• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Wednesday, November 29, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Esai

Cerita-cerita tentang Sperma dalam Adi Parwa Jawa Kuna

IGA Darma Putra by IGA Darma Putra
15 September 2020
in Esai
0 0
0

Kama merupakan istilah untuk menyebut sperma dan ovum. Keduanya dibedakan berdasarkan warna.

Kama Petak atau Putih adalah sebutan untuk sperma, sedangkan Kama Bang untuk ovum. Jika kita terus menelusuri Kama dalam berbagai sumber shastra, kita akan terkejut sendiri karena menemukan banyak sumber membicarakan Kama.

Kama dalam sumber-sumber itu kebanyakan adalah nama Dewa, tapi tidak kalah banyaknya yang dimaksudkan berupa sperma dan ovum. Kali ini kita akan menelusuri sumber pustaka berjudul Adi Parwa dan mencari cerita tentang Kama sebagai sperma.

Basuparicara adalah nama seorang raja dari kerajaan Cedi. Dahulu ia melakukan tapa sehingga berhasil dan diberikan anugerah oleh Dewa Indra agar bisa berbicara dengan binatang [wruheng sabdha yasaning sarwa satwa].

Nama permaisurinya adalah sang Girika. Suatu Ketika, raja Basuparicara pergi berburu. Di tengah perburuan, ia melihat bunga-bunga bermekaran. Tiba-tiba ia teringat pada istrinya dan ereksi. Ereksi dalam bahasa Jawa Kuna disebut urdhwareta. Maka muncullah Kamanya dan ditampung dengan sehelai daun. Karena sang Raja paham bahasa binatang, seekor elang bernama Syena dipanggil dan disuruh membawa spermanya dan menyerahkannya kepada Girika.

Nama lain sperma adalah reta. Di tengah perjalanan, elang lain melihat Syena membawa sesuatu. Mereka mengira Syena membawa daging, lalu diperebutkan sampai daun pembungkusnya koyak. Sperma tadi jatuh di sungai suci Yamuna dan dimakan oleh seekor ikan penjelmaan Bidadari yang dikutuk. Ikan itu bunting.

Sperma yang mengalami berbagai macam peristiwa ternyata masih bisa bertahan dan bahkan membuahi seekor ikan jelmaan Bidadari. Sungguh sperma yang teramat hebat. Karena kehebatannya, sperma tadi disebut diwyareta. Artinya, sperma yang luar biasa. Dari sperma yang luar biasa itu lahirlah dua orang anak laki perempuan, yang laki bernama Matsyapati sedangkan yang perempuan bernama Durgandhini. Itulah kehebatan sperma seseorang sekaliber raja Basuparicara.

Sperma Bhagawan Wrehaspati beda lagi. Bhagawan Wrehaspati punya saudara tua bernama Utathya. Utathya punya istri Namanya Mamata. Utathya meninggal saat Mamata hamil. Agar mendapat perlindungan, Mamata tinggal bersama Wrehaspati. Bhagawan Wrehaspati tetaplah seorang lelaki yang tak bisa menahan nafsu, maka Mamata yang sedang hamil disetubuhi. Sperma Bhagawan Wrehaspati masuk ke dalam rahim Mamata, memaksa agar memperoleh tempat di dalamnya.

Janin yang dikandung Mamata juga bukan janin sembarangan. Janin hasil hubungan dengan Utathya merasa terdesak oleh sperma sang Bhagawan. Lalu sperma itu ditolak oleh janin di dalam kandungan Mamata. Sperma itu keluar dari rahim Mamata, dan menjelma menjadi manusia bernama Bharadwaja. Sedangkan janin tadi lalu lahir buta, dan diberi nama Dirghatama.

Bharadwaja juga punya cerita khusus tentang sperma. Sperma Bhagawan Bharadwaja keluar karena tidak bisa ditahan setelah melihat bidadari bernama Ghretawira bermain-main di tempatnya bertapa. Setiup angin yang entah datang dari mana, tiba-tiba menyingkap kain sang bidadari. Kejadian itu dilihat oleh sang Bhagawan sehingga hasratnya tidak tertahan lagi. Sperma yang keluar lalu ditampung dalam tempat air. Dari tempat air itu lahir anak bernama Drona. Drona inilah yang nantinya menjadi guru para ksatria bangsa Bharata.

Ada lagi cerita sperma yang lain. Sperma seorang brahmana bernama Saradwan keluar tanpa dipaksa saat melihat bidadari bernama Janapadi mandi di telaga. Bukan tanpa sebab bidadari Janapadi mandi di telaga itu. Tidak lain, kejadian itu adalah rencana Dewa Indra.

Dewa Indra merasa khawatir dengan tapa yang sedang dilakukan oleh Saradwan. Barangkali tapa Saradwan sangat hebat, sehingga Indra takut surga hendak direbut oleh Saradwan. Untuk menggagalkan tapanya, diutuslah Janapadi. Rencana itu berhasil menggagalkan tapa Saradwan.

Sperma Saradwan yang terlanjur keluar, meleleh di pahanya sendiri. Saradwan dikenal sebagai pemanah yang dilahirkan bersama dengan panah-panahnya. Dengan busur panahnya sendiri, ia menyeka sperma yang meleleh di pahanya. Konon karena saking luar biasanya itu sperma, membuat busurnya mengandung. Dari kandungan busur itu lahir dua orang manusia, laki dan perempuan. Yang laki bernama Krepa, sedangkan yang perempuan bernama Krepi. Krepa juga dinobatkan menjadi guru di kerajaan Hastina, sedangkan Krepi menikah dengan Drona.

Demikian beberapa cerita tentang sperma di dalam Adi Parwa berbahasa Jawa Kuna. Selain cerita menyangkut sperma, ada beberapa cerita lagi menyangkut hubungan seksual. Cerita-cerita itu patut dibaca-baca agar kita tahu, apa dan bagaimana pandangan dunia saat itu melihat manusia sebagai makhluk luar biasa.

Tags: adi parwa jawa kunacerita tentang sperma
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis. Tinggal di Bangli.

Related Posts

No Content Available
Next Post
Penutupan MFW 6 Beda Suasana Semangat tetap Sama

Penutupan MFW 6 Beda Suasana Semangat tetap Sama

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Suka Duka Queer di Bali

Mengenal Ruang Aman QLC Bali

29 November 2023
Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
Begini Lho Cara Menjelajah Nusa Penida dengan Cara Berbeda

Sekolah Perempuan oleh Bali Sruti

26 November 2023
Difabel, Pandemi, dan Perjuangan Inklusi

Kampanye Hak Alat Bantu Disabilitas

25 November 2023
Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

24 November 2023

Kabar Terbaru

Suka Duka Queer di Bali

Mengenal Ruang Aman QLC Bali

29 November 2023
Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
Begini Lho Cara Menjelajah Nusa Penida dengan Cara Berbeda

Sekolah Perempuan oleh Bali Sruti

26 November 2023
Difabel, Pandemi, dan Perjuangan Inklusi

Kampanye Hak Alat Bantu Disabilitas

25 November 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In