• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Wednesday, November 29, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Sudah Diserang Ulat Bulu, Mangga juga Tak Laku

Wayan Sukadana by Wayan Sukadana
14 January 2015
in Kabar Baru, Lingkungan
0 0
0
ulat-bulu-1-tile
Serangan ulat bulu di Nusa Penida. Foto nusapenidamedia.com

Hujan membuat para petani di Nusa Penida memiliki harapan. 

Namun, hama ulat bulu yang memakan tanaman cukup mengkhawatirkan sehingga petani was-was. Serangan uled bijal (red; ulat bulu) merusak tanaman labu, kacang merah, jagung termasuk daun umbi-umbian.

Semua tanaman itu rusak tanpa daun meski tidak seganas di awal masa tanam. Tingginya curah hujan membuat tanaman ini bisa tetap hidup meski diserang hama.

“Makejang amahe, don kacang, kemale, jagung kayang keladi krutung don anake. Jani agak dongan sube, yen pidante mare sajan,” kata I Made Senter warga Senangka Desa Sakti, Nusa Penida, Klungkung.

Artinya, semua dimakan, daun kacang, labu, jagung termasuk umbi-umbian pun tanpa daun. Sekarang sudah berkurang, kalau dulu memang ganas.

Selain hama ulat yang meresahkan, warga juga mengeluhkan anjloknya harga buah mangga di musim panen raya. Akhir Desember lalu menjadi awal musim panen mangga. Puluhan ton buