Oleh Mada dan Jyoti
Hidden Canyon Beji Guwang, siapa sih yang tidak asing dengan tempat wisata ini? Objek wisata yang berlokasi di Guwang, Sukawati ini dilatarbelakangi dengan lembah yang sempit dan dalam. Lembah ini terbentuk dari erupsi gunung Batur pada 29 ribu tahun lalu. Jejak lapisan material erupsi Gunung Batur masih terlihat di tebingnya. Bahkan sudah ada buku hasil penelitian ahli geologi mengkonfirmasi jejak erupsi ini.
Hidden Canyon ini dibagi menjadi 3 track yang jika ditotal panjangnya dapat mencapai lebih dari 2 km dengan estimasi perjalanan 2 jam perjalanan. Selain tempatnya yang unik dan menarik, Hidden Canyon ini juga memiliki sejarah yang cukup mengejutkan. Ada juga track pendek kurang dari 1 km. Perjalanan dimulai dari Pura Beji Guwang, turun ke sungai, menelusuri tebing yang indah. Bahkan ada jaquzi alami di tebingnya. Kemudian jelang finish, naik ke arah jalur persawahan yang membentang indah. Petualangan yang lengkap dan dekat dari Kota Denpasar.
Sebelum terkenal dengan nama Hidden Canyon atau lemba tersembunyi, warga setempat mengenal kawasan ini sebagai Pura Beji Guwang. Sampai akhirnya terkenal jadi Hidden Canyon, wisata petualangan. Pura Beji Guwang ini dulunya dikenal dengan tempat yang “tenget” atau bahasa umumnya angker. Terdapat batu yang besar atau dikenal dengan Batu Keled artinya batu yang sempit.
Batu ini adalah pemisah antara Pura dengan ngarai (Canyon), sedikit orang berani melewati batu tersebut. “Tidak banyak orang berani masuk ke sana karena tempatnya memang sangat tertutup batu dan sulit dilalui,” ujar I Made Yoga Antara selaku manajer Hidden Canyon.
Namun pada 2015, Pura Beji didatangi oleh tamu dari Prancis yang bersikeras untuk menjelajahi atau mengeksplor isungai dan lembah. Kemudian ia mendokumentasikan penjelajahannya ini ke media sosial. Tepatnya Facebook dengan caption “Hidden Canyon”. Banyak orang pun menjadi mulai tertarik untuk menjelajahi isi canyon tersebut. Akhirnya Hidden Canyon pun dibuka dengan tidak resmi oleh warga.
Selama dibukanya Hidden Canyon (sebelum diresmikan), objek wisata ini hanya memanfaatkan tip/donasi dari pengunjung. Tour guide-nya pun hanya sekadar pemuda-pemuda yang bersukarela dan berminat untuk memandu pengunjung. Pada akhirnya tahun 2018, Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) memutuskan untuk mengelola Hidden Canyon ini secara profesional. Seperti menambahkan fasilitas, contohnya loker, toilet, handuk, dll.
Kita harus mengakui bahwa Hidden Canyon Guwang ini memiliki keindahan alam yang sangat sangat memanjakan mata. Namun, untuk memperoleh tempat yang indah dan asri tentu tidak mudah. Setiap paginya sejumlah kegiatan konservasi dilaksanakan oleh pegawai-pegawai Hidden Canyon tepat sebelum Hidden Canyon dibuka, misalnya membersihkan sungai dan lembah. Selain itu mereka juga memeriksa ketinggian air setiap hari terutama saat musim hujan demi keselamatan pengunjung. Sebelum datang, silakan cek update informasi di akun IG @hiddencanyonbejiguwangofficial
https://www.instagram.com/hiddencanyonbejiguwangofficial/
Untuk tiket mulai 2023, bagi WNA harga tiketnya bernilai sekitar Rp 240 ribu rupiah per orang. Namun, untuk WNI harganya Rp 180 ribu rupiah per orang. Tiket ini sudah termasuk lokal guide, loker, handuk, dan voucher makan siang. Jumlah pengunjung bisa mencapai 50 orang saat musim ramai.