Pada 25 Januari 2023 lalu, delegasi Indonesia sejumlah 8 orang berangkat ke kota Clermont-Ferrand, Perancis. Delegasi Indonesia, terdiri dari 4 orang komite kerja Minikino, 3 sutradara dan 1 produser film pendek Indonesia. Mereka hadir mempresentasikan keragaman budaya Indonesia dalam festival film pendek dan pasar film pendek terbesar di dunia, Clermont-Ferrand International Short Film Festival (ISFF) (https://clermont-filmfest.org). Festival film pendek terbesar di dunia ini telah berlangsung tahunan sejak 1979, dan tahun ini merayakan edisi ke 45, dan dilangsungkan pada 27 Januari sampai 4 Februari 2023.
Pencapaian Penting Dalam Sejarah Film Pendek Indonesia
Selama seminggu lebih, 426 acara screening di Clermont-Ferrand ISFF dan ratusan acara Film Market dalam bentuk presentasi, lokakarya, forum dan industri expo dihadiri lebih dari 3500 para penggiat film pendek dari seluruh dunia, yaitu para sutradara, distributor, industri televisi, institusi pendidikan dan seni visual. Lebih dari 500 judul film pendek pilihan dari seluruh dunia ditayangkan di layar-layar raksasa.
Di antara ratusan acara tersebut, Indonesia, melalui koordinasi Minikino mendapatkan kesempatan berharga untuk perfilman Indonesia. Pada Selasa 31 Januari 2023 jam 9:00 pagi, film-film pendek Indonesia terpilih, ditampilkan dalam ajang short film market screening, bertajuk “Indonesian Entourage: The Spice Route Shorts”. Acara ini diadakan di lokasi The Georges Conchon Theatre sebagai salah satu acara dari rangkaian short film market di Clermont-Ferrand International Short Film Festival 2023. Keterlibatan Indonesia sebagai negara di dalam market screening di Clermont-Ferrand merupakan yang pertama kalinya, mengukir pencapaian penting dalam sejarah industri film pendek Indonesia.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi Indonesia, Dana Indonesiana, dan LPDP mendukung Minikino untuk membuka pintu dan mempersembahkan produksi terbaru dari para filmmaker Indonesia kehadapan para pelaku industri internasional di sana. Seleksi film pendek yang diusung diantaranya adalah hasil kompetisi produksi film yang diadakan KemenDikBudRisTek. Keseluruhan 7 film pendek Indonesia yang tampil adalah; “Ride to Nowhere” (Fiksi, 2021), “Toya dan Roh Seninya” (Fiksi, Animasi, 2022), “Teh Tawar untuk Akong” (Fiksi, 2022), “Dancing Colors” (Fiksi, 2022), “Bawang Merah Bawang Putih” (Fiksi, 2022), “Jamal” (Fiksi, 2020), dan “Nusa Antara” (Dokumenter, Animasi, 2021). Detail film-film ini bisa dilihat di https://minikino.org/indonesian-entourage
Ke-4 orang filmmaker yang terpilih untuk berangkat adalah M. Reza Fahriyansyah sutradara Dancing Colors, Andrea Nirmala Widjajanto sutradara dari film Bawang Merah Bawang Putih, lalu Andara Fembriarto dan Fia Cinte sebagai sutradara dan produser film Toya Dan Roh Seninya. Sedangkan sebagian dari komite Minikino bertindak sebagai tim koordinator perjalanan adalah Fransiska Prihadi sebagai direktur program, Ursula Tumiwa sebagai pengarah produksi, Saffira Nusadewi sebagai koordinator dokumentasi perjalanan dan Edo Wulia sebagai direktur festival dan koordinator acara.
Selain market screening, komite Minikino juga terlibat langsung dalam B2B Session: Meet The Festival dan sebuah presentasi di dalam Film Market Session di Clermont-Ferrand ISFF 2023. Dalam beberapa sesi ini Minikino memiliki meja untuk pertemuan tatap muka singkat dengan para filmmaker dan distributor.
Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan KemenDikBud Ristek menyatakan, partisipasi film pendek pada kancah dunia berpengaruh besar dalam menunjukkan karakter Indonesia sebagai bangsa kaya budaya dan etika masyarakatnya kepada negara-negara di dunia melalui karya seni.
Menjalin Hubungan dengan Industri
Sejak tahun 2019, Minikino dan Clermont-Ferrand International Short Film Festival sudah terhubung dengan baik. Ini adalah hasil dari kunjungan Edo Wulia ke Clermont-Ferrand pada tahun tersebut, yang kemudian berbalas dengan kunjungan Roger Gonin, salah satu dari pendiri Clermont-Ferrand International Short Film Festival ke Bali pada tahun yang sama.
(https://clermont-filmfest.org/en/5th-minikino-film-week-talks-invention-of-the-magic-lantern/)
Hubungan antar festival ini berlanjut, pada 2020 Minikino dilibatkan lebih jauh dalam sesi B2B (Business to Business), sebuah sesi terbuka antara festival, filmmaker dan distributor. B2B session adalah bagian dari kegiatan tahunan Clermont-Ferrand Short Film Market. Keterlibatan Minikino di B2B session ini berlanjut setiap tahun sampai juga tahun ini.
Ketika perjalanan internasional tidak memungkinkan karena pandemik COVID-19 tahun 2021 dan 2022, sesi B2B ini tetap dijalankan dalam bentuk sesi online. Fransiska Prihadi sebagai direktur program menyampaikan “Ini bukti bahwa Indonesia sudah berperan untuk keberlanjutan pembangunan industri global film pendek masa depan,” tambahnya, “Di sini kita berdiri bersama-sama, mendorong sebuah ekosistem global industri film pendek, yang ternyata memiliki arenanya sendiri, yang kental dengan nilai sosial budaya dan nilai artistik yang tinggi.”
Agenda penting lain di tahun ini adalah keterlibatan Minikino di dalam Annual Round Table Meeting, rapat eksklusif anggota The Short Film Conference 2023, serta sebuah forum bertajuk Short Film Conference Panels: Young Audiences At Short Film Festival. Di dalam forum ini, Fransiska Prihadi menjadi salah satu panelis bersama 3 festival film pendek internasional lain, untuk mempresentasikan gerakan yang dilakukan Minikino Film Week dalam mempromosikan film pendek untuk penonton anak-anak dan remaja di Bali dan Indonesia secara umum.
Melalui perjalanan ke Clermont-Ferrand ini, Minikino berharap dapat memperkuat posisi dan daya tawar produksi film pendek Indonesia. Memperkenalkan dan menghubungkan Indonesia ke dalam kancah industri global. Hubungan ini diharapkan membuka kemungkinan lebih besar lagi hubungan-hubungan kerjasama antar negara di bidang pendidikan, produksi, diseminasi dan distribusi film pendek.
Karya-karya film pendek Indonesia secara langsung juga akan mempertegas posisi Indonesia dalam bidang kebudayaan, untuk berdiri sejajar dan membuka diri untuk kolaborasi-kolaborasi kebudayaan bersama negara-negara lain yang telah lebih maju mengembangkan budaya film pendeknya. Clermont-Ferrand ISFF Film Market 2023 memberikan sebuah panggung kelas dunia yang bergengsi untuk karya-karya film pendek Indonesia termutakhir.