• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Thursday, June 12, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Coconightman dan “Sarirasa”: Tiga Pemuda Bicara tentang Luka itu Nakal

Saylow by Saylow
6 June 2025
in Kabar Baru, Musik
0 0
0

Di tengah riuh rendah dunia musik digital yang penuh gempita suara elektronik dan tren instan, sesekali kita butuh berhenti. Menepi. Mendengarkan sesuatu yang sederhana, jujur, dan terasa manusiawi. Dan di sanalah Coconightman datang membawa satu lagi suara dari hati yang tak menuntut untuk dimenangkan, hanya ingin didengar.

Lewat rilisan terbaru mereka bertajuk “Sarirasa”, trio asal Kuta Utara, Bali ini kembali ke akar—ke tempat di mana musik bukan soal kemegahan produksi, tapi tentang menyampaikan perasaan yang jujur dalam bentuk paling sederhana. Lagu ini terasa seperti surat pribadi yang tak dikirim, 

Cinta, Cincin, dan Tahta

Lagu dibuka dengan larik pendek namun berat:
Kalo bicara soal cinta, cinta cincin dan tahta.

Ini bukan sembarang kata. Dalam budaya masyarakat Indonesia, terutama di usia matang, cinta seringkali dikaitkan dengan kewajiban menikah, simbol sosial, dan status. Coconightman menggugat itu secara halus. Bukan dalam bentuk kemarahan, tapi perenungan.

“Jujur aja, aku bikin lagu ini kurang dari 10 menit,” ujar Ucup, vokalis dan penulis lagu, dengan santai. Tapi justru di situlah letak keajaiban “Sarirasa”: kesederhanaannya adalah kekuatannya. Namun diam-diam diperdengarkan kepada siapa pun yang pernah diam-diam menyimpan luka.

Mati Suri yang Melahirkan Napas Baru

Setahun lebih tanpa rilisan, band yang digawangi oleh Ucup (gitar, ukulele, vokal), Rian (gitar, vokal), dan Rama (perkusi) ini mengaku tengah “mati suri”. Namun bukannya menghilang, masa hening itu justru menjadi tempat tumbuhnya karya paling reflektif mereka.

“Pengen kaya dulu lagi, kangen nakal lagi… tapi nakal yang dewasa,” kata Rian, menandakan bahwa band ini tengah memasuki fase baru: lebih matang, lebih sadar, tapi tidak kehilangan rasa bermain.

Luka yang Dirayakan, Bukan Ditangisi

Lirik-lirik seperti “Sendiri serasa hidup tak lagi berwarna” dan “Pura-pura tak merasa” adalah gambaran betapa sulitnya menjadi pria dalam budaya yang seringkali menuntut kepekaan dikubur dalam-dalam. Tapi Coconightman tak sekadar mengeluh. Mereka menutup lagu dengan harapan:

“Sebelum kita mati, sebelum kita membenci, bersihkan hati dan jadi baik.”

Ini bukan sekadar lagu. Ini semacam mantra harian untuk generasi yang lelah berpura-pura.

Dari EP ke Eksistensi

Coconightman bukan nama baru. Mereka memulai langkah dari album mini “Something Good” (2017), lalu menyusul dengan dua album penuh: “Mohon Doa Restu” (2020) yang nakal dan riang, serta “Menempuh Hidup

Menjadi Diri Sendiri, Sepenuhnya

Coconightman tidak pernah mengklaim ingin menjadi besar. Mereka hanya ingin jujur. Dan dalam dunia musik yang makin ramai suara tanpa makna, kejujuran seperti ini terdengar seperti oasis di padang riuh.

Selamat datang kembali, Coconightman. Lagu ini, Sarirasa, akan terus hidup di kepala yang lelah, dan hati yang mulai berani merasa lagi.

Baru” (2021) yang lebih dewasa dalam aransemen. Single seperti “Lelaki”, “Doa”, dan “Versi Baru” jadi bukti bahwa perjalanan mereka bukan sekadar pelarian dari musik arus utama, tapi pencarian jati diri yang terus berkembang. Kini, mereka sedang bersiap dengan EP kedua, berisi lima lagu baru dan dua aransemen ulang. Bila “Sarirasa” menjadi jembatan ke sana, maka kita bisa berharap EP itu menjadi rumah dari perenungan panjang mereka selama ini.

