• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Saturday, May 17, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Women’s March Bali Tuntut Hak Perempuan dan Kelompok Rentan

Iin Valentine by Iin Valentine
9 March 2018
in Berita Utama
0 0
1
Ayu dan barisan massa aksi Women’s March Bali. Foto Iin Valentine

Minggu, 4 Maret 2018  lalu, menjadi hari yang tidak biasa bagi saya.

Ya, Minggu, bangun pagi. Jarang sekali terjadi. Pukul 07.10 WITA, saya sampai di area parkir timur Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar untuk mengikuti aksi Women’s March. Ini adalah aksi pertama yang saya ikuti setelah terakhir, sekitar tahun 2016 lalu ikut aksi Bali Tolak Reklamasi di Desa Kelan.

Namun, di tempat saya berdiri, tak ada tanda-tanda yang merujuk pada aksi tersebut. Saat itu saya jadi ragu. Bener ngga nih acaranya hari ini?

Masih berbekal sedikit rasa ngantuk, saya merogoh tas yang isinya amburadul untuk mengambil ponsel. Saya mau memastikan kembali pengumuman acaranya, apakah sudah berada di tempat dan waktu yang benar. Poster digital yang saya simpan di ponsel mengatakan bahwa titik kumpulnya memang benar, di area parkir timur Lapangan Renon. Jamnya pun benar (walaupun ngaret 10 menit).

Tak sampai 10 menit berjalan, saya lihat kerumunan orang dengan mengenakan pakaian bernuansa hijau toska dan ungu, sesuai dress code acara itu, sedang berkumpul. Di kerumunan itu, seseorang berpakaian nyentrik telah mencuri perhatian saya. Ia tampil sangat percaya diri dengan balutan kemeja ungu dengan kamen (kain) berwarna pink yang dililitkan khas lelaki Bali, lengkap dengan udeng (hiasan kepala) berwarna senada.

Tak ketinggalan, sepasang anting cantik menghiasi kedua telinganya. Membuat penampilannya sangat eye catching. Ia adalah Ayu Bagaoesoekawatie, salah satu koordinator lapangan aksi Women’s March Bali tersebut.

Sebelum aksi dimulai, Ayu menjelaskan tata tertib kepada para peserta. Menurut Ayu, ini adalah aksi yang tidak sembarangan. Ketertiban dan keamanan tetap harus dijaga, mengingat bahwa aksi itu berlangsung di ruang publik dengan aktivitas yang ramai.

Mereka sudah siap dengan membawa poster yang bertuliskan berbagai pernyataan sikap seputar isu gender, kekerasan, hingga penolakan terhadap RKUHP.

“Perempuan bersatu!”

“Tak bisa dikalahkan!”

“Perempuan Bergerak!”

“Tak bisa dihentikan!”

Begitulah seruan yel-yel yang dikomando oleh Ayu penanda aksi Women’s March telah dimulai. Para peserta menirukan yel-yel tersebut dengan penuh semangat sambil berjalan mengelilingi lapangan. Berbagai kalangan ikut ambil bagian menyuarakan pernyataan sikap. Perwakilan LBH APIK Bali, KISARA Bali, mahasiswa, pelajar, dan kalangan umum membaur dalam barisan.

Massa membawa poster yang bertuliskan penyataan sikap dan tuntutan. Foto Iin Valentine.

Seperti yang tertulis di poster, aksi ini menyoroti isu seputar gender, bagaimana perempuaan, anak, dan kelompok rentan mengalami diskriminasi dan kekerasan. Baik itu kekerasan fisik psikis, maupun  verbal. Selain menyuarakan pernyataan sikap, ajakan untuk saling menghormati sesama manusia pun ikut disuarakan.

Aksi yang diikuti mayoritas oleh perempuan itu diadakan dalam rangka memperingati hari perempuan internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret. Women’s March sendiri berawal dari perlawanan kaum perempuan dan kelompok minoritas di Amerika Serikat terhadap Presiden Trump yang sering merendahkan hak-hak mereka.

“Tidak ada lagi suit-suitan di jalan! Tidak ada lagi panggilan sayang di jalanan! It’s not gentlemen! Kami cukup dihormati. Hormati sebagai manusia. Berikan ruang hidup yang sama seperti manusia yang lain!” teriak Ayu saat memimpin barisan aksi.

“Melawan penindasan teriak lawan!”

“Lawan!”

“Yang mau perubahan teriak lawan!”

“Lawan!”

“Perempuan bergerak, melawan penindasan, yang mau perubahan teriak lawan!”

“Lawan!”

Yel-yel terdengar dinyanyikan beberapa kali. Mencuri perhatian masyarakat yang tadinya sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang sekadar mendokumentasikan, bertanya-tanya itu aksi untuk apa, hingga ada beberapa yang memutuskan untuk ikut bergabung dalam aksi.

Sebanyak 8 tuntutan diajukan dalam aksi. Foto Iin Valentine.

Selanjutnya, Eka Purni Astiti, perwakilan KISARA Bali, menegaskan bahwa isu kekerasan berbasis gender dan kriminalisasi upaya-upaya peningkatan kesehatan reproduksi dan juga seksual menjadi tantangan ke depannya. Data dari Komisi Nasional Anti Kekerasan pada Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat bahwa pada tahun 2016, terdapat lebih dari 200.000 kasus kekerasan pada perempuan.

“Ini hanya menjadi sedikit bagian dari apa yang kami perjuangkan. Dengan berjalan kaki di aksi ini,” jelas Eka.

Menurut Eka, untuk dapat mencegah terjadinya kekerasan berbasis gender, anak-anak muda dan seluruh masyarakat harus mengetahui terlebih dahulu seperti apa jenis-jenis kekerasan berbasis gender. “Tidak hanya kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan psikis dan seksual,” lanjutnya.

Setelah mengelilingi lapangan sebanyak dua kali, aksi ini ditutup di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja dengan pembacaan puisi dan orasi dari beberapa peserta aksi. [b]

Tags: AdvokasiAksiGerakanPerempuan
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Iin Valentine

Iin Valentine

seorang penikmat buku, musik, dan penggemar foto.

Related Posts

Kesetaraan Perempuan Bali ala Banjar Kekeran

Menjadi Perempuan Versiku

8 May 2025
Praktik Keadilan Restoratif belum Berperspektif Korban Kekerasan di Bali

Praktik Keadilan Restoratif belum Berperspektif Korban Kekerasan di Bali

18 June 2024
Kronologi Aksi Mahasiswa Papua di Renon, Ormas PGN Kembali Muncul

Kronologi Aksi Mahasiswa Papua di Renon, Ormas PGN Kembali Muncul

13 June 2024
Peran dan Kedudukan Perempuan Berdasarkan Prasasti Masa Bali Kuno

Peran dan Kedudukan Perempuan Berdasarkan Prasasti Masa Bali Kuno

26 August 2022
Perempuan Masih Terdampak Pandemi

Perempuan Masih Terdampak Pandemi

21 April 2022
Yuni dan Kebingungan Kita Saat Ini

Yuni dan Kebingungan Kita Saat Ini

3 January 2022
Next Post
Sinema Bentara Tayangkan Film-Film Bertema Komedi

Sinema Bentara Tayangkan Film-Film Bertema Komedi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

POV: Remaja Jompo Cek Kesehatan Gratis Menjelang Ulang Tahun

POV: Remaja Jompo Cek Kesehatan Gratis Menjelang Ulang Tahun

16 May 2025
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Penculikan Perempuan Berkedok Adat

Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Penculikan Perempuan Berkedok Adat

15 May 2025
Jumlah Perawat di Panti Jompo Masih Minim

Jumlah Perawat di Panti Jompo Masih Minim

14 May 2025
Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

13 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia