• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Sunday, May 28, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Cara Pasar Seni Guwang Bersaing di Tengah Gempuran Supermarket Oleh-oleh

Kadek Sri Marhaeni by Kadek Sri Marhaeni
15 March 2023
in Kabar Baru, Travel
0 0
0
Suasana Pasar Seni Guwang dikunjungi oleh ragam pembeli wisatawan dari Bali maupun dari luar Bali

Oleh Astrid dan Sri

Pasar Seni Guwang tetap mengusung konsep tradisional di tengah arus modernisasi suoermarket oleh-oleh dan pasar modern yang terus mengepung.

Jam menunjukkan pukul 09.00 WITA, beberapa bus mulai berdatangan memasuki areal parkir Pasar Seni Guwang. Bus-bus tersebut mengantar para wisatawan domestik dan manca negara. Para pedagang telah usai menyiapkan barang dagangannya dan siap untuk berjualan.

Pasar Seni Guwang merupakan salah satu pasar suvenir yang paling dituju oleh wisatawan manca negara maupun wisatawan domestik. Pasar seni tradisional ini menjual berbagai oleh-oleh khas Bali diantaranya pakaian, lukisan, patung kayu, aksesoris-aksesoris pakaian seperti kalung, gelang, topi dan souvenir, atau kerajinan tangan khas Bali lainnya.

Pasar yang terletak di Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar ini cukup dekat dari pusat Kota Denpasar, hanya dibutuhkan waktu kurang lebih 35 menit berkendara dari Kota Denpasar. Selain Pasar Seni Guwang, di Kecamatan Sukawati juga terdapat Pasar Seni Sukawati. Lokasinya berdekatan, jarak keduanya sekitar 1,2 km, menawarkan berbagai jenis barang yang hampir sama, namun Pasar Seni Guwang memiliki area yang lebih terbuka dan masih menjaga kesan tradisionalnya.

Pasar Seni ini diresmikan pada tanggal 27 November 2001 oleh Gubernur Bali, kemudian difungsikan pada tahun 2002, hingga saat ini terdapat kurang lebih 700 kios pedagang yang dibagi menjadi Blok A, Blok B dan Blok C. Kepala Pasar I Ketut Buda mengatakan proses persyaratan untuk menjadi pedagang di Pasar Seni Guwang tidaklah susah, tidak ada syarat khusus untuk pedagang yang ingin berjualan di sana. Hanya saja harus dapat mengikuti tata tertib pasar dan arahan dari pengelola pasar.

Salah satu pedagang pakaian di Pasar Seni Guwang menggunakan tas belanja kain sebagai tas belanja untuk mengurangi kantong plastik.

Seiring perkembangan zaman, eksistensi pasar seni mulai memudar di tengah persaingan pasar modern dan fenomena belanja online. Maraknya pasar modern seperti mall, supermarket, online shop menjadi saingan terbesar pasar tradisional. Pada awalnya persaingan ini cukup berat bagi Pasar Seni Guwang, namun lambat laun mereka mulai terbiasa dengan keadaan, karena masih saja ada wisatawan yang mau berkunjung dan berbelanja untuk kebutuhan oleh-oleh, apalagi yang senang dengan kegiatan tawar menawar, sehingga tidak akan bisa meninggalkan pasar seni tradisonal seperti Pasar Seni Guwang ini.

Kepala Pasar Seni Guwang, I Ketut Buda menjelaskan daya tarik yang dimiliki oleh Pasar Seni Guwang sehingga dapat bertahan di era gempuran pasar oleh-oleh modern yakni tata kelola bangunannya. Saat Pasar Seni lain berlomba-lomba membuat bangunan bertingkat, Pasar Seni Guwang memilih mempertahankan tata kelola ruang sederhana. Menurutnya bangunan khas tradisional ini menjadi daya tarik tersendiri untuk pengunjung yang datang. “Pasar Seni Guwang mempertahankan bangunan pasar tradisional agar tetap memiliki nilai plus di tengah maraknya pasar modern,” ujarnya.

Selain itu, pada ulang tahunnya yang ke-21 tahun yang jatuh pada Minggu, 27 Novermber 2022 lalu. Pasar Seni mem-branding diri menjadi Pasar Seni Bebas Plastik Sekali Pakai di Bali. “Kebijakan ini tentu mendapatkan respon positif dari stakeholders terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Gianyar yang sangat mengapresiasi kebijakan tersebut. Ini juga salah satu bentuk terobosan dalam memperkuat citra pasar, apalagi di era setelah pandemi dan era pasar online,” kata I Ketut Buda.

Menurut salah satu pedagang yang telah berjualan di sana sejak 2001, kebijakan minim plastik ini sangat bagus untuk mengurangi sampah plastik. Ia juga menyampaikan merasa senang berjualan di Pasar Seni Guwang karena pengunjungnya lumayan ramai.

Hal serupa pun disampaikan oleh seorang pengunjung yang kami temui. Ia mengatakan sangat senang bisa berkunjung ke Pasar Seni Guwang karena bisa bertransaksi secara tawar-menawar, sehingga menurutnya harga yang di dapat bisa lebih terjangkau.

Hingga saat ini Pengelola Pasar Seni Guwang terus berusaha untuk berbenah agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada wisatawan yang berkunjung.

Tags: KJW Desa Guwangpasar minim plastikpasar oleh-oleh balipasar seni guwangpasar seni tradisional
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Kadek Sri Marhaeni

Kadek Sri Marhaeni

Related Posts

Melihat Perkembangan Seni Ukir Desa Guwang

Sosok Pengrajin Seni Ukir Desa Guwang

16 March 2023
Tradisi Mepeed di Desa Adat Guwang

Tradisi Mepeed di Desa Adat Guwang

9 March 2023
Sejarah dan Eksplorasi Hidden Canyon Guwang

Sejarah dan Eksplorasi Hidden Canyon Guwang

3 March 2023
Sumber Air Alami Jadi Penghasilan Desa Adat Guwang

Sumber Air Alami Jadi Penghasilan Desa Adat Guwang

2 March 2023
Next Post
Melihat Perkembangan Seni Ukir Desa Guwang

Sosok Pengrajin Seni Ukir Desa Guwang

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
rambut sedana

Batu Rambut Sedana, Batu Mulia untuk Para Pengusaha

21 February 2021
Trik Memilih Lokasi Duduk di Dalam Bus yang Paling Oke

Trik Memilih Lokasi Duduk di Dalam Bus yang Paling Oke

26 April 2018
Kisah Babad dalam Sejarah Bali

Kisah Babad dalam Sejarah Bali

9 April 2012
Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

27 May 2023
Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

26 May 2023
Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

25 May 2023
Mencegah Pariwisata Jadi Anak Durhaka

Pekerjaan Masa Depan di Bali dan Persaingannya dengan Eskpatriat

24 May 2023
“Proyek Mengeringkan Air” Ketut Putrayasa

“Proyek Mengeringkan Air” Ketut Putrayasa

23 May 2023

Kabar Terbaru

Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

27 May 2023
Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

26 May 2023
Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

25 May 2023
Mencegah Pariwisata Jadi Anak Durhaka

Pekerjaan Masa Depan di Bali dan Persaingannya dengan Eskpatriat

24 May 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In