• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Friday, May 20, 2022
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Susur Hutan dan Sungai Bersama BASE Bali

Redaksi BaleBengong by Redaksi BaleBengong
16 April 2021
in Kabar Baru, Lingkungan
0 0
1

Banyak orang berhasil keliling dunia, banyak orang yang berhasil membuat perubahan di suatu daerah.Tetapi bersamaan dengan itu, ada orang yang lupa kampung halamannya. Ada orang yang sibuk memikirkan pembaruan guna memajukan suatu kota, sedangkan ia lupa untuk memajukan desanya sendiri.

Oleh Savrya Mutmainnah

Desa tempat kita dilahirkan, tempat kita bermain bersama teman-teman, tempat pertama yang menjadi saksi bisu mempelajari dunia ini. Namun, saat kita sudah berhasil menginjakkan kaki ke kota kita lupa dengan kampung halaman.

Kesalahan seperti ini yang tidak ingin dilestarikan oleh sekelompok pemuda yang berbakat dan berpengalaman di Jembrana. Mereka tidak ingin membuat perubahan di suatu daerah tanpa melakukan perubahan juga di desa mereka.

Sekelompok pemuda itu ialah I Putu Bawa Husadi (Bowo), Sayu Komang Sri Mahayuni (Sayu), Agus Wesnawa (Gus Wes), Ngurah Sumadi, Gede Suparta, dan Ketut Adi. Mereka merupakan putra-putri desa yang berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Pada tahun 2004 mereka mendirikan komunitas yang bernama BASE Bali, kepanjangannya Bisnis Alternatif Sosial Ekologi. Bisa juga dipahami sebagai dasar (base) dari Bali, komunitas ini didirikan di Bali Barat, tepatnya di Banjar Yeh Buah, Desa Yeh Embang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.

Komunitas ini merupakan sebuah komunitas yang bersifat terbuka yang tidak mengikat anggotanya. Mereka membebaskan anggotanya berekspresi dan membiasakan untuk menggelengkan kepala bukan menganggukan kepala. Kami, alumni Kelas Jurnalisme Warga (KJW) Jembrana susur hutan dan susur sungai di desa ini. Warga pesisir menengok hulu untuk belajar dan mempelajari penyebab banjir.

Komunitas ini dibangun karena kegelisahan pribadi anggota tentang apa yang bisa mereka buat untuk desa mereka sendiri setelah banyak proyek perubahan berhasil mereka kerjakan untuk daerah lain. Ibu Sayu sudah sering ke pelosok Indonesia untuk membagi pengalamannya di bidang pendidikan permakultur dan kesiapsiagaan bencana alam. Demikian juga om Bowo. Sedangkan om Gus Wes sudah 18 tahun bekerja di kelompok aktivis lingkungan dunia dan berlayar di kapal Greenpeace.

Adapun tujuan komunitas ini ialah menjadikan Bisnis, Alternatif, Sosial, dan Ekologi ini bisa terwujud. Selain itu menjadi tempat beradaptasi dengan masalah untuk mencari solusi bersama serta menjadi tempat berpikir kritis dan berbeda.

Selama kurang lebih 17 tahun sudah komunitas ini berdiri dan mencoba banyak cara untuk mencapai tujuan mereka. Mulai dari melakukan pendekatan kepada sekolah-sekolah yang ada di Jembrana untuk membahas isu tentang hutan, air, dan lingkungan. Namun, kegiatan ini belum bisa menghasilkan seperti apa yang mereka harapkan. Hingga akhirnya mereka membuat sesuatu, di mana kita bisa belajar banyak hal. Mereka membuat Hutan Belajar.

Om Gus Wes mengatakan Hutan Belajar hadir dari kesalahan masa lalu, yaitu mengubah alam dari apa yang kita yakini, tetapi hal itu yang sebenarnya tidak bagus untuk alam itu sendiri. Hutan Belajar juga sebagai salah satu jawaban dari pertanyaan hal apa yang bisa dilakukan untuk desa mereka dan tempat belajar serta menemukan formula baru untuk kehidupan ini. Ide ini didukung penuh oleh aparat pemerintahan desa setempat dan Dinas Kehutanan wilayah Bali Barat.

Saat ini kawasan Hutan Belajar memiliki luas sekitar 4 ha, yang di dalamnya terdapat banyak pepohonan yang dirawat dan dilestarikan. Selain pepohonan disini juga terdapat macam – macam burung yang juga dikonservasikan di Hutan Belajar ini. Di kawasan ini juga terdapat Pohon Kwanitan yang merupakan tanaman endemik Jembrana.

Ibu Sayu menjelaskan, tanaman ini dahulunya sering dimanfaatkan kayunya oleh warga sekitar untuk membuat perlengkapan rumah tangga karena kayu dari pohon kwanitan ini memiliki sifat yang tidak akan dimakan oleh rayap. Selain Hutan Belajar, komunitas BASE BALI juga mempunyai program susur sungai. Program ini dilakukan bersama Desa Siap Siaga Bencana dengan menanam pohon bambu dan menebang semua pohon selain pohon bambu yang ada di sepanjang bibir sungai. Kenapa pohon bambu?

