Untuk pertama kalinya, teater Ontosoroh akan ditampilkan di Indonesia.
Interpretasi terhadap Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, ini akan mengisi Ubud Writers & Readers Festival 2014 Oktober nanti.
Sejumlah nama besar juga akan mengisi UWRF 2014. Misalnya Nadya Hutagalung, Azyumardi Azra, Goenawan Mohamad, dan Sacha Stevenson.
Namun, dengan sangat menyesal, Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) memberitakan secara resmi bahwa penerima Nobel sastra V.S. Naipaul tidak lagi tergabung dalam rangkaian program Festival 2014.
Direktur Festival, Janet DeNeefe, menyatakan penyesalan dan kesedihannya berkenaan dengan pergantian program mendadak ini. Sebuah keputusan yang terpaksa diambil karena ketidakmampuan Festival memenuhi permintaan khusus dan tiba-tiba dari penulis.
Namun demikian, pada penyelenggaraan yang ke-11 tanggal 1-5 Oktober nanti, Festival sastra paling inovatif se-Asia Tenggara ini akan menampilkan serangkaian program sarat ilmu dan kebijaksanaan. Berbagai tokoh ternama sebagai pembicaranya.
Nadya Hutagalung yang selama ini dikenal sebagai VJ MTV akan hadir membicarakan kesibukan barunya melestarikan kehidupan liar. Pada program khusus lingkungan UWRF Environment Day, Nadya akan mempertontonkan film dokumenter Let Elephants Be Elephants, diikuti sesi tanya jawab dengan pebisnis yang menerapkan prinsip ramah lingkungan sebagai moderatornya, Suzy Hutomo.
Seputar topik dalam negeri, Indonesia baru saja memiliki presiden baru. Pertanyaan seputar perubahan yang diharapkan dan pembelajaran dari pemilu lalu akan dibahas oleh dua tokoh besar Azyumardi Azra dan Goenawan Mohamad pada panel diskusi Destination Unknown.
Dua tokoh ini juga akan terlibat dalam perbincangan seru dengan komedian asal Kanada, Sacha Stevenson, pada panel diskusi Understanding Islam. Mereka akan bertukar pikiran tentang Islam Indonesia yang berbeda dengan golongan ekstremis.
Dengan kejatuhan Orde Baru 1998 lalu, media massa nasional mulai mendapatkan ‘kebebasan’. Sudah idealkah kebebasan pers Indonesia, bagaimanakah realitanya dan seperti apa masa depan dari pers Indonesia?
Silakan bergabung bersama ahli politik muda dari Australia, Gillian Terzis, dan dua penulis emerging berbakat UWRF 2014, Agus Rois dan Erni Aldajai, serta jurnalis senior Wayan Juniarta pada panel diskusi A Nation at the Intersection.
Topik korupsi di Indonesia barangkali dianggap basi. Namun bagaimanakah pandangan Elizabeth Pisani yang telah mengelilingi nusantara dalam setahun tentang hal ini? Simak penuturannya bersama Jacqui Baker di panel diskusi Korupsi.
Jacqui juga akan bercerita tentang karya sekaligus penelitian ilmiahnya Eat Pray Mourn: Crime & Punsihment in Jakarta. Riset ini mendokumentasikan bagaimana seorang perempuan bernama Yeni berupaya mengatasi ketidakadilan hukum di sebuah perkampungan kumuh di kota metropolitan Jakarta.
Sebagai Festival sastra budaya termegah di Indonesia, Ubud Writers & Readers Festival 2014 juga akan menghadirkan pertunjukan seni berkualitas. Dari penayangan film Sokola Rimba; pertunjukan teater Ontosoroh yang menginterpretasikan tokoh Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer, akan ditampilkan pertama kalinya di Indonesia pada gelaran ini; hingga pertunjukan musik kelas internasional, Oceania Under The Stars.
Rangkaian pertunjukan seni ini dapat disaksikan di pelataran Museum Blanco Renaissance. Acara tanpa biaya masuk di mana pengunjung dapat menikmati Ubud pada saat senja menuju malam, menikmati kebersamaan dengan para pecinta seni dan sastra dari berbagai penjuru dunia.
“Adalah suatu kebangaan bagi kami dapat menyuguhkan rangkaian acara yang benar-benar inovatif, mencakup isu-isu penting dunia serta pertunjukan seni berskala internasional hasil kolaborasi anak bangsa,” ungkap Janet DeNeefe, Direktur Festival. [b]