• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Tuesday, June 24, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Beragam Cerita di Balik Penjara

Agus Sumberdana by Agus Sumberdana
11 February 2010
in Kabar Baru, Sosial
0 0
1

Teks Agus Sumberdana, Foto Anton Muhajir

“Karena cinta, saya harus menjalani hari-hari di Lapas ini,” sesalnya.

“Boleh merokok di sini?” tanya saya sambil mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya.

“Dadi, Bli. Dadi” salah satu remaja itu menyahut dalam Bahasa Bali. Artinya “Boleh, Kak. Boleh”. Sekitar sepuluh remaja ini berkumpul dan mengobrol di samping meja bilyar yang kondisinya rusak. Tongkat biliar yang mereka pakai sudah buntung. Karpet merah di meja biliar sudah kusam.

Meja biliar itu berada di depan blok-blok ruang tahanan anak-anak di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak di Karangasem. Kamis hari ini saya berkunjung ke sana bersama tiga teman dari Sloka Institute. Kami diajak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bali berkunjung sekaligus melihat apa saja kebutuhan anak-anak tersebut. Sloka dan Bali Blogger Community (BBC) diminta oleh KPAI untuk memberikan pelajaran terkait dengan komputer dan internet pada para penghuni Lapas.

Hari ini kami ke sana untuk melihat kira-kira apa yang dibutuhkan mereka. Saya mencoba mengajak ngobrol anak-anak tersebut. Sambil menyalakan rokok, saya mulai mengobrol dengan mereka yang tampak tertarik dengan kedatangan saya.

Kadek salah satu remaja yang tampak gaul dengan rambut ala emo dan sedikit semir pirang mendekat dan menanyakan asal-usul saya. “Wartawan, Bli?” selidiknya ketika melihat Anton Muhajir, teman saya ketika berkunjung ke sini, mulai mencatat obrolan dan mengambil foto keadaan sekitar.

“Sing (bukan), yang (saya) pegawai yayasan Sloka Institute. Sedang berkunjung untuk ngobrol tentang keadaan di sini,” jawab saya. Sloka Institute, tempat saya bekerja diundang hadir di Lembaga Pemasyarakatan

Kadek pun ikut menyalakan rokok. Saya menanyakan nama dan asalnya. “Tiang (saya) Kadek saking (dari) Singaraja,” jawabnya singkat. Kepulan asap rokok mengiringi obrolan ringan kami.

“Sudah berapa lama di sini, Dek?” tanya saya.

“Tiga bulan. Sebelumnya di LP (Lembaga Pemasyarakatan) Kerobokan tiga bulan juga,” jawabnya.

“Karena kasus apa?”

“Saya menukar pelek motor teman yang biasa saya ajak trek-trekan (balapan liar).

“Tapi kamu nukarnya gak bilang sama yang punya?”

“Iya. Tapi dia temen yang sudah kenal dekat. Kami sering bertukar komponen motor seperti knalpot atau yang lainnya,” jawab Kadek dengan sedikit nada membela diri.

Saya tersenyum mendengar pengakuannya. Kadek adalah salah satu dari 16 penghuni Lapas Anak di Kabupaten Karangasem. Kadek dijatuhi hukuman 3 tahun 3 bulan karena perbuatannya menukar pelek tanpa izin pemiliknya.

Menurut pengakuan Kadek yang berdomisili di Abian Semal, Kabupaten Badung, dia dan keluarganya sudah mengusahakan damai dengan mengembalikan dan membelikan pelek baru buat pengganti kepada temannya. Namun kasusnya tetap berlanjut kepengadilan karena temannya yang menjadi korban memiliki kerabat polisi. Jadilah Kadek harus putus sekolah di kelas 1 SMA dan melanjutkan hari-harinya di penjara.

Saat ini keluarganya sedang mengusahakan pembebasan bersyarat (PB). Raut wajah dan nada penyesalan selalu mengiringi percakapan kami. Kadek mengaku sangat menyesal karena harus kehilangan kebebasan masa mudanya karena kenakalannya.

Lain lagi dengan Wayan Bracuk, remaja dari Karangasem yang hanya tamatan SMP. Bracuk mendapat hukuman sepuluh bulan penjara karena penganiayaan. Dia bercerita api cemburu telah membuatnya kalap. Ketika itu dia melihat pacarnya bercumbu dengan lelaki lain. Luapan emosinya dilampiaskan dengan menghujani wajah selingkuhan pacarnya dengan pukulan hingga babak belur.

“Karena cinta, saya harus menjalani hari-hari di Lapas ini,” sesalnya.

Remaja 18 tahun yang memiliki tato di tangan dan dahi ini mengaku sangat menyesal. “Dosa terbesar saya adalah membuat ibu saya menangis setiap berkunjung ke sini,” ungkanya dengan raut wajah sedih.
Wayan bercerita jika hukuman yang dia terima sangat membebani perasaannya. Walaupun di Lapas dia bisa bermain dan bercanda dengan teman-teman senasib, namun kesedihannya tidak terhapus.

Wayan sering menuliskan perasaannya di buku tulis atau dinding selnya. “Saya malu kalau menangis di depan teman-teman. Tapi saya sangat sedih karena sudah mengecewakan orang tua saya,” katanya.

“Tangan ini penuh tulisan kerinduan,” imbuhnya puitis.

“Kamu memukuli pacarmu juga?” tanya saya.

“Wanita itu diciptakan untuk dicintai,” jawabnya tidak kalah puitis.

Saya hanya tersenyum. “Cinta memang telah membutakan logikanya,” pikir saya. Tato ular dan tribal di dahinya terlihat seperti tato tempel anak-anak, biasanya hadiah dari permen, bagi saya setelah mendengar ceritanya yang melankolis-romantis. 🙂

Cerita di atas hanya sedikit cerita dari para penghuni Lapas Anak Karangasem. Banyak kisah hidup para remaja yang mendapat stempel kriminal itu menarik, unik, mengharukan, bahkan lucu. Belum lagi kisah para Anak Negara yang baru bisa menghirup udara bebas setelah mereka berumur 18 tahun.

Anak-anak itu mengaku senang mendapat kunjungan karena ada teman bercerita dan mengeluh. Mereka juga sangat antusias ketika ditawari pelatihan komputer untuk bekal kembali ke keluarga dan masyarakat. Semoga Berbagi Tak Pernah Rugi, kegiatan pelatihan rutin ala BBC, selanjutnya bisa dilangsungkan di lapas anak Karangasem ini. Semoga.

Ayo BBC. Let’s care and share. 🙂

Tags: HukumKarangasemLapas AnakSosial
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Agus Sumberdana

Agus Sumberdana

Sedang belajar menulis di balebengong.id. Belajar advokasi di Conservation International Indonesia, belajar mengembangkan usaha di http://www.balisign.com dan belajar berbagi di Siu Ajak Liu. Freelance Web and Graphic Designer.

Related Posts

Budaya Ngayah Makin Langah

Budaya Ngayah Makin Langah

13 June 2025
The Waves Upon a Trance

The Waves Upon a Trance

7 June 2025
Melihat Hukum dari Lubang Toilet

Melihat Hukum dari Lubang Toilet

19 May 2025
Kegigihan Hampir 40 Tahun dalam Mempertahankan Kerajinan Lontar 

Kegigihan Hampir 40 Tahun dalam Mempertahankan Kerajinan Lontar 

14 November 2024
Menelaah Pembungkaman PWF 2024 dari Berbagai Perspektif Hukum

Menelaah Pembungkaman PWF 2024 dari Berbagai Perspektif Hukum

7 June 2024
Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

23 October 2023
Next Post
Napi Anak, Dalam Hukuman Tanpa Pendidikan

Napi Anak, Dalam Hukuman Tanpa Pendidikan

Comments 1

  1. Winarto says:
    15 years ago

    Kapan pelatihannya???

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Sampah tak Terpilah, Subsidi Pupuk Organik bikin Jengah

Bali dan Aroma Asap Pembakaran Sampah

24 June 2025
Nikmat Suasana Ngopi di Teba Tengah Kota

Nikmat Suasana Ngopi di Teba Tengah Kota

23 June 2025
Feral Stripes – “Silicon Opera” Distopia dalam Tujuh Babak

Feral Stripes – “Silicon Opera” Distopia dalam Tujuh Babak

22 June 2025
Aksi Bali Mengkritisi Kebijakan Bias Gender dan Tolak RUU TNI

Gerakan Kesadaran Neurodiversitas untuk Keberagaman dan Melawan Stigma

21 June 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia