Komunitas ini merayakan ulang tahun dengan sederhana.
Komunitas Ketimbang Ngemis Bali (KNB) merayakan ulang tahun keduanya secara sederhana pada Kamis (16/6) di The Night Market and Coworking Denpasar. Besoknya, mereka juga membagi nasi kotak dan tunjangan hari raya.
Berbagai komunitas hadir pada syukuran hari jadi KNB termasuk Parkour Bali, Bali Deaf Community, Rotaract Club Bali Area, Komunitas Berbagi Nasi, Komunitas Koin Bali, Komunitas Malaikat Kecil, dan Komunitas Cerita Kopi. Mereka saling berkenalan dan membagi cerita kegiatan masing-masing.
Ada hal menarik dari Bali Deaf Community. Saat memperkenalkan komunitasnya, anggota komunitas ini penyandang disabilitas tuna runggu mengajak para undangan belajar bahasa isyarat mulai dari huruf A hingga Z. Mereka juga mengucapkan selamat hari jadi untuk KNB dengan bahasa isyarat yang mereka sebut dengan Bahasa Bisindo.
Lalu, ada pula Komunitas Parkour Bali yang menjelaskan bahwa parkour bukanlah sebuah olahraga ekstrem yang banyak dipikirkan kebanyakan orang saat ini. Agus Fery dan Yuda dari komunitas ini menjelaskan bahwa parkour adalah seni berpindah ke sebuah titik ke titik lain tanpa membuat cedera.
Olahraga Parkour sangat bermanfaat bagi seseorang yang ingin melatih konsentrasi. Bila dilakukan dengan tepat, parkour bisa dijadikan olahraga untuk menyeimbangkan antara jasmani dan rohani.
Puncak hari jadi KNB ditandai dengan prosesi pemotongan tumpeng dan santap buka puasa bersama.
Salah seorang pengurus KNB Selfi Rofika berharap di hari jadi kedua, komunitas ini bisa terus membantu para pejuang kehidupan yaitu para lansia yang masih mencari nafkah di usia senja mereka.
“Semoga Komunitas Ketimbang Ngemis Bali bisa terus membantu sosok-sosok pejuang kehidupan dan juga bisa menjadi komunitas yang menginspirasi anak muda di Indonesia,” tuturnya.
Kunjungi Kaum Dhuafa
Sehari setelah merayakan ulang tahun, KNB bekerja sama dengan Komunitas Berbagi Nasi Bali mengunjungi kaum dhuafa. Kegiatan ini dilakukan selain karena bertepatan dengan momen bulan suci Ramadhan juga merupakan program kerja KNB setiap minggunya.
Pejuang kehidupan yang dikunjungi merupakan para lansia yang masih bekerja secara halal dan rata-rata perekonomian mereka di bawah garis kemiskinan. Kunjungan kali ini dengan membagi donasi untuk Tunjangan Hari Raya (THR) dan nasi kotak untuk para lansia .
Para pejuang kehidupan yang dikunjungi di antaranya Nenek Buah di Jalan Cargo, Kakek Ridwan di Jalan Pulau Misol, Nenek Ubud di Jalan Gatot Kaca, Nenek Ketut Sinar di Jalan Raya Sesetan, dan Kakek Gofur di Jalan Tantular. Mereka ada yang mengumpulkan buah bekas dari para pedagang buah di pasar, buruh angkut, ataupun bekerja serabutan.
Di usia senja, mereka masih bekerja banting tulang. Karena biaya hidup begitu mahal dan perekonomian sulit, mereka memutuskan untuk bekerja ketimbang mengemis.
Saat bertemu dengan kelima sosok tersebut, para pengurus dan relawan Komunitas Ketimbang Ngemis Bali langsung memeluk dan mencium tangan para pejuang kehidupan sembari memberikan THR dan nasi kotak. Dari sorot tatapan para pejuang kehidupan, terlihat berkaca-kaca dan mengucapkan banyak terima kasih.
Giandi, anggota KNB mengatakan bahwa agenda bagi-bagi Nasi Kotak dan THR selain sebagai agenda rutin juga supaya para sosok-sosk pejuang kehidupan bisa merayakan lebaran di kampung halaman mereka.
“Kami berharap agenda rutin Komunitas Ketimbang Ngemis Bali dalam rangka bulan Ramadhan bisa membantu sosok-sosok pejuang kehidupan untuk merayakan Lebaran di kampung halaman mereka,” ungkapnya. [b]
Comments 1