Usai melawat ke berbagai kota Black Rose Theater dan Teater Pictorial, dua kelompok teater dari Bandung akan pentas di Bentara Budaya Bali.
Mereka usai bermain di antaranya di Gedung Kesenian Tasikmalaya, Taman Budaya Jawa Barat, Taman Budaya Mataram NTB, dan Sasana Budaya Singaraja Bali.
Pada Minggu, 24 Juli 2011, pukul 19.00 Wita mereka akan pentas di Bentara Budaya Bali. Mementaskan lakon ‘Sumur Tanpa Dasar’ karya Arifin C. Noer, Semi Ikra Anggara, pimpinan produksi pementasan, menyebut bahwa pemanggungan kali ini merupakan upaya generasi baru teater Indonesia dalam menafsir lapisan makna pada teks lakon generasi sebelumnya.
Sekaligus menawarkan kemungkinan-kemungkinan baru seraya mengukuhkan eksistensi masing-masing sesuai dengan kecenderungan dan keyakinan yang dipilih kedua kelompok ini.
Pementasan teater ‘Sumur Tanpa Dasar’ berlangsung di Bentara Budaya Bali, Jl. Prof. I B Mantra 88 A Ketewel-Gianyar. Selain menghadirkan pertunjukkkan, pada hari yang sama, pukul 10.00 Wita, diselenggarakan pula workshop teater bersama Black Rose Theater dan Teater Pictorial. Workshop ini sebagai cerminan upaya generasi teater terkini untuk mengembangkan tradisinya sendiri, mencari bentuk di tengah berbagai kecenderungan teater realis maupun surealis seraya melakukan kontekstualisasi pada pendalaman isi dan garapannya.
”Konsep garapan yang saya buat adalah tiga hal besar mengenai segala sesuatu tentang naskah, tafsir terhadap naskah dan tafsir pertunjukan. Konsep disusun dengan tujuan sebagai pedoman penggarapan, pemetaan gagasan, dan sebagai bentuk pertanggung jawaban,” ujar Irwan Jamal, sutradara pementasan.
Lakon ‘Sumur Tanpa Dasar’, ditulis Arifin C. Noer 48 tahun silam, ketika berusia 22 tahun, tetap relevan bagi kehidupan masa kini. Naskah yang disusun menjelang tragedi 1965 ini berhasil memotret sisi manusia modern yang tengah mengalami krisis eksistensi sekaligus kehampaan spiritual. Tokoh utama, yakni Jumena Martawangsa yang terbelenggu oleh keyakinan pada pikirannya sendiri mengalami kemelut batin berkepanjangan lantaran berbenturan dengan hati nuraninya sendiri.
Sebagaimana karya Arifin lainnya, ‘Sumur Tanpa Dasar’ terbilang puitis, surealis dan simbolis, serta mengeksplorasi masalah psikologis tokoh-tokohnya yang senantiasa ada dalam simpang pilihan.
Black Rose Theater dan Teater Pictorial didirikan pada 2008 dan 2009, anggotanya rata-rata berusia 20 tahun. Selanjutnya, mereka akan melanjutkan lawatan pentas di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Pimpinan produksi pementasan ini adalah Semi Ikra Anggara, penata artistik Irwan Jamal, dengan aktor Semi Ikra Anggara, Iqbal Ruswandita, Ayu, Christy, Zainal Arifin, May Ramadhan, Indrawan Setiadi, Sugih, Dedek Komadri, Agung, Anugerah Permana, Suherman, dan Agung Permana Putra. Penata musik Lawe NH, Dadan Lesmana, dan Isep Sunandar. Stage manager Cucu Lesmana. [b]
Tulisan dikirim Bentara Budaya Bali.