Komunitas seni Bai membuat gebrakan perdana sekaligus “unjuk kekuatan”.
Bali Art Society (BAS) akan menggelar Bali Art Fair 2013 pada 20 September 2013 hingga 5 Oktober 2013. Kegiatan diadakan di tiga venue, Tonyraka Art Gallery (Ubud), Maha Art Gallery dan Danes Art Veranda (Denpasar). Pameran besar ini merupakan gebrakan perdana pogram seni rupa BAS, dan sekaligus menjadi aksi “unjuk kekuatan” (show of force) BAS di hadapan publik seni rupa regional, nasional bahkan internasional.
Pameran Bali Art Fair 2013 bertajuk Bali On the Move (BOM) akan diikuti 132 perupa akan menghadirkan seni lukis, patung, seni grafis, fotografi, instalasi dan video art (new media). Para perupa senior yang telah mempunyai rekam jejak mumpuni akan berpameran bersama dengan para perupa muda, khususnya emerging artist.
Kurator pameran seni rupa Bali On the Move, Arif Bagus Prasetyo dan Wayan Jengki Sunarta telah menyeleksi sekitar 200 karya seni rupa. Event ini selain direspon para perupa secara individual, juga mendapat sambutan dari kelompok seni rupa seperti Kelompok pematung BIASA, Kelompok penggrafis muda B-Tjap dari Singaraja, kelompok katarupa dan komunitas art fotografi Lingkara.
Komite Pameran Seni Rupa Bali Art Fair 2013 memberi prioritas kepada kelompok agar publik kuas dapat mengetahui perkembangan seni rupa secara utuh dan menyeluruh.
Jauh hari sebelum menggelar Pameran Seni Rupa Bali On the Move, departemen penelitian dan pengembangan BAS telah melakukan penelitian, dengan mendatangi komunitas seni, studio para perupa dan studio Institut Seni Indonesia, Denpasar.
Melihat kenyataan obyektif di lapangan, ada setitik optimisme dari kalangan perupa yang berlatar belakang budaya agraris, penerus tradisi seni lukisan Bali yang bergerak mengeksplorasi pokok soal kehidupan Bali secara kekinian. Sedangkan para perupa yang berlatar belakang akademis mulai mencerap dan mengembangkan teknik seni lukis Bali dalam proses berkarya.
Melalui program diskusi yang digelar BAS setiap Jumat malam itu, diketahui bahwa khazanah seni rupa Bali bergerak ulang-alik. Simpul pemikiran itu yang mendasari event Bali Art Fair 2013 dengan mengangkat tajuk Bali On the Move.
Menurut perupa senior Made Wianta, event Bali Art Fair 2013 yang bertajuk Bali On the Move adalah momen yang berharga untuk mewujudkan kebersamaan, sekaligus melihat pencapaian kreatif perupa yang berkarya di Bali sekarang ini.
“Sudah saatnya Bali menyelenggarakan event seni rupa, yang terkait dengan perkembangan seni rupa dunia. Selama ini para perupa Bali secara individual sudah sering mengikuti event-event seni rupa dunia seperti Venice Biennale, namun sayangnya kita belum sanggup menyelenggarakan event seni rupa sekelas itu. Saatnya kita sekarang mulai menata dengan menyelenggarakan event seperti Bali On the Move, agar dunia tahu bahwa di Bali juga ada event seni rupa. Saya senang sekali anak-anak muda di BAS berinisiatif membuat event ini, yang dapat mewujudkan kebersamaan di kalangan seni rupa (art scene) dengan bekerjasama dengan pemangku kebijakan (stakeholder) seni di Bali,” ujar Wianta yang akan menghadirkan karya seni instalasi dalam pameran Bali On the Move.
Di samping pameran seni rupa, Bali Art Fair 2013 juga akan diisi dengan kegiatan diskusi seni rupa dan workshop. Diskusi seni rupa akan membahas persoalan mendasar yakni pembuatan karya seni rupa (art making) di Bali. Pengetahuan art making yang telah dipraktikkan para seniman dari masa ke masa, melahirkan keanekaragaman gagasan dan bentuk pencapaian Seni Rupa Bali seperti dalam lukisan gaya Batuan, gaya Kamasan, gaya Ubud, gaya Sanur, gaya Pengosekan, dan penerusnya.
Khazanah Seni Rupa Bali, sedari pra-modern hingga seni rupa kontemporer (contemporary art), menunjukkan bahwa Seni Rupa Bali bergerak, berkembang secara luas dan sinambung.
Potensi pembuatan karya seni (art making) ini menyadarkan kita betapa Bali mempunyai potensi baik dari sudut demografi seniman dan geo-budaya, bakal menjadi ruang subur untuk tumbuh dan mekarnya seni rupa global.
Workshop akan memberi pengetahuan mendasar bagi perupa dalam memperluas medan apresiasi seni rupa di ranah internet. Hendra W. Saputro, Direktur Bali Orange Communication, akan memberikan kiat-kiat andal untuk para perupa agar karya seni rupa dapat diapresiasi oleh public di jagad internet dan dari segi pengembangan bisnis untuk menjangkau art market yang lebih luas. [b]
Agenda “Bali Art Fair 2013: Bali on the Move”
1. Pembukaan Pameran : Jumat, 20 September 2013, pukul 19.00 Wita di Tonyraka Art Gallery, Jalan Raya Mas, Ubud.
2. Jadwal Pameran Seni Rupa : 20 September – 5 Oktober 2013, pukul 09.00-19.00 Wita
Tonyraka Art Gallery, Jalan Raya Mas, Ubud.
Danes Art Veranda, Jl. Hayam Wuruk No 159, Denpasar.
Maha Art Gallery, Jl. Merdeka No. 18, Tanjung Bungkak, Denpasar.
3. Acara Performance Art :
Danes Art Veranda : Minggu, 22 September 2013, pukul 19.00 Wita
Maha Art Gallery: Jumat, 27 September 2013, pukul 19.00 Wita
4. 30 September 2013, pukul 19.00 Wita
Diskusi Seni Rupa:
“ART MAKING: Potensi, Peluang dan Tantangan Seni Rupa Bali di Ranah Global Art”
Pembicara: Wayan Yogaparta (kurator/penulis seni ), Arif Bagus Prasetyo (kurator/penulis seni), Wayan ‘Jengki’ Sunarta (curator/penulis seni) dan Wayan Tang Adimawan (peneliti utama katarupa Institute)
Tempat: Bentara Budaya Bali, Jl. Prof. Ida Bagus Mantra 88-A, By Pass Ketewel, Gianyar.
5. Minggu, 4 Oktober 2013, pukul 16.00 Wita
Workshop:
“Seni Rupa di Ranah Internet”
Pembicara: Hendra W. Saputro (BaliOrange Communication)
Tempat: Taman Budaya (Art Center), Jl. Nusa Indah, Denpasar.