanye 2 Anak Dihentikan, Ini Instruksi KB Krama Bali

17 May 2025
POV: Remaja Jompo Cek Kesehatan Gratis Menjelang Ulang Tahun

POV: Remaja Jompo Cek Kesehatan Gratis Menjelang Ulang Tahun

16 May 2025
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Penculikan Perempuan Berkedok Adat

Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Penculikan Perempuan Berkedok Adat

15 May 2025
Next Post

Satu Ton Banten Nganten, Lalu Pengantennya?

Comments 2

  1. lodegen says:
    17 years ago

    sayangnya saya gak baca sinyal perubahan pandangan penguasa kebijakan pariwisata bali soal responsible tourism itu di antara UNFCCC ini. Acara ini hanya dianggap berkah durian runtuh, bukan jalan untuk berbenah cara-cara kita menangani turis dan lingkungan.

    Reply
  2. Ayip says:
    17 years ago

    Ayo bu Lode bikin tulisan terus tentang responsible tourism. Juga temen yang lain. Barangkali penguasa kebijakan pariwisata belum paham betul apa dan bagaimana itu responsible tourism. Untuk Bali, it’s a way to go…

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Warisan Kuliner dan Talenta Lokal dalam Ubud Food Festival 2025

Warisan Kuliner dan Talenta Lokal dalam Ubud Food Festival 2025

20 May 2025
Melihat Hukum dari Lubang Toilet

Melihat Hukum dari Lubang Toilet

19 May 2025
[Ilustrasi] Wacana Bali Mandiri Energi Bersih

[Ilustrasi] Wacana Bali Mandiri Energi Bersih

18 May 2025
Kampanye 2 Anak Dihentikan, Ini Instruksi KB Krama Bali

Kampanye 2 Anak Dihentikan, Ini Instruksi KB Krama Bali

17 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia