• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Thursday, September 28, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Budaya

Lelakut itu Hantu Sawah, Bukan Menghantui Sawah

Santana Ja Dewa by Santana Ja Dewa
21 October 2020
in Budaya, Kabar Baru
0 0
0

Kuning meriah dalam hamparan petak-petak sawah.

Lelakut melakoni tugasnya membantu para petani menghalau hama khususnya burung. Dia berupa orang-orangan di sawah Sajian yang kadang berada di antara rumbai-rumbai yang dibentangkan dengan tali. Orang Bali menyebutnya lelakut.

Komunitas Seni Rupa Galang Kangin (GK) menjadikan lelakut sebagai sumber inspirasi. Sejak terdiam di rumah karena wabah COVID-19, mereka memberanikan diri keluar dari zona yang tak mengenakkan. Mereka pun menggelar pameran sejak 10 Oktober 2020 lalu di kawasan Subak Telunayah, Tegallallang, Gianyar dengan tema LELAKUT.

Ada sepuluh seniman yang terlibat pameran ini yaitu Galung Wiratmaja, Wayan Setem, Made Gunawan, Wayan Naya, Nyoman Diwarupa, Made Ardika, Sudarwanto, Agus Murdika, Atmi Kristiadewi, dan Dewa Somawijaya.

Galung Wiratmaja Ketua Galang Kangin menjelaskan lelakut sebenarnya salah satu media atau bentuk visual menyerupai manusia atau orang-orangan. Fungsinya menjaga tanaman petani di sawah dari gangguan hama. Salah satunya burung dan tentu saja hama-hama lainnya.

Dalam membuat lelakut pastilah para petani sedikit bersentuhan atau memanfaatkan kreasi dan daya seninya untuk menciptakan lelakut sekalipun itu perwujudannya sangat sederhana.

“Kami masuk lewat celah itu dan mengeksplorasikannya lebih jauh dalam dunia seni sebagai propaganda atau untuk menyuarakan kepada khalayak akan pentingnya menjaga, mengekplorasi dengan bijak,“ tuturnya seniman asal Sukawati.

Instalasi seni Lelakut, kata Galung, mengajak semua baik masyarakat, pemegang kebijakan tetap berupaya menjaga keharmonian alam dan lingkungan. Salah satu poin penting adalah keberpihak pada sektor pertanian. Di saat pandemi ini, sektor pertanian terbukti lebih menjamin untuk ketahanan pangan meskipun menghadapi masifnya alih fungsi lahan.

GK sendiri belakangan ini sedikit lebih konsen mengangkat isu-isu lingkungan di beberapa kali pameran. Misalnya mengangkat air sebagai tema pameran dalam seni instalasi beberapa tahun terakhir.

Terkait pandemi COVID-19, Galung membeberkan beberapa rencana pameran seni konvensional, berupa karya visual art di galeri, telah dirancang sejak setahun sebelumnya dan terpaksa ditunda. Praktis segala kegiatan yang melibatkan banyak orang dibatalkan atau ditunda.

“Banyak di antara kita melakukan kegiatan pameran, diskusi, berkesenian dalam berbagai bentuk secara daring. Dan, GK pun ingin terus eksis. Hanya saja teman-teman tidak mau latah,” katanya.

Galung mengatakan mereka ingin memanfaatkan media dan cara berkesenian yang lebih membumi dengan berpameran karya seni instalasi dengan venue di tengah sawah. “Kami memilih media yang sangat akrab dangan kalangan masyarakat,” katanya.

Instalasi dengan memanfaatkan media-media ramah lingkungan itu setidaknya menekan biaya. Apalagi proyek ini tidak untuk kepentingan pasar. Murni didedikasikan untuk dunia seni sebagai penyadaran untuk alam lingkungan yang lebih baik.

“Pemerintah pastilah telah memikirkan penguatan-penguatan di sektor ini, tetapi perlu lebih serius dan gencar lagi. Contoh sederhana saja, begitu gampangnya alih fungsi lahan terjadi. Jelas ini sangat berbahaya untuk sektor pertanian dan memperparah disharmoni segala hal tentang alam dan lingkungan,“ kata Gelung. [b]

Tags: BudayaSeni
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Santana Ja Dewa

Santana Ja Dewa

Pewarta warga. Lahir dan besar di Nusa Penida, Bali bagian tenggara. Senang menulis dan bercerita. Juga sering berkelana ke mana-mana.

Related Posts

Klub Menulis Musik bersama Made Adnyana: Sisi Lain Dunia Musik

Klub Menulis Musik bersama Made Adnyana: Sisi Lain Dunia Musik

13 September 2023
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

4 September 2023
Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

22 August 2023
Relief Bebitra, Situs Sejarah Tersembunyi di Gianyar

Relief Bebitra, Situs Sejarah Tersembunyi di Gianyar

17 August 2023
Kepus Pungsed, Gebrakan Skena Kontemporer Awal Tahun

Kepus Pungsed, Gebrakan Skena Kontemporer Awal Tahun

28 January 2023
Menyambut Kelinci Air di Benoa

Menyambut Kelinci Air di Benoa

24 January 2023
Next Post
Omnibus Law: Upaya Sentralisasi yang Mengancam Lingkungan

Omnibus Law: Upaya Sentralisasi yang Mengancam Lingkungan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

10 September 2023
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

5 September 2023
Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

26 July 2023
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

2
Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

1
Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

2
Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

1
Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023
Hari kedua MFW4 Youth Jury Camp 2018

Minikino Film Week 9: Menyaksikan Komedi tidak Biasa

26 September 2023
Nyamannya Bus Trans Sarbagita ke Nusa Dua

Melihat Transportasi Umum di Bali Bekerja

25 September 2023
Pemprov Bali Harus Segera Penuhi Kebutuhan Warga

Mengapa Sengketa Adat di Bali Begitu Rumit?

25 September 2023

Kabar Terbaru

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023
Hari kedua MFW4 Youth Jury Camp 2018

Minikino Film Week 9: Menyaksikan Komedi tidak Biasa

26 September 2023
Nyamannya Bus Trans Sarbagita ke Nusa Dua

Melihat Transportasi Umum di Bali Bekerja

25 September 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In