Selamat Datang, Sarirasa

Stream “Sarirasa” di:
Spotify: https://tr.ee/qvv5qlUNVD
YouTube: https://www.youtube.com/@coconightmanofficial
TikTok: https://www.tiktok.com/@coconightmanofficial

Sarisara credit.
Song writer: @petani_hati
Arranger: @riansyahrazali
Bass: @_layang12
Cello: @wilodaily
Mixing & Mastering: @denol_
Artwork: @ramaasmy
Video: @angelaisdee
Publisher: @demajorsrecs

Follow:
IG: @coconightman
Merch: @tokopakhajisantoso
Kontak Pers & Booking: 0812 1753 0949 (Febri)


Lirik : “Sarirasa”


Kalo bicara soal cinta
Cinta cincin dan tahta

Kalo bicara soal rindu
Rindu rintangan yang syahdu
Tlah lama tanpa nya
Sendiri serasa hidup tak
Lagi berwarna

Kalo bicara soal luka
Luka lika liku rasa
Jika bicara soal hati
Hati harapan tak benci

Betapa sukar nya
Jadi seorang  pria
Pura pura tak merasa

Reff

Andai aku bisa
Mengambil hikmahnya
rasa kan semua rasa
Yang ada
Sebelum kita mati
Sebelum kita membenci
Bersihkan hati
Dan jadi baik

Tak pandai bicara
Terlihat bahagia
Memendam luka lara

slot gacor slot gacor sangkarbet slot gacor
Tags: musisi balisarirasaSemetonSkena
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Saylow

Saylow

Saylow, putra asli Karangasem tepatnya Dusun Tanahampo. Berlatar belakang ilmu teknologi informasi dan desain, memilih managemen seni dan pertunjukan sebagai jawaban atas kebutuhan kesehatan mental dan menyandarkan kepulan asap dapur dengan melakukan usaha dagang parcel buah rumahan.

Related Posts

TuneBridge Lepas Video Klip “Memory Core”

TuneBridge Lepas Video Klip “Memory Core”

8 June 2025
Astera dan Shaumil Iris Bevy Hadirkan Versi Sped Up “Love Song”

Astera dan Shaumil Iris Bevy Hadirkan Versi Sped Up “Love Song”

3 September 2024
Soul dan Kith Bertransformasi dengan EP “A Journey Unseen”.

Soul dan Kith Bertransformasi dengan EP “A Journey Unseen”.

9 June 2024
Galiju Akan Meluncurkan “Resonant” dalam rilisan fisik

Galiju Akan Meluncurkan “Resonant” dalam rilisan fisik

22 May 2024
Memadukan Gender dan Jegog,  Kadapat Tampil di Dua Pusat Kebudayaan Modern di Eropa

Memadukan Gender dan Jegog,  Kadapat Tampil di Dua Pusat Kebudayaan Modern di Eropa

3 May 2024
Astera: Coming of Age Musik Pop Rock Alternatif Bali

Astera: Coming of Age Musik Pop Rock Alternatif Bali

31 January 2024
Next Post
The Waves Upon a Trance

The Waves Upon a Trance

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Temu Teknologi di Serangan

Temu Teknologi di Serangan

12 June 2025
Gumi Serombotan: Industri Kain Tradisional Melaju, Anak Mudanya Berlayar

Gumi Serombotan: Industri Kain Tradisional Melaju, Anak Mudanya Berlayar

12 June 2025
Kesehatan Gigi dan Mulut Belum Inklusif, Anak Disabilitas Sulit Mengakses

Kesehatan Gigi dan Mulut Belum Inklusif, Anak Disabilitas Sulit Mengakses

11 June 2025
Merespons Minimnya Ruang Seni Publik di Gianyar

Merespons Minimnya Ruang Seni Publik di Gianyar

10 June 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia