Setelah sukses tahun lalu, sejumlah lembaga, komunitas, seniman, mahasiswa, pelajar dan individu yang bergabung dalam Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI) kembali menggelar acara serupa. Kali ini mereka menampilkan konsep berbeda.
Tema tahun ini adalah Sanga Bhuana Art Event Bali Tolak Reklamasi 2015. Agenda ini akan diadakan pada Minggu besok di Pantai Padang Galak, Kesiman, Denpasar. Event akbar yang digagas dengan semangat gotong royong ini menampilkan deretan band, seni tradisional bondres, tarian tradisional dari berbagai sekehe teruna banjar di Bali dan teater.
Selain itu, even ini juga akan menyajikan patung kepalan tangan kiri setinggi 13 meter, diameter 5 meter. Patung ini sebagai simbol lingga yoni perlawanan rakyat Bali terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa seluas 700 Hektar investor.
“Nantinya patung ini akan diarak ratusan orang menuju bibir pantai, kemudian dibakar sebagai pertanda api perlawanan rakyat Bali terhadap rencana reklamasi Telok Benoa tak akan pernah padam dan kian kuat,” jelas arsitek kawakan, sekaligus pengagas event ini, Yoka Sara.
Sanga Bhuana Art Event Bali Tolak Reklamasi 2015, Dirikan Patung Tangan Besar Mengepal Setinggi 13 Meter
Terkait tema Sanga Bhuana, menurut Yoka Sara, merupakan gambaran sembilan penjuru mata angin dalam filosofi Hindu, dan ini menjadi simbol perjuangan rakyat Bali melawan investor rakus dengan berbagai cara. Kesembilan penjuru mata angin ini atau sikap perlawanan disatukan dalam event akbar ini.
“Di even inilah rakyat Bali bersatu dengan berbagai bentuk media seni dari sejumlah komunitas kreatif di Bali. Even ini adalah bentuk kecil dari besarnya penolakan rakyat Bali terhadap reklamasi Teluk Benoa,” ujarnya.
Agung Anom pemilik Antida Music Productions yang juga salah satu pengagas even ini menyatakan, acara ini untuk terus menggelorakan semangat perlawanan penolakan reklamasi bagi warga Bali yang tanah kelahirannya dirampok investor bersekutu dengan penguasa. Seni menjadi media untuk melawan ketidakadilan. Even ini salah satu cara mereka untuk terus mengumandangkan suara penolakan.
“Di even ini setiap penampil atau siapun yang terlibat tidak ada satu pun yang dibayar,” tegasnya.
Sementara itu Putu Candra dari Divisi Kampanye ForBALI mengatakan dana acara ini pun datang dari masyarakat yang secara sukarela menyumbang tanpa ikatan dan bisa dipertanggungjawabkan. Tidak hanya materi, pun beberapa masyarakat turut menyumbangkan tenaga, pikiran serta peralatan.
“Acara besar dengan prinsip gotong royong menjadi lebih ringan dan bisa dijangkau. Hal ini penting kami sampaikan karena acara kami tahun lalu difitnah oleh antek-antek reklamasi, kalau acara kami dibiayai kelompok tertentu. Ini acara seni perlawanan dari rakyat untuk semesta,” tandasnya.
Sama seperti tahun sebelumnya, even ini terbuka untuk umum. Pengunjung hanya dikenakan donasi secara sukarela. Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk membiayai kegiatan penolakan reklamasi Teluk Benoa selanjutnya dan bisa dipertanggungjawabkan.
Panitia Penataan Pantai Padang Galak
Presents
“SANGA BHUANA BALI TOLAK REKLAMASI ART EVENT 2015”
Sunday, December 13th 2015
Pantai Padang Galak, Denpasar – Bali
12 AM – 10 PM
Music Performance:
Pygmy Marmoset · Relung Kaca · Emoni
Zat Kimia · Jangar · Marco · Bintang
Rollfast · Bali Xtreme Drummer
Mom Called Killer · Deep Sea Explorers
Koma · Lorong · Scared of Bums · Nosstress
The Bullhead · Bersimbah Darah · The Djihard
Joni Agung · The Crotochip
Art and Theatrical Performance:
STT Sumerta – Tekiber
Cok Sawitri – Rarekual – ST Tegaltamu Batubulan
Activities:
PICA
Surfer Paddle
Skateboard Community
Speedboat Parade
Mural
DJ’s
Photography Exhibition
Workshop
#BTRArtEvent2015
#balitolakreklamasi
#SangaBhuana