• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Wednesday, May 21, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Budaya

Tradisi Mepeed di Desa Adat Guwang

Made Nandito by Made Nandito
9 March 2023
in Budaya, Video
0 0
0

Ada yang berbeda dengan tradisi Mapeed sebelum dan setelah pandemi Covid-19 di Desa Guwang, Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Tradisi Mepeed adalah sebuah tradisi yang telah berkembang luas pada masyarakat Bali. Walau namanya sama, bisa jadi prosesi dan pakaiannya berbeda. Hingga saat ini tradisi Mepeed masih terus dilaksanakan, salah satunya di Desa Guwang.

Tradisi Mepeed di Desa Guwang biasanya dilakukan di Pura Kahyangan Tiga tatkala ada kegiatan pujawali seperti hari raya Kuningan atau piodalan pura. Pengayah  Bendesa Adat Guwang yang telah menjabat selama 5 tahun menyampaikan Peed sudah dilaksanakan di Guwang  hampir lebih dari 50 tahun.

Tradisi Mepeed ini berkembang karena kebiasaan hingga menjadi sebuah tradisi yang awalnya timbul karena sebuah kesepakatan yang dilaksanakan awig-awig. Perkembangan globalisasi yang semakin cepat bisa membuat terjadinya asimilasi budaya yang mana merupakan pencampuran dua atau lebih kebudayaan yang berbeda yang saling mepengaruhi yang pada akhirnya akan menghilangkan ciri khas budaya aslinya dan menghasilkan kebudayaan baru. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan bagi kita semua.

Namun hal tersebut tak mempengaruhi tradisi yang satu ini, yaitu Mepeed. Meskipun arus globalisasi yang cepat tak membuat tradisi ini tergerus, justru sekarang ini tradisi Mepeed menjadi semakin maju dengan busana atau pakaian yang digunakan sedikit dimodifikasi tanpa menghilangkan maknanya.

Karena pandemi Covid-19 yang melanda 4 tahun lalu membuat penyelenggaraan tradisi Mepeed ditunda sehingga pada saat hari raya Kuningan maupun piodalan di pura-pura tidak diiringi dengan peed. Hingga pada bulan November 2021, Mepeed kembali dilangsungkan namun dengan tampilan atribut yang lebih sederhana.

Dikarenakan kondisi finansial/keuangan yang masih kurang membuat pelaksanaan tradisi Mepeed lebih disederhanakan, yaitu dengan mengenakan kebaya putih-kuning namun dengan gaya rambut seperti Mepeed pada umumnya. Pada saat itu, pengayah Bendesa Adat Guwang menyampaikan kepada banjar pengamong atau banjar yang mendapat giliran Mepeed. Jikalau ada peed  barangkali bisa dibuat lebih  sederhana, ini kan itu intinya jangan terlalu glamor, seperti misalnya dengan tetap mebebed  putih-kuning. Demikian yang saya dengar di banjar.

Namun hal ini disalahartikan, hingga dipakailah kebaya. “Yang saya inginkan adalah peed tetap  sederhana  dengan tetap pakaian mebebed  dan sedikit berhias. Saya tidak melarang mereka menggunakan payas agung atau sesuai kemampuan keuangan/finansial masing-masing keluarga,” Kata Bendesa Adat Guwang, I Ketut Karben Wardana pada Minggu, 26 Februari pada saat diwawancarai di Kantor Desa Adat Guwang.

Lain halnya jika seseorang memiliki sesangi maka diperkenankan untuk mengenakan busana seperti sebelumnya yaitu dengan mebebed (kain dililit sampai dada) namun tetap mengikuti aturan dengan warna putih-kuning. “Rencananya saya akan kembali kepada tradisi mepeed yang sebelumnya dengan busana kain mebebed dan memakai kancut.” tambahnya.

Video dari arsip berbagai sumber.

Lintasan Mepeed ini jika dilaksankan di Pura Dalem maka akan berjalan lurus ke arah barat kemudian belok kanan di patung Garuda menuju Pura Cengcengan. Begitu pula sebaliknya jika dilaksanakan di Pura Desa maka lintasannya pun sama karena lokasi pura yang berdampingan atau satu arah. Mepeed di Guwang bagian dari nuur tirta atau menyucikan sumber air.

“Sebuah tradisi sebetulnya tidak boleh membebankan kalau sebuah tradisi membebankan itu namanya bukan tradisi namun sebuah pemaksaan.” lanjut Bendesa.

Beliau berharap tradisi Mepeed ini agar bisa terus berkembang  yang dimulai dari anak-anak hingga orang-orang dewasa agar tetap bisa lestari. Karena kondisi perekonomian sekarang ini sudah mulai membaik, unsur yang paling penting yaitu tulus ikhlas ngayah bukan hanya sekadar untuk gaya-gayaan.

Pakaian atau busana Mepeed yang sudah mulai mengarah ke fashion seperti sekarang ini, di samping mau bergaya juga harus tetap ingat untuk ngayah agar tradisi ini lestari sehingga peed yang ada di Desa Guwang tetap Lestari dan tidak tergerus oleh zaman yang terus berkembang.

Tags: KJW Desa GuwangMapeedtradisi bali
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Made Nandito

Made Nandito

Related Posts

Melihat Perkembangan Seni Ukir Desa Guwang

Sosok Pengrajin Seni Ukir Desa Guwang

16 March 2023
Cara Pasar Seni Guwang Bertahan di Tengah Gempuran Pasar Modern

Cara Pasar Seni Guwang Bersaing di Tengah Gempuran Supermarket Oleh-oleh

15 March 2023
Sejarah dan Eksplorasi Hidden Canyon Guwang

Sejarah dan Eksplorasi Hidden Canyon Guwang

3 March 2023
Sumber Air Alami Jadi Penghasilan Desa Adat Guwang

Sumber Air Alami Jadi Penghasilan Desa Adat Guwang

2 March 2023
[Foto] Tradisi Ciuman Sesudah Nyepi

Pangiwan: Ilmu Kiri

27 January 2022
Next Post
Mereka yang Berjuang di Balik Pemilu

Literasi Digital Jelang Pemilu

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

21 May 2025
Menghidupkan Jaje Sengait, Melestarikan Pohon Aren Pedawa

Menghidupkan Jaje Sengait, Melestarikan Pohon Aren Pedawa

21 May 2025
Warisan Kuliner dan Talenta Lokal dalam Ubud Food Festival 2025

Warisan Kuliner dan Talenta Lokal dalam Ubud Food Festival 2025

20 May 2025
Melihat Hukum dari Lubang Toilet

Melihat Hukum dari Lubang Toilet

19 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia