Selain memberikan bantuan, KNB juga menghibur anak-anak pengungsi.
Puluhan ribu warga Kabupaten Karangasem, Bali mengungsi sejak status Gunung Agung ditetapkan menjadi Awas, level tertinggi untuk gunungapi. Sebagian warga mengungsi keluar Kabupaten Karangasem. Sebagian lagi mengungsi di tanah lapang. Ada pula yang mengungsi ke kantor kepala desa di zona aman.
Sebagai bentuk kepedulian dan empati terhadap warga Karangasem yang saat ini mengungsi, Komunitas Ketimbang Ngemis Bali (KNB) menyerahkan bantuan ke pos pengungsi di Kantor Perbekel (Kepala Desa) Desa Timbrah, Karangasem pada Minggu (1/10) lalu.
Bantuan Komunitas Ketimbang Ngemis Bali di antaranya kebutuhan panga, sayuran, popok bayi, pembalut perempuan, hingga makanan dan mainan untuk anak-anak.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Muhammad Imran Syaban selaku koordinator kegiatan kepada Kepala Perbekel Desa Timbrah I Gusti Ayu Biksuni. Di Desa Timbrah terdapat tiga posko salah satu posko utamanya di Kantor Perbekel Desa Timbrah. Tercatat 1.220 pengungsi yang terbagi dalam tiga posko.
Selain menginap di Kantor Perbekel, para pengungsi juga menginap di Bale Banjar yang telah disulap menjadi posko darurat. Dalam sambutannya I Gusti Ayu Biksuni mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.
“Terima kasih untuk Komunitas Ketimbang Ngemis Bali yang jauh-jauh datang membantu saudara-saudara di Karangasem yang harus meninggalkan rumah mereka hingga level Gunung Agung menjadi normal. Semoga kebikan adik-adik dibalas karma kebaikan oleh Tuhan Yang Maha Esa,” ungkapnya.
Secara simbolis bantuan diserahterimakan Muhammad Imran Syaban kepada I Gusti Ayu Biksuni di hadapan para pengungsi yang telah berkumpul di pelataran halaman Kantor Perbekel Desa Timbrah.
Hibur Anak-Anak
Sebagian pengungsi di Desa Timbrah adalah banyak-anak-anak balita dan usia sekolah. KNB Bali tak sekadar memberikan bantuan berupa barang tetapi juga psikologis, terutama untuk anak-anak yang mengungsi.
Di Aula Banjar Desa Timbrah, anak-anal diajak untuk melakukan tarian dengan musik “Baby Shark” sambil dipandu para pengurus KNB. Beberapa anak awalnya malu-malu mengikuti gerakan yang telah dibuat, namun pada akhirnya bisa mengikuti gerakan yang diajarkan.
Kak Ridho dari Komunitas Kampung Dongeng, juga memberikan dongeng yang berjudul “Kejujuran Ani”. Kak Ridho sengaja datang dari Jakarta untuk mengembalikan psikologis anak-anak di posko pengungsian agar bisa kembali tersenyum.
Dongeng yang dibawakan oleh Kak Ridho kembali mencuri perhatian anak-anak pengungsi. Seluruh anak-anak tertawa terpingkal-pingkal oleh dongeng sangat atraktif yang dibawakan oleh Kak Ridho hingga usai.
Ada juga kegiatan mewarnai pemandangan alam dan tokoh-tokoh kartun dengan menggunakan crayon untuk melatih kreativitas anak-anak. Hadiah untuk para pemenang lomba mewarnai telah dipersiapkan dengan kado yang dihias semenarik mungkin.
Para orangtua yang mengungsi turut menemani di samping mereka. Beberapa juga ada yang duduk di sisi bale banjar sambil mengempu bayi mereka.
Games paling seru adalah memasukkan paku ke dalam botol air mineral. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing perwakilan kelompok akan maju, sisanya memberikan teriakan yel-yel penyemangat. Keriuhan memecah keheningan Bale Banjar yang siang itu nampak lengang.
Made Aditya salah seorang anak pengungsi yang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh KNB Bali mengaku senang bisa datang ke sana.
“Makasih kakak sudah mau mengajak bermain,” ujarnya malu-malu. [b]
Comments 1