• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Monday, November 10, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Banyak Jalan Membangun Kebersamaan

Anton Muhajir by Anton Muhajir
29 September 2011
in Kabar Baru, Travel
0 0
0

Setelah treking sekitar 2,5 jam, kami harus memasak bersama.

Sebagian besar bahan masakan tersebut kami peroleh selama perjalanan treking sebelumnya. Jalur treking tersebut memang melewati kebun kopi, cabai, tomat, nanas, jagung, dan bahan memasak lainnya.

Jalur ini berada di Desa Landih, Kecamatan Kintamani, Bangli, salah satu kawasan terdingin di Bali selain kawasan Bedugul, Tabanan. Berada di ketinggian, lokasi ini juga menawarkan tantangan tersendiri bagi penikmat treking dengan lansekap naik turun.

Karena itu, dia pas sebagai tempat untuk melatih kekompakan dan kebersamaan. Saya dan sekitar 23 staf lain VECO Indonesia, tempat saya bekerja paruh waktu, mengikuti kegiatan kantor Kamis-Jumat lalu. Selain untuk rapat tahunan kantor, kegiatan ini juga sekaligus team building.

Salah satu cara membangun kekompakan tim memang dengan cara satu tim dengan tim lain. Itulah strategi panitia kepada kami. Kami dibagi tiga di mana masing-masing tim mendapat tantangan berbeda.

Tantangan pertama adalah menemukan peralatan perjalanan kami yang dimasukkan tas. Kami harus mencari tas ini di antara rimbun pohon kopi kintamani. Karena kebunnya sekitar 100 are, maka tantangan ini lumayan susah juga. Kami perlu waktu sekitar 30 menit untuk bisa menemukan tas ini.

Di dalamnya ada soal yang harus kami jawab bersama. Karena kegiatan ini team building kantor, maka pertanyaannya pun seputar program dan kantor. Seru juga sih. Ternyata ada juga beberapa hal yang saya malah baru tahu.

Usai menemukan tas dan menjawab 10 pertanyaan soal itu, kami kembali menelusuri kebun-kebun di sekitar Landih Ashram, tempat kami menginap di Desa Kandih ini. Tapi, tak hanya menyusuri jalan setapak, selama perjalanan juga kami harus menjawab tantangan kedua, mencari bahan masakan.

Jenis masakan ini sudah dibagikan menjelang kami berangkat dari penginapan pada pukul 07.30 Wita. Tiap tim memasak menu berbeda. Tim kami memasak antara lain sayur labu siam, perkedel jagung, telur sambal, dan nanas sebagai penutup. Dan, kami harus mencari bahan-bahan ini sendiri.

Maka, sepanjang jalan itu kami harus mencari semua bahan tersebut. Cabai, tomat, jagung, labu siam, dan semua bahan itu harus kami cari sendiri. Untungnya sih cari bahannya di kebun milik pengelola penginapan, bukan kebun orang lain. 🙂

45 Derajat
Agar usaha pencarian bumbu ini berhasil, maka seluruh anggota tim harus bekerja sama.

Kerja sama ini pun harus dilakukan selama perjalanan treking. Kami tak hanya melewati jalan berkelok relatif datar di antara rindangnya pepohonan tapi juga menuruni tebing dan menaiki bukit di sekitar penginapan.

Bagian naik turun tebing ini, menurut saya, jadi perjalanan paling menantang. Sebab, tebing yang harus dituruni ini lumayan curam. Kemiringannya sampai sekitar 45 derajat dengan jalan setapak berkelok-kelok.

Begitu sampai turun, di dasar tebing, kami masih harus menyusuri kebun singkong, hutan jati, dan bagian akhir, NAIK TEBING!

Panitia tega benar. Setelah perjalanan melelahkan menuruni tebing yang curam itu, ternyata sekarang kami harus menaiki tebing yang tadi kami turuni meski jalannya berbeda. Dengan tenaga tersisa, kami harus melewati jalan ini selama sekitar 30 menit.

Tapi, begitu sampai di atas, puasnya memang tak terkatakan. Senang bisa melewati sekitar 2,5 jam perjalanan tersebut.

Rebutan
Perjalanan sudah selesai. Tapi, kegiatan belum usai. Tantangan selanjutnya adalah memasak dalam tim sesuai daftar yang sudah dibagikan.

Menurut saya, ini bagian paling seru. Sebab, kami benar-benar harus bekerja dalam tim agar bisa menyelesaikan masakan dalam waktu terbatas, sekitar 1,5 jam. Padahal sarana yang tersedia juga terbatas.

Panitia menyediakan kompor tungku. Kami harus memasak dengan kayu. Bahan-bahan yang tak bisa kami dapatkan, misalnya telur, minyak goreng, dan garam, memang disediakan, tapi terbatas.

Kami juga harus membagi peran antar-anggota tim agar bisa menyelesaikan tantangan masak ini. Empat laki-laki bekerja bersama dua perempuan untuk memasak ini. Ada teman spesialis menyalakan dan menjaga api. Ada spesialis nyuci peralatan. Ada juga spesialis ngulek bumbu. Seru.

Dengan kerja sama, masakan pun siap sebelum waktunya. Padahal dua tim lain masih sibuk memasak. Salah satu masakan favorit kami adalah perkedel jagung. Tak hanya kami, anggota tim lain juga sepertinya pada ngiler. Buktinya bergantian mereka datang ke tempat kami dan rebutan perkedel. Hehe..

Saat jam makan siang tiba, semua masakan pun siap sedia. Juri independen dari juru masak di tempat penginapan menilai seluruh masakan. Dan, ternyata justru kelompok underdog, campuran dua bule Belanda, tiga orang Flores, dan satu orang Jawa, yang malah menang. Tak kami sangka.

Tapi, tak masalah. Ini bukan kegiatan mencari kalah menang. Hal terpenting kami semua bisa menikmati kebersamaan setelah melewati seluruh tantangan. Dan, itu amat menyenangkan.. [b]

Tags: BangliKintamaniTravel
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Anton Muhajir

Anton Muhajir

Jurnalis lepas, blogger, editor, dan nyambi tukang kompor. Menulis lepas di media arus utama ataupun media komunitas sambil sesekali terlibat dalam literasi media dan gerakan hak-hak digital.

Related Posts

Emas Hitam Kintamani: Anak Muda dan Masa Depan Pertanian

Emas Hitam Kintamani: Anak Muda dan Masa Depan Pertanian

10 June 2025
Menilik Hotel Ramah Lingkungan Mana Earthly Paradise

Menilik Hotel Ramah Lingkungan Mana Earthly Paradise

1 July 2021
3M, Terobosan Perangi Sampah Plastik Mengani

3M, Terobosan Perangi Sampah Plastik Mengani

9 April 2021
Petani Muda Mengani tetap Bergairah di Tengah Pandemi

Petani Muda Mengani tetap Bergairah di Tengah Pandemi

7 April 2021
Beginilah Uniknya Nyepi di Desa Kedisan

Beginilah Uniknya Nyepi di Desa Kedisan

16 March 2021
melukat di bali

Tempat Melukat untuk Menyambut Tahun Baru

25 December 2020
Next Post
Berahi Merah

Berahi Merah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

10 November 2025
Ratusan Titik di Bali Alami Bencana

Memetakan Lokasi Banjir dari Media Sosial

9 November 2025
Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

8 November 2025
Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

7 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia