• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Saturday, May 17, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Bali Diamond, Perempuan ODHA Bercahaya

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
23 July 2015
in Berita Utama, Sosial
0 0
0

bali-diamond-05-saling-menguatkan

Dari tangan perempuan-perempuan dengan HIV dan AIDS, lahirlah perhiasan bercahaya.

Nyaris tiap hari Yayasan Dua Hati menjadi bengkel kerajinan produksi Bali Diamond. Mereka memproduksi gelang dan kalung, dua aksesoris yang dijual sebagai dukungan bagi ODHA.

Seperti awal Juli lalu sekitar tiga perempuan berkumpul pagi hari untuk memulai membuat pesanan. Mereka mengeksplorasi bentuk-bentuk baru untuk kalung dan gelang. Salah satu perempuan membawa dua anaknya bekerja. Anak laki dan perempuan ini bermain sambil menemani ibunya.

Bengkel kerja ini hanya sebuah ruangan ukuran sekitar 40 meter persegi memanfaatkan ruang rapat lembaga swadaya masyarakat (LSM) penanggulangan AIDS di Bali yang dulunya bernama Yayasan Hatihati itu. Para pengerajin duduk lesehan merangkai serta mendiskusikan model apa yang paling disukai dan bagaimana mereka menggenjot hasil penjualan.

Setahunan ini, mereka membuat gelang dan kalung yang dirangkai dari manik-manik warna warni. Namun Bali Diamond membuka pintu jika ada peluang lain untuk produksi jenis atau model lain.

“Pilih bikin gelang monte Jepang ini karena kebetulan ada kawan yang bisa ngajarin dan spesialisasinya di sana. Semua orang bisa memasarkan,” kata Yurike Fernandus, perempuan 41 tahun yang sudah lebih 5 tahun terbuka dengan status dan kehidupannya ini.

Saat ini, produk Bali Diamond lebih banyak dititip ke teman yang punya butik dan pameran-pameran. Jualan online lewat web DuahatiBali.org lewat page artshop komunitas. “Ini semua kita belum pernah mengerjakan, selama diberi kepercayaan Tuhan kita bisa dan mampu kenapa tak terus maju?” seru Yoke, panggilannya optimis.

bali-diamond-06-bengkel-kerja

Membagi Beban Hidup
Soal optimisme ini tak pernah hilang dari rona wajah Yoke. Bisa dibilang saat ini, dialah perempuan yang paling aktif berkampanye pencegahan dan ikut mengadvokasi kasus-kasus diskriminasi pada ODHA tanpa harus bekerja di lembaga terkait HIV/AIDS. Misalnya jika ada anak-anak yang didiskriminasi oleh sekolah. Ia memiliki sejumlah cerita soal ini di Bali.

“Saya ingin membagi beban hidup dengan membuka status positif HIV,” katanya.

Virus ini ditularkan oleh suaminya yang tentara dan baru diketahui setelah meninggal. Anak bungsunya juga tertular HIV karena ketika hamil belum mengetahui statusnya. “Saya harus bertahan untuk ketiga anak laki-laki saya. Ini bukan kesalahan saya kenapa malu, kenapa menanggung beban sendiri?” tanyanya.

Kisah hidup Yoke dan anak ketiganya ini diadopsi jadi naskah film berjudul Nada untuk Asa. Semua penjualan tiket disumbangkan ke RS Saint Corolus oleh Keusukupan Agung Jakarta yang menjadi salah satu pemodal film yang dirilis Februari lalu.

Para pejabat TNI mengundang Yoke setelah melihat film ini karena melibatkan salah satu prajurit. Sampai kini, Yoke sendirian mengasuh tiga anak laki-lakinya dan baru saja merayakan Galungan di rumah mendiang suaminya.

Sebelum mengelola Bali Diamond, para perempuan positif HIV di Bali membuat pesanan gelang dengan nama 100 biji kebaikan. Mary Fisher, aktivis terkenal dari Amerika Serikat yang juga ODHA, mencari teman-teman yang positif. Saat itu Yoke Koordinator Provinsi Bali Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI). Mary yang berkampanye lwat gelang ini menginginkan legalitas seperti lembaga.

Lalu produksi atas nama Yayasan Dua Hati. Semua bahan dan modal pembuat gelang dikirim Mary termasuk melatih pengerajin selama 4 hari. Gelang 100 biji kebaikan ini tak boleh dijual bebas hanya berdasar pesanan yang dikelola Mary.

Setelah pesanan gelang berkurang, sementara para pengerajin kadung berkumpul, mereka ingin terus bekerja. Lahirlah gelang dan kalung jenis baru dengan merk dan nama kelompok Bali Diamond ini.

“Karena yang kerja perempuan semua saya merasa mereka seperti diamond yang harus dijaga,” ujar Yoke.

Monte-monte dari Jepang dirangkai model rempel dengan kombinasi warna. Ada yang hitam dan putih, putih biru, dan lainnya. Harga gelang dan kalung berkisar Rp 20-150 ribu sesuai jumlah bahan baku terpakai. Produksi tergantung kemampuan pengerajinnya. Yang aktif berproduksi, akan mendapat upah lebih banyak.

Namun kelompok pengerajin ini seperti sebuah kelompok dukungan sebaya. Saling membagi informasi tentang obat antiretroviral (ARV) yang harus dikonsumsi tiap hari untuk membatasi pertumbuhan virus, pendidikan anak-anak mereka, dan optimisme.

Salah satunya bisa terus berkarya dan bersaing melalui Bali Diamond yang juga bisa dilihat produknya di instagram melalui akun “Duahatibalishop”. Upaya untuk mengasah para berlian ini untuk tetap bercahaya. [b]

Tags: DenpasarHIV/AIDSKesehatanKomunitasODHASosial
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Kembalikan Sanur yang Dulu

Kembalikan Sanur yang Dulu

24 July 2024

Mau ke Mana Bali?

11 July 2024
Mengenal 4 F, Respon terhadap Stres dan Trauma

Mengenal 4 F, Respon terhadap Stres dan Trauma

4 June 2024
Tarif Parkir di Denpasar Naik, Apakah Pelayanannya Asyik?

Tarif Parkir di Denpasar Naik, Apakah Pelayanannya Asyik?

30 May 2024
Ketika Mall Mengubah Tata Kota

Ketika Mall Mengubah Tata Kota

15 May 2024
Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

23 October 2023
Next Post
Ribuan Layangan Hiasi Langit Bali

Machoisme Festival Layang-Layang di Bali

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

POV: Remaja Jompo Cek Kesehatan Gratis Menjelang Ulang Tahun

POV: Remaja Jompo Cek Kesehatan Gratis Menjelang Ulang Tahun

16 May 2025
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Penculikan Perempuan Berkedok Adat

Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Penculikan Perempuan Berkedok Adat

15 May 2025
Jumlah Perawat di Panti Jompo Masih Minim

Jumlah Perawat di Panti Jompo Masih Minim

14 May 2025
Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

13 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia