• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Saturday, May 17, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Umat Hindu Merayakan Saraswati di Belgia

Redaksi BaleBengong by Redaksi BaleBengong
7 May 2015
in Berita Utama, Budaya, Kabar Baru
0 0
0

Saraswati Belgia

Teks dan Foto Anak Agung Dewi Pflaumie

Hari Raya Saraswati kali ini bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015.

Bagi umat Hindu, Saraswati merupakan lambang ilmu pengetahuan. Tahun ini jatuh hari Sabtu dan hari sebelumnya merupakan hari buruh sedunia.

Akhir pekan yang panjang ini memungkinkan para umat Hindu Bali di Eropa berkumpul dan merayakan Hari Raya Saraswati di Pura Agung Santi Bhuwana, Brugelette, Belgia.

Rangkaian upacara ini dimulai dengan upacara Melukat sejak hari Jumat. Puncaknya dilaksanakan pada Sabtu, 2 Mei, diawali dengan upacara persembahyangan bersama. Upacara ini dipimpin Pemangku Sutia Wijaya.

Sekitar lima ratus umat Hindu Bali dari 12 negara Eropa hadir di Pura Agung Santi Bhuwana. Selain dari Belgia, mereka datang dari Jerman, Belanda, Italia, Perancis, Swedia, Denmark hingga Irlandia. Mereka datang dengan pesawat, bis atau kendaraan pribadi.

Rombongan Kelompok budaya Sekar Jagat Indonesia Perancis dan Grup Gamelan Puspa Warna Perancis misalnya, mereka datang dengan bis. Berangkat dari Paris jam 7 pagi dan tiba di Pairi Daiza pukul 11 siang.

Sembahyang Belgia

Salah satu tamu istimewa dalam upacara itu adalah Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia dan Republik Latvia, Dewa Made Juniarta Sastrawan. Dia khusus datang dari Swedia untuk ikut upacara tersebut.

“Kami sebagai bangsa Indonesia merasa bahwa kehadiran pura sebagai satu identitas budaya Indonesia ini dapat menjadi tempat yang baik untuk mempromosikan budaya kita sendiri,“ katanya.

Dalam kesempatan sama, DCM KBRI Brussel, Belgia Ignacio Kristanyo Hardojo mengatakan bahwa menunjukkan budaya Bali di Eropa merupakan bagian dari upaya perwakilan Indonesia di Luar Negeri untuk memperkenalkan satu budaya kita.

Antusias dan persaudaraan masyarakat Bali juga tampak dalam acara megibung. Semua umat membawa bekal makanan sendiri, tentunya makanan khas Bali seperti lawar, ayam betutu, babi guling, sayur urab, dan sambal matah. Layaknya piknik, mereka menggelar alas tikar dan makan bersama di Banjar Shanti Dharma.

Ketua Banjar Shanti Dharma Belgia-Luxemborg yang juga mengkoordinir odalan ini, Made Agus Wardana mengatakan bahwa sekitar 100 orang yang tergabung dalam 5 kelompok kesenian gamelan dan tari Bali dari Belgia, Belanda, Jerman dan Perancis ikut memeriahkan pesta kesenian Bali, yang diselenggarakan pada akhir rangkaian acara perayaan Saraswati.

Mereka adalah kelompok budaya anak anak Tamasya KBRI Brussel, Banjar Shanti Dharma Belgia, Bali Puspa Jerman, Sekar Jagat Perancis, Grup Gamelan Puspa Warna Perancis. Tampak di antara penabuh gamelan Prof. Michael Tenzer asal Kanada yang tergabung dalam grup banjar Suka Duka Belanda.

Rangkaian acara budaya ini mendapat sambutan hangat dari pengunjung taman Pairi Daiza yang memadati halaman dan pintu masuk Banjar Shanti Dharma. Sehingga sebagian kelompok kelompok budaya dan para penari terpaksa menunggu di halaman luar banjar. Sejumlah pecalang banjar tampak hilir mudik menjaga kelancaran berlangsungnya acara.

Pura Belgia

Selama tiga jam penuh, mereka tampil bergantian dengan menampilkan berbagai bentuk kesenian. Juga bermacam tarian seperti tari Pendet yang dibawakan oleh kelompok budaya anak anak Tamasya KBRI Brussel dengan iringan gamelan rekan rekannya. Tari Rejang dan Tari Panyembrana (Sekar Jagat Indonesia, Paris), Sekar Jagat (Bali Puspa, Jerman). Sebagai bagian penting dari rankaian acara itu, Barong Ratu Mas tampil dan ikut mesolah.

Acara ini diakhiri dengan iring-iringan para penari dan pemusik berkeliling sekitar Taman Indonesia.

Pura Agung Santi Bhuwana merupakan bagian dari Taman Indonesia di Pairi Daiza, Brugelette, Belgia. Lokasi ini dicapai dengan menempuh perjalnan sekitar satu jam dari Brussel. Pairi Daiza merupakan sebuah taman seluas 55 hektar dengan konsep bangunan warisan dunia dan memiliki koleksi satwa yang dilindungi, dari seluruh dunia.

Taman Indonesia sendiri dibangun di atas lahan seluas 6 hektar dan dibangun dengan biaya sekitar 8 juta Euro atau sekitar Rp 120 miliar. Taman, termasuk pura Santi Bhuwana merupakan prakarsa dari Eric Dom, pengusaha Belgia yang juga pemilik Taman Pairi Daiza.

Pura ini dibangun oleh pengrajin asal Bali, dengan batu lava dari daerah Magelang, Jawa tengah. Taman ini diresmikan pada Mei 2009 oleh Jero Wacik yang saat itu menjabat sebagai menteri Pariwisata.

Umumnya, pengunjung dikenakan biaya 27 Euro untuk orang dewasa (sekitar Rp 350 ribu), namun mereka yang akan bersembahyang di Pura Santi Bhuwana dibebaskan membayar, dengan syarat harus terdaftar jauh hari sebelumnya.

Made Agus Wardana menambahkan, sejak pura itu diresmikan, antusias umat Hindu Bali di Eropa mengikuti berbagai acara di pura Santi Bhuwana cukup tinggi, terutama pada musim semi hingga musim panas dan jumlahnya meningkat tiap tahun. [b]

Tags: AgamaBelgiaToleransiUpacara
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Redaksi BaleBengong

Redaksi BaleBengong

Menerima semua informasi tentang Bali. Teks, foto, video, atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke kabar@balebengong.id

Related Posts

Pelaksanaan kremasi di Krematorium Santha Yana Jl Cekomaria, Denpasar. Pelaksanaan kremasi dianggap lebih murah dan praktis dibandingkan ngaben. Foto Anton Muhajir.

Dukung Krematorium Berarti Pendukung Hare Krisna?

3 April 2021
Umat Hindu Madura di Bongso Wetan menggunakan tradisi Jawa dalam ritualnya. Foto Fully Syafi.

Menariknya Akulturasi Hindu Madura di Tanah Jawa

26 March 2021
Beginilah Uniknya Nyepi di Desa Kedisan

Beginilah Uniknya Nyepi di Desa Kedisan

16 March 2021
Ada Apa dengan Wiku Muda?

Ada Apa dengan Wiku Muda?

15 March 2021
Ketika Agama justru Menyekat Kemanusiaan Kita

Ketika Agama justru Menyekat Kemanusiaan Kita

1 June 2020
Puasa, Covid-19 dan PHBS

Puasa, Covid-19 dan PHBS

26 May 2020
Next Post
Biar Beda Tetap Mandiri Berkreasi

Biar Beda Tetap Mandiri Berkreasi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

POV: Remaja Jompo Cek Kesehatan Gratis Menjelang Ulang Tahun

POV: Remaja Jompo Cek Kesehatan Gratis Menjelang Ulang Tahun

16 May 2025
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Penculikan Perempuan Berkedok Adat

Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Penculikan Perempuan Berkedok Adat

15 May 2025
Jumlah Perawat di Panti Jompo Masih Minim

Jumlah Perawat di Panti Jompo Masih Minim

14 May 2025
Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

13 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia