Ada yang belum pernah mencicipi sudang lepet khas Kota Singaraja? Makanan ini sangat terkenal dan legendaris di Singaraja. Rasanya gurih dan ikannya renyah. Rasa dan aroma yang khas membuat siapapun yang melihat dan mencium aromanya ingin mencoba makanan tradisional satu ini.
Jika berkunjung ke Kota Singaraja,tepatnya beberapa kilometer di sebelah timur Singaraja, kita akan melihat banyak sekali pedagang sudang lepet berjejer di pinggir jalan sekitar Pasar Sangsit, Kecamatan Sawan.
Sudang lepet merupakan olahan ikan terbang atau masyarakat Desa Sangsit menyebutnya ikan lepet. Rasanya yang asin, teksturnya renyah dengan aroma menggiurkan dan menggugah selera.
Biasanya sudang lepet disajikan dengan jukut undis (kacang merah) dan nasi hangat. Rasa asin dan sedikit pedas membaur menjadi satu. Proses pembuatan sudang lepet masih menggunakan alat sederhana dan seadanya.
Hal ini diakui oleh Wastini seorang produsen sekaligus penjual sudang lepet di Pasar Sangsit. “Direndam, ditiriskan, baru dibakar, trus ditumbuk biar tipis, baru dipanggang dan dikeringin. Dibakarnya bentar aja pakai arang, tergantung ukurannya. Kalau udah mateng sedikit langsung dah ditumbuk,” ujar Wastini sembari membungkus sudang lepet yang siap dijual.
Sudang lepet dijual dengan harga Rp 10.000/bungkus. Wanita asal Desa Tajun ini juga mengatakan dalam sehari ia bisa menjual rata-rata 50 bungkus sudang lepet. Tingginya minat dan daya beli masyarakat membuat produksi sudang lepet meningkat.
Bahkan, kalau lagi ada acara-acara seperti resepsi pernikahan, sudang lepet bisa dipesan hingga ratusan bungkus oleh pembeli.
Sudang lepet itu ternyata berasal dari laut Jawa yang kemudian dijual ke Bali melalui pengepul. Wastini sendiri biasanya mendapat bagian dari pengepul seribu ikat jika cuaca sedang bagus. Apabila musim angin kencang jumlah ikan sudang hanya sedikit.
“Seratus ikat ikan itu harganya Rp 250.000, saya biasanya dapat seribu ikat kalau cuaca bagus. Nah biasanya kalau bulan Agustus itu kan musim panas, ikannya sedikit muncul. Januari itu mulai dah ikannya banyak karena kalau musim hujan ikannya banyak keluar,” tutur Wastini.
Makanan tradisional satu ini rupanya banyak digemari masyarakat hingga menjadi makanan khas Singaraja. Pantas saja hingga saat ini eksistensi para produsen dan pedagang sudang lepet masih banyak dan tetap bertahan. Wastini misalnya, wanita yang merupakan anak keempat dari enam bersaudara ini sudah berjualan sudang lepet dari tahun 2000 sampai sekarang.
Selain bisa disajikan dengan jukut undis, sudang lepet juga sangat lezat bila disajikan dengan sayur plecing kangkung dan jukut buangit khas Desa Sangsit. Penasaran dengan cita rasa khas sudang lepet yang renyah dan gurih? Yuk langsung datang ke wilayah timur Kota Singaraja tepatnya di Desa Sangsit