Kampus Unud tersebar di beberapa wilayah Denpasar dan Badung. Namun, Kampus Unud di Jimbaran, Badung yang menjadi salah satu rute proyek subway/kereta bawah tanah di Bali. Angel, mahasiswi lulusan Unud jurusan pariwisata menghabiskan beberapa tahun untuk berkuliah di Jimbaran. Perempuan berusia 20 tahunan ini belum mengetahui adanya rencana pembangunan subway yang melintasi Jimbaran. “Kalau yang itu saya baru tahu, kereta bawah tanah kurang tahu,” ujarnya saat ditemui menunggu Sarbagita pada salah satu halte di Jimbaran.
Meskipun belum mengetahui, Angel berpendapat pembangunan subway dapat menimbulkan beberapa dampak dari berbagai pihak. Ia mencontohkan, dari sisi mahasiswa jika kereta telah dibangun dapat mempersingkat rute perjalanan. Namun, disisi lain Ia menganggap proses pembangunan subway dapat memperparah kemacetan di Jimbaran. “Untuk efisien waktu its okay, cuman kembali lagi kalau disini jalur utamanya ini, kalau dibongkar lagi makan waktu,” ucap Angel pada Senin, 5 Agustus 2024. Ia menambahkan, tentang pembangunan subway warga sekitar juga harus mengetahui secepatnya.
Sugihartawan (24) pekerja pariwisata salah satu hotel bintang lima di Nusa Dua juga tidak mengetahui pembangunan subway ini. Nusa Dua menjadi salah satu rute subway. Sugi tidak banyak berkomentar karena akses informasi yang didapatkan minim tentang pembangunan ini.
Sementara itu, di Denpasar tepatnya Sanur, salah satu pedagang yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku juga belum mengetahui adanya rencana pembangunan subway. “Tiang (saya) gak tahu gek, tiang (saya) baru dengar dari gek,” ungkapnya pada Senin (04/08).
Badung dan Denpasar bukan satu-satunya kabupaten yang jadi kawasan pembangunan subway. Wilayah Ubud di Kabupaten Gianyar juga jadi incaran. Salah satu warga Ubud, Purnami mengungkapkan dirinya belakangan ini baru mendengar rencana tersebut. Ia berharap adanya subway dapat menjadi moda transportasi publik yang mampu menunjang mobilitas warga Bali. “Harapannya benar menjadi public transportation bukannya public enemy yang bisa menunjang mobilitas orang Bali khususnya, tidak hanya sebagai alat penunjang pariwisata saja,” ungkapnya.
Menurut Purnami, penting juga memahami tipe masyarakat di Bali yang jarang menggunakan transportasi publik. Beberapa komentar di media sosial kerap menyalahkan moda transportasi menjadi penyebab macet. Padahal, jika dibandingkan mobil dan motor pribadi lebih banyak bersliweran di Bali. Bahkan tahun 2022, menurut data BPS, Bali berada peringkat ketujuh provinsi dengan motor terbanyak yaitu sebesar 3,9 juta.
Sosialisasi ke warga belum berjalan sepenuhnya
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta melalui pesan WhatsApp tidak menampik bahwa belum seluruh warga mendapatkan sosialisasi terkait proyek ini. Samsi juga mengungkapkan Provinsi Bali sudah menugaskan PT Sarana Bali Dwipa Jaya untuk mengeksekusi program tersebut. “Sudah sejak Maret lalu. Sebagian sudah, tapi sebagian lagi belum,” tulisnya pada Senin (04/08) lalu.
PT Sarana Bali Dwipa Jaya atau SBDJ merupakan BUMD yang dibentuk oleh Pemprov Bali melalui Bali Development Fund (BDF) dan Pemkab Badung melalui PT Badung Hebat Jaya. SBDJ mendapat mandat untuk memulai proses tender proyek Bali Urban Rail and Associated Facilities yang menaungi pembangunan subway tersebut. Model pembiayaannya dari investor, ini jadi model pembiayaan pertama di Indonesia yang digadang-gadang tidak menggunakan dana APBN maupun pinjaman luar negeri.
Menurut Samsi, setelah ditetapkannya SBDJ sebagai mitra strategis, akan ada beberapa rencana yang akan dilakukan. “Setelah mitra strategis ditetapkan, mereka bersama-sama menyusun rencana pembiayaan dan pembangunan. Termasuk strategi konstruksi dan pengadaannya,” tulis Samsi.
Berbagai proyek pembangunan di Bali menjamur sangat cepat. Tidak hanya subway, wacana pembangunan proyek lainnya seperti Electric Bus Rapid Transit (e-BRT) Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan (Sarbagita) bekerja sama dengan Australia. Sementara Australia bermitra dengan Millenium Challenge Corporation Amerika Serikat.
Proyek lainnya yang disebutkan Bupati Badung, Giri Prasta yaitu pembangunan tol laut, ini disampaikan pada Juli 2024 lalu. Menurut Giri, konsep tol laut merupakan mekanisme transportasi yang menghubungkan antara satu destinasi ke destinasi lainnya via laut. Sebelumnya pada Januari 2024, Menparekraf RI Sandiaga Uno mengusulkan adanya taksi laut untuk mengatasi kemacetan di Bali. Namun, dari sekian proyek ini beberapa warga yang ditemui pada Senin (04/08) belum mengetahui adanya proyek-proyek ini.
Akses informasi yang menyeluruh belum dapat ditemukan terkait dengan perencanaan proyek-proyek di Bali. Beberapa kejadian, proyek tiba-tiba sudah berjalan tanpa meminta saran maupun jajak pendapat kepada warga sekitar. Angel menambahkan, amat disayangkan jika pemerintah belum memberi tahu warga Jimbaran terkait adanya pembangunan subway. “Underpass bandara kan udah macet, apalagi ada bongkaran tambah macet. Apalagi makin kesini makin padat, ruang udah gak ada. Sekarang kembali lagi masyarakat setuju gak?” ujar Angel. Ia berharap informasi terkait pembangunan proyek apapun dari pemerintah dapat terakumulasi dalam satu ruang digital dan mudah dimengerti.
Angel mencontohkan, jika ada gambaran perencanaan rute subway secara detail pada situs resmi RTRW Bali itu tidak dapat menjadi acuan proyek telah disosialiasikan. Menurutnya, jalur yang dijelaskan dalam RTRW terlampau sulit untuk dipahami warga, Angel menambahkan, “pemerintah wajib menerjemahkan rute dan rencana pembangunan ke konten yang gampang dipahamin, kalau kayak gini bingung.”
Dari semua proyek itu apakah ada yang kalian ketahui?