Wisnu Open Space Kerobokan terlihat sangat ramai, Rabu malam kemarin.
Hal tersebut tidak terlepas dari even EcoDefender yang digagas oleh RMBL. EcoDefender merupakan sebuah konser dan eksibisi seni sebagai wujud perlawanan terhadap penguasa dan pemodal yang merusak ekologi Bali. JRX sebagai ketua panitia menjelaskan EcoDefender merupakan sebuah project dari RMBL, clothingan yang dia miliki bersama teman-teman yang lain.
Ia menginginkan RMBL sebagai sebuah clothingan mempunyai misi dan bukan hanya simbol perlawanan semata. Karena memang selama ini RMBL selalu mengaitkan diri dengan perlawanan, tapi benar-benar melakukan sesuatu dan memberi kontribusi nyata buat sebuah perjuangan penyelamatan lingkungan hidup di Bali.
Ide awalnya dari program EcoDefender adalah beberapa persen dari penjualan setiap item RMBL disumbangkan ke Walhi Bali, guna mendanai kerja-kerja advokasi mereka memperjuangkan keseimbangan ekologi Bali. Lebih lanjut JRX mengatakan, dirinya sempat terlibat di Walhi Bali dan melihat situasi lapangan serta kantor tempat kerja Walhi Bali. Ia merasa Walhi Bali memerlukan donasi.
Terus ia terpikir bagaimana caranya agar Walhi Bali tetap semangat berjuang. Terlintaslah pikiran membuat sebuah konser untuk mengumpulkan dana yang akan diberikan kepada Walhi Bali. “Setelah didiskusikan dengan teman-teman dan mencari sponsor ternyata banyak yang mendukung sehingga acara ini dapat digelar,” terang JRX.
Bali sudah banyak dibutakan dengan acara-acara hedon yang isinya hanya bersenang-senang semata. Sementara itu, lingkungan di Bali sedang dieksploitasi besar-besaran tetapi masyarakat Bali tidak sadar. Di pihak lain Walhi Bali sendiri adalah LSM yang kritis dalam menyoroti permasalahan lingkungan di Bali yang terkait dengan kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap lingkungan.
JRX mengatakan dengan diadakannya EcoDefender diharapkan anak-anak muda di Bali mempunyai pemikiran baru kalau peduli dengan lingkungan itu cool, kalau peduli dengan ekologi itu keren.
Ia juga ingin mengubah stigma di masyarakat bahwa orang-orang yang peduli dengan penyelamatan lingkungan bukan hanya aktivis atau orang-orang yang tidak keren saja, tetapi setiap orang yang merasa peduli dengan lingkungan di Bali bisa turut serta. Dia ingin mengarahkan kepada anak-anak muda di Bali agar peduli dengan lingkungan sekitar mereka. “Siapa tahu nantinya pemimpin Bali bisa datang dari salah satu dari mereka,” katanya.
“Bila dari sekarang mereka sudah mempunyai pemikiran untuk penyelamatan lingkungan di bali diharapkan nantinya mereka mempunyai pemikiran yang lebih bagus dari pada yang sekarang,” ungkap JRX.
Selain acara musik dan seni acara EcoDefender tersebut juga diisi dengan Orasi dari Walhi Bali yang diwakili oleh Dewan daerah Walhi Bali Wayan Gendo Suardana. Ia mengucapan terima kasih atas kepedulian dari masyarakat terhadap Walhi Bali. Dia juga mengatakan sangat senang bukan lantaran Walhi Bali akan mendapat uang dari hasil acara ini tetapi lebih karena besarnya dukungan dari masyarakat hal ini bisa dilihat dengan ramainya pengunjung yang datang.
Dalam orasinya malam itu Gendo menyampaikan sejumlah permasalahan lingkungan yang terjadi di Bali, mulai dari maraknya alih fungsi lahan, pantai-pantai yang kebanyakan sudah tercemar, adanya intrusi air laut disepanjang pesisir Bali, krisis air dan terakhir keluarnya izin pemanfaatan hutan mangrove seluas 102,22 hektar selama 55 tahun kepada PT. Tirta Rahmat Bahari yang diberikan oleh Gubernur Bali.
Menurut Gendo pemberian izin tersebut akan sangat membahayakan ekosistem mangrove mengingat fungsinya yang sangat vital. Ia mengatakan setuju kalau hutan mangrove tersebut harus dijaga dan dilestarikan, tetapi tidak setuju kalau untuk menjaga hutan mangrove tersebut PT. TRB diberikan izin membangun 75 penginapan di dalam hutan mangrove.
“Di sekitar hutan mangrove kan sudah banyak ada penginapan, mengapa Gubernur memberikan izin kepada PT. TRB untuk membangun penginapan di dalam hutan mangrove itu sangat membahayakan ekosistem mangrove di sana,” ujarnya. Lebih lanjut Gendo mengatakan apabila pemerintah tidak sanggup untuk mengelola hutan mangrove, dia meminta Gubernur Bali mengajak masyarakat adat di sana untuk turut serta mengelola dan menjaga hutan mangrove tanpa harus ada pembangunan akomodasi didalamnya bukan malah memberikan izin kepada investor.
Selain itu Gendo juga menjelaskan bahwa Walhi Bali tidak anti terhadap pembangunan dan juga tidak anti investor. Walhi Bali hanya kritis terhadap pembangunan tanpa memperhitungkan daya dukung dan daya tampung Bali sebagai pulau kecil. Walhi Bali juga anti terhadap investor rakus, yang hanya mementingakan diri sendiri tanpa memperhitungkan masyarakat dan juga lingkungan Bali.
Event EcoDefender ini dimeriahkan oleh Superman Is Dead, Scared of Bums, Jacknifeblus, Pride of Lion, Garden Grove, serta Navicula yang baru saja datang rekaman dari Amerika. Selain dimeriahkan oleh band-band, even tersebut juga dimeriahkan oleh seniman muda di Bali seperti Made Bayak, Echo Wahid serta pameran karya lukis, mural, lukis papan skate board dari komunitas. Ada juga komunitas lowrider.
Acara ini juga ramaikan oleh 2 DJ, Soundbowdodix sama Marlowe Bandem. Selain itu ada booth penjualan marchendise baik dari RMBL maupun dari Walhi Bali serta penandatanganan petisi online agar Gubernur Bali mencabut izin pengusahaan hutan mangrove yang telah diberikan kepada PT. TRB.
Acara EcoDefender sendiri dihadiri oleh ratusan anak muda dan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Dari acara tersebut terkumpul donasi sebesar Rp. 18.644.000 yang akan diberikan kepada Walhi Bali. Gendo mengatakan uang yang diberikan kepada Walhi Bali tersebut akan digunakan untuk menunjang segala kegiatan advokasi Walhi bali untuk penyelamatan lingkungan di Bali. Ia juga mengatakan setiap uang yang dipakai akan dipertanggungjawabkan dan akan dimuat di web Walhi Bali.
Sementara itu JRX berharap nantinya acara EcoDefender ini bisa berlanjut dan bisa membuat sesuatu yang lebih baik lagi. [b]