Dialog Dini Hari kembali dengan album ketiga mereka, Tentang Rumahku.
Album ini menjadi sebuah percobaan baru untuk membagi cerita band folk asal Bali ini ke publik lebih luas. Tentang perasaan hangat dan tetap menjadi merdeka.
Pada 31 Mei 2014 lalu, secara resmi merilis Tentang Rumahku, album penuh ketiga mereka. Trio folk yang beranggotakan Dadang Pranoto (gitar, vokal), Brozio Orah (bas, vokal latar) dan Deny Surya (drum, perkusi) ini siap membagi beribu cinta lewat 11 lagu yang terangkum dengan indah di Tentang Rumahku.
Album penuh ketiga ini merupakan kelanjutan dari perjalanan bertahun-tahun suara lantang Dialog Dini Hari. Sebelumnya, mereka sudah merilis dua album penuh berjudul Beranda Taman Hati dan Self Titled, serta sebuah mini album berjudul Lengkung Langit.
Tentang Rumahku, juga merupakan kerja sama kedua –setelah Lengkung Langit— Dialog Dini Hari dengan Rain Dogs Records, perusahaan rekaman pendatang baru yang berbasis di Jakarta.
Dadang Pranoto, penulis lagu utama Dialog Dini Hari mengatakan mereka bertiga selalu ingin menjaga jarak dengan album sebelumnya. “Kami selalu ingin menantang diri sendiri untuk membuat sesuatu yang sedikit berbeda, tapi tidak lari dari benang merah yang sudah dimiliki oleh band ini,” kata Dadang tentang nuansa segar yang muncul di Tentang Rumahku.
Tentang Rumahku punya sedikit pendekatan berbeda. Album Beranda Taman Hati, Self Titled dan Lengkung Langit dikenal luas dengan lagu-lagu bernada manis yang relatif mudah untuk disenandungkan bersama.
“Sepanjang perjalanan, kita banyak bertemu orang, berinteraksi dan kemudian itu membentuk sekaligus menggugah keinginan untuk tetap mempertahankan jarak tadi dan menajamkan benang merah karya kami,” tambah Dadang.
“Ada beberapa pertanyaan yang mungkin akan muncul dari materi-materi di album ini. Yang jelas, kami memberikan sebuah pengalaman refreshing kepada mereka yang mendengarkan,” sambung Deny Surya.
“Sepanjang perjalanan, kami banyak bertemu orang, berinteraksi dan kemudian itu membentuk sekaligus menggugah keinginan untuk tetap mempertahankan jarak tadi dan menajamkan benang merah karya kami,” tambah Dadang.
Single pertama Tentang Rumahku, sebuah lagu berjudul sama, merupakan jembatan tegas yang menyambungkan masa lalu dengan Dialog Dini Hari di album terbaru ini. Lagu ini masih dalam garis karakter sama; bisa dinyanyikan bersama-sama ketika dimainkan di atas panggung, dilengkapi lirik manis yang menjadi spesialisasi Dadang Pranoto dan kesederhanaan pilihan nada yang dihasilkan lewat sebuah proses interaksi kolaboratif di antara masing-masing personil Dialog Dini Hari.
Sebagai introduksi awal, video singel Tentang Rumahku sudah diunggah ke Youtube dan bisa disaksikan di www.bit.ly/tentangrumahku.
Secara pilihan musikal, mereka menjadi semakin kaya di Tentang Rumahku. Perjalanan maju dan dengan bulat hati, mereka mengajak pendengar untuk turut serta berkendara menuju masa depan.
Cara penulisan lirik Dadang Pronoto masih ada di standar yang sama; kontemplantif sesekali bisa adiktif. Sementara dari departemen musik, ada sejumlah tambahan ide yang berhasil diwujudkan untuk membuat rekaman ini secara keseluruhan jadi lebih variatif.
Misalnya saja, keputusan Dialog Dini Hari mengajak Kartika Jahja dari Tika and the Dissidents untuk bernyanyi di Lagu Cinta atau Ricky Surya Virgana dari White Shoes and the Couples Company untuk mengisi cello di sejumlah lagu. Begitu juga kontribusi dari Sa’at, seorang musisi tiup senior yang memainkan suling di rekaman ini.
“Supaya orang tidak bosan,” sahut Brozio Orah.
“Album ini seperti wujud perkumpulan energi dahsyat, yang sudah kita rasakan embrionya sejak kita bertiga menulis lagu bersama di album kedua. Momentumnya di sana. Saya sudah merasa kalau orang-orang ini adalah mereka yang akan diajak bermain untuk band ini. Sinerginya terus berkembang dan kami saling menantang satu sama lain ketika berproses kreatif,” jelas Dadang lagi.
“Dan itu tidak disengaja sama sekali,” tambah Zio, anggota paling pendiam di Dialog Dini Hari.
“Di Tentang Rumahku, kami merasakan kemerdekaan seniman dalam berkarya di mana kami bebas melakukan apa yang dirasa perlu dalam seluruh proses interaksi penggarapannya,” lanjut Dadang.
Itu menjelaskan kenapa album ini perlu waktu dua tahun enam bulan untuk dirampungkan. Sebelas lagu yang terpilih merupakan sekumpulan komposisi ideal yang mereka hasilkan dalam kurun waktu itu.
“Kami menulis banyak sekali lagu, tapi di saat yang bersamaan harus bilang ‘stop’ dengan seluruh proses ini. Supaya albumnya rampung. Karena kalau dibiarkan terus, pasti eksplorasinya terus berlangsung dan album ini tidak pernah selesai,” kelakar Dadang.
“Dan sejauh ini, Tentang Rumahku adalah karya terbaik kami dari segi eksplorasi. Di sini kami benar-benar puas melakukan banyak hal yang diinginkan oleh tiga kepala ini. Benar-benar merdeka,” lanjutnya
“Semoga apa yang kami rasakan sampai ke orang yang mendengarkan,” tambah Deny.
Dari departemen visual, Tentang Rumahku menampilkan sejumlah karya seniman visual muda Natasha Gabriella Tontey. Nuansa cerah yang ia pilih untuk album ini, memberi warna baru sekaligus menyegarkan pada katalog karya Dialog Dini Hari.
Album Tentang Rumahku sudah sukses diluncurkan lewat sebuah record release party sederhana tapi bising di PGP Cafe di bilangan Rempoa, Tangerang Selatan pada 31 Mei 2014. Bising karena hampir semua orang yang hadir bisa bersenandung fasih menyanyikan lagu-lagu Dialog Dini Hari.
Rain Dogs Records menyediakan Tentang Rumahku dalam format cd. Sebarluaskan kabar bahagia ini dan salam beribu cinta dari Dialog Dini Hari! [Oleh Felix Dass]
Comments 1