• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Saturday, May 17, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Sudah Miskin, Ditangkap Pula

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
25 February 2010
in Kabar Baru, Sosial
0 0
0

Sebanyak 38 pengemis ditangkap Satpol PP Kota Denpasar, sepanjang akhir pekan lalu dari berbagai tempat di Denpasar. Mereka terdiri dari ibu dan anak-anaknya yang berjumlah 25 orang, berusia 3 bulan sampai 13 tahun.

Senin lalu semua pengemis ini mengaku akan kembali mengemis di Denpasar jika dikembalikan ke daerah asalnya di Karangasem dan Bangli. “Jika saya tak kembali ke Denpasar, saya tak punya uang, demikian juga anak-anak,” ujar Ni Ketut Muliani, 28 tahun, seorang ibu yang ditangkap bersama tiga anaknya. Muliani pagi itu baru bangun di tempat penampungan sementara di kantor Satpol PP. Ia tidur bersama 20 orang lainnya dalam satu kamar berukuran sekitar 3×4 meter persegi.

Muliani mengaku berasal dari Banjar Betenaas, Munti Gunung, Karangasem, salah satu desa yang terkenal sebagai pemasok pengemis di Bali. Ia membesarkan ketiga anaknya sambil mengemis di beberapa ruas jalan di Denpasar. Ketiga anaknya masih berusia di bawah tujuh tahun.

Dua anaknya yang terbesar sudah bisa mengemis sendiri. Sementara Muliani mengemis dengan menggendong si bungsu berusia setahun. “Semakin kecil pengemis, semakin banyak dapat,” ujarnya. Misalnya, dua anaknya tiap hari rata-rata bisa mendapat uang Rp 30 ribu. Sebagian dibelanjakan dan sebagian diberikan ibunya.

“Kalau di kampung, mau makan apa? Desa kami kering, seperti dikutuk karena ternak sering mati, jagung hanya panen sekali dalam setahun,” papar Muliani lagi. Ia mengatakan sejumlah bantuan memang diberikan oleh yayasan atau dermawan, bahkan orang asing namun penyebarannya tak merata. Misalnya yang sudah pernah diberikan adalah bibit sapi, beras, dan keterampilan menganyam.

“Semuanya cepat habis karena tak berkembang. Ternak cepat mati di desa, dan sulit air,” kilahnya. Saat musim hujan seperti ini, air memang bisa ditampung tapi kayu bakar sulit didapat.

“Kami dapat lebih pasti dengan mengemis. Dalam sehari bisa dapat Rp 50 ribu, untuk beli nasi, dan keperluan upacara adat di kampung,” tambah seornag ibu lainnya.

Mereka mengaku ketergantungan untuk mengemis. Menurutnya masih mudah mendapat uang di jalanan dibanding harus bekerja. “Tidak mungkin saya bisa bekerja sambil bawa tiga anak kecil. Suami saya buruh bangunan,” kata Muliani.

Selain tak punya keterampilan, hampir semua termasuk anak-anaknya buta hurup. Ketergantungan juga dialami Murni, pengemis perempuan berusia 12 tahun ini. “Saya sudah sering kejar-kejaran dengan polisi (Satpol PP) dan baru dua kali kena tangkap,” katanya santai. Ia mengatakan bisa membaca bukan hal penting. “Kalaus ekolah, nanti saya tak boleh minta-minta lagi,” keluhnya.

I Nyoman Ambara, Kabid Operasional dan Pengembangan Kapasitas Satpol PP Denpasar mengatakan rata-rata tiap bulan menangkap 100 pengemis dari jalanan. “Kita hanya melakukan penangkapan, pembinaan urusan Dinas Sosial,” ujarnya. Menurutnya setahun ini, pengemis-pengemis baru banyak, selain yang lama. Seperti tangkapan terakhir, sebagian besar baru sekali ini ditangkap.

“Saya tau mereka akan balik lagi ke kota. Apa daya, kita sulit mencegahnya,” katanya. Menurutnya Dinas Sosial paling memberikan penyuluhan soal agama sebelum dipulangkan ke desanya.

Karena masalah inilah, DPRD Bali berencana mengusulkan Ranperda Penanggulangan Gepeng di Bali.  “Nanti, dalam Perda itu rencananya si pemberi juga akan kena sanksi seperti Perda di Jakarta,” kata I Nyoman Partha, Ketua Komisi IV DPRD Bali yang membidangi kesehatan dan kesejahteraan. Ia mengharap LSM atau publik memberikan masukan untuk draft Ranperda ini karena sangat kompleks menyangkut masalah sosial dan budaya.

Jaringan kelompok perlindungan perempuan dan anak di Bali mengharapkan rancangan Perda yang belum dibahas ini tak mengkriminalisasi anak dan perempuan dengan dalih ketertiban. “Sumber masalah adalah kemiskinan. Kita tahu anak-anak jalanan itu juga dieksploitasi oleh orang-orang tertentu, dan inilah yang harus dibongkar,” ujar Asana Viebeke Lengkong, aktivis I am An Angel, jaringan sosial yang kerap membawa bantuan ke Munti Gunung dan desa-desa miskin lainnya di Bali.

Pemerintah Provinsi Bali mencatat, jumlah penduduk tergolong miskin di Bali sebanyak 182 ribu orang per Maret 2009 ini  atau sekitar 5 persen dari 3,4 juta penduduknya. Sebagiannya berada di pedesaan yang terisolir seperti Karangasem dan Buleleng. Sebagian lagi ada di perkotaan. [b]

Tags: BaliSosial
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Bali Hampir Habis, Semenjana dan Tergantikan

4 January 2025
Over Development Bali di UWRF 2024

Over Development Bali di UWRF 2024

23 October 2024
Yang Lalu Jangan Biarkan Berlalu, Tuturkan di Indonesia Bertutur

Yang Lalu Jangan Biarkan Berlalu, Tuturkan di Indonesia Bertutur

13 August 2024
Menelaah Pembungkaman PWF 2024 dari Berbagai Perspektif Hukum

Menelaah Pembungkaman PWF 2024 dari Berbagai Perspektif Hukum

7 June 2024
Sudahkah Bali Ramah Pejalan Kaki dan Transportasi Publik?

Sudahkah Bali Ramah Pejalan Kaki dan Transportasi Publik?

28 May 2024
Dampak Pembangunan Pusat Kebudayaan Bali Baru Sejauh Ini

Karya Agung dan Serdadu-Serdadunya

28 May 2024
Next Post

Dalam Damai Masalah Selesai

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

POV: Remaja Jompo Cek Kesehatan Gratis Menjelang Ulang Tahun

POV: Remaja Jompo Cek Kesehatan Gratis Menjelang Ulang Tahun

16 May 2025
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Penculikan Perempuan Berkedok Adat

Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Penculikan Perempuan Berkedok Adat

15 May 2025
Jumlah Perawat di Panti Jompo Masih Minim

Jumlah Perawat di Panti Jompo Masih Minim

14 May 2025
Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

13 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia