Kawasan Segitiga Terumbu Karang merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dunia.
Kawasan ini menyimpan lebih dari 76 persen spesies karang dunia dan lebih dari 3.000 jenis ikan. Sebagai pusat keanekaragaman hayati laut, wilayah Segitiga Terumbu Karang memegang peranan yang sangat penting bagi kelestarian laut.
Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi terumbu karang sudah tidak sebaik dulu. Perubahan iklim dan pemanasan global menyebabkan fenomena pemutihan karang (coral bleaching) sehingga karang kehilangan keberagaman warnanya dan terancam mati. Aktivitas wisata yang kurang terkontrol, kegiatan perikanan yang merusak, dan polusi juga menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang.
Mengenal Pentingnya Karang Lewat Karya Seni Semesta Terumbu Karang
Walaupun kita memiliki kekayaan terumbu karang yang amat memukau, belum semua orang mendapat kesempatan untuk melihatnya secara langsung. Namun, saat ini masyarakat dapat melihat terumbu karang dalam bentuk instalasi seni keramik di Center for Marine Conservation, Sanur, Bali.
Semesta Terumbu Karang atau Coral Universe ini didedikasikan untuk wilayah Segitiga Terumbu Karang yang meliputi Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea, Philippines, Solomon Islands, dan Timor-Leste.
Karya seni ini dihasilkan dari kolaborasi antara Coral Triangle Center (CTC), yayasan yang bergerak di bidang konservasi laut, didukung oleh badan pemerintah Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik (BPPT-BTIKK) serta pihak swasta Jenggala, dan peran serta para seniman keramik, dan lebih dari 300 relawan dari berbagai unsur masyarakat.
“Visi kami adalah ingin menghadirkan karya seni indah yang bisa menginspirasi orang untuk melihat keindahan terumbu karang. Melalui karya seni ini kami ingin bisa meningkatkan kepedulian publik tentang keindahan dan keragaman terumbu karang dan flora dan fauna laut kita. Juga, kami ingin menggarisbawahi betapa ringkihnya terumbu karang itu, sehingga kita perlu bertindak sekarang juga untuk melindungi terumbu karang dan kehidupan bawah laut. Untuk menghadirkan karya seni ini, kami mengajak berbagai pihak yang bisa menggabungkan seni keramik dengan sains tentang terumbu karang yang kami kuasai. Hasilnya adalah instalasi keramik yang dibentuk dengan tangan, yang memamerkan keindahan alam bawah laut,” jelas Rili Djohani, Direktur Eksekutif CTC.
Cerita Dibalik Tujuh Lingkaran Terumbu Karang di Semesta Terumbu Karang
Instalasi seni berukuran 18x 2.5 meter ini dirancang oleh seniman keramik asal Amerika Serikat bernama Courtney Mattison. Proses pengerjaannya dilakukan bersama-sama dengan seniman Indonesia yaitu Ricko Gabriel, Alfiah Rahdini, Sasanti Puri Ardini, Agung Ivan WB serta lebih dari 300 relawan dan anggota komunitas seni di Bali. Sebanyak lebih dari 2000 keping keramik disusun membentuk enam pusaran terumbu karang dan sebuah pusat yang disebut sebagai “bullseye”. Susunan sedemikian menggambarkan 6 negara di wilayah Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) yang menjadi pusat dari kekayaan biodiversitas laut dunia.
Diantara pusaran-pusaran karang yang berwarna-warni ini, nampak ada beberapa keping karang yang berwarna putih. Karang yang berwarna putih merupakan salah satu dampak dari pemutihan karang atau coral bleaching. “Saya mengetengahkan karang-karang dengan pola spiral yang berputar untuk menyiratkan bahwa mereka saat ini sedang berada di persimpangan, di antara kondisi karang sehat dan rusak akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim” ujar Courtney.
“Melalui desain karya ini dan aspek kolaborasi berbasis masyarakat di dalamnya, saya sangat berharap masyarakat akan diinspirasi untuk melakukan hal-hal unik yang dapat mereka lakukan untuk menjaga terumbu karang, atau bahwa dengan mulai belajar lebih banyak tentang terumbu karang dan mengapa terumbu karang itu penting untuk kita semua” tambah Courtney.
Yuk, Belajar Membuat Karang Keramik!
Berkreasi membuat karang keramik dapat dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Di Sanur, tepatnya di Center for Marine Conservation, masyarakat dapat belajar teknik-teknik dasar membuat karang keramik dari tanah liat sembari belajar mengenali berbagai jenis and fungsi karang dan ekosistem terumbu karang bagi kehidupan kita.
Kegiatan ini diadakan rutin setiap hari Senin sore dan diberi nama “I Love Monday”. Kegiatan ini berusaha mengajak masyarakat untuk bersuka cita sambil belajar di hari Senin yang biasanya menjadi hari terberat dalam seminggu.
Pada Senin, 7 Oktober 2019, Center for Marine Conservation mengadakan ‘I Love Monday’ edisi spesial bersama desainer Semesta Terumbu Karang, Courtney Mattison. Pada kesempatan tersebut, Courtney kembali berkunjung ke Center for Marine Conservation dan berbagi teknik-teknik untuk membentuk tanah liat hingga menyerupai karang.
Courtney memimpin Lokakarya Pembuatan Karang Keramik (Coral Clay Workshop) yang diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Para peserta bersama-sama membuat bentuk-bentuk karang seperti brain coral, branching coral and lettuce coral.
Selain berbagi ilmu dengan para peserta, Courtney juga memberikan pelatihan kepada para fasilitator yang mengisi Lokakarya Pembuatan Karang Keramik. Harapannya, melalui karya seni dan kegiatan yang menyenangkan, akan semakin banyak masyarakat peduli terhadap konservasi terumbu karang.