Karena pohon bambu memiliki akar yang saling mengikat sehingga bisa mencegah terjadinya belabar. Pohon bambu yang akan ditanami disepanjang bibir sungai tersebut diambil dari Hutan Belajar dan sengaja dibudidayakan untuk kepentingan program ini. Program ini sudah dijalani dan rencananya akan terus dilakukan disepanjang bibir sungai hingga menuju ke Pantai Rambut Siwi yang merupakan titik akhir bermuaranya air sungai Yeh Embang tersebut.

Markas BASE Bali di tengah kebun, Jembrana.

Selain dua program diatas, BASE Bali juga mempunyai beberapa program yang melibatkan masyarat sekitar seperti program pemilahan sampah rumah tangga, penanaman hutan, pengolahan hasil panen warga, dan desa tangguh terhadap ekonomi dan bencana. “Program kita yang melibatkan warga itu ada pengolahan sampah rumah tangga mandiri. Kami akan melakukan permohonan ke Pemerintah Desa Yeh Embang Kauh untuk mendukung program ini dengan membantu membuatkan tempat pembuangan akhir,” ucap Om Bowo.

Om Bowo juga menambahkan bahwa komunitas ini tidak hanya diperuntukan untuk pemuda-pemudi dari Desa Yeh Embang Kauh saja, tetapi juga diperuntukan untuk anak muda di mana saja yang ingin belajar di Hutan Belajar. Ia berharap untuk komunitas yang sudah ada di generasi kedua ini, bisa membumikan lebih luas apa yang mereka ketahui. Selain itu, ia juga berharap untuk program Hutan Belajar agar menjadi tempat merumuskan formula juga menjadi tempat belajar dari segala arah.

Tags: desa candikusumahutan belajarJembranakelas jurnalisme wargaspendedirekt
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Redaksi BaleBengong

Redaksi BaleBengong

Menerima semua informasi tentang Bali. Teks, foto, video, atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke kabar@balebengong.id

Related Posts

Dua Bulan Pasca Gempa, Warga Masih Membutuhkan Bantuan

Dua Bulan Pasca Gempa, Warga Masih Membutuhkan Bantuan

31 December 2021
Legitnya Madu Lebah dari Kebun Mete dan Mangga di Desa Ban

Legitnya Madu Lebah dari Kebun Mete dan Mangga di Desa Ban

20 December 2021
Geliat Pertanian dan Wisata Alam di Kekeran Saat Pandemi

Geliat Pertanian dan Wisata Alam di Kekeran Saat Pandemi

8 June 2021
Menghargai Pilihan Nyentana dan Pada Gelahang

Menghargai Pilihan Nyentana dan Pada Gelahang

29 May 2021
Educamp2021

Eduforest: Mengenal Hutan Bali Barat untuk Melestarikan

19 May 2021
Memperbaiki Kesalahan Masa Lalu pada Hutan Yehembang Kauh

Memperbaiki Kesalahan Masa Lalu pada Hutan Yehembang Kauh

19 April 2021
Next Post
You and I, tentang Memori dan Dekatnya Kematian

You and I, tentang Memori dan Dekatnya Kematian

Comments 1

  1. Pingback: Arisan Sekali Sebulan untuk Menjaga Kewarasan | Rumah Tulisan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

AJW 2022 AJW 2022 AJW 2022

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Anugerah Jurnalisme Warga 2022 Mengusung Tri Hita Digital (Diperpanjang 14 Mei)

Anugerah Jurnalisme Warga 2022 Mengusung Tri Hita Digital (Diperpanjang 14 Mei)

7 April 2022
Mendayung Generasi Nyegara Gunung

Lirik Lagu Anak-Anak (Gending Rare) Daerah Bali

12 October 2010
TANTRI, Kekuatan Sebuah Dongeng

TANTRI, Kekuatan Sebuah Dongeng

27 September 2011

Wirama Totaka, Penjelajahan Spiritualitas Ayu Laksmi

2

Kisah di Balik Isu Bubarnya Lolot Band

61
Kolaborasi Teknologi Menciptakan Konservasi Lingkungan

Kolaborasi Teknologi Menciptakan Konservasi Lingkungan

20 May 2022
Penggunaan Internet Pesat, tapi Tidak Merata

Penggunaan Internet Pesat, tapi Tidak Merata

15 May 2022
Syair Lirih Perpisahan Ramadhan di Loloan, Jembrana

Syair Lirih Perpisahan Ramadhan di Loloan, Jembrana

15 May 2022
Se(Tera) untuk Semua

Se(Tera) untuk Semua

14 May 2022
Seorang warga di Klungkung menghaturkan banten dan sarana upacara lain pada hari Tumpak Wariga. Foto Juni Antari.

Dari Ritual ke Virtual

14 May 2022

Kabar Terbaru

Kolaborasi Teknologi Menciptakan Konservasi Lingkungan

Kolaborasi Teknologi Menciptakan Konservasi Lingkungan

20 May 2022
Penggunaan Internet Pesat, tapi Tidak Merata

Penggunaan Internet Pesat, tapi Tidak Merata

15 May 2022
Syair Lirih Perpisahan Ramadhan di Loloan, Jembrana

Syair Lirih Perpisahan Ramadhan di Loloan, Jembrana

15 May 2022
Se(Tera) untuk Semua

Se(Tera) untuk Semua

14 May 2022
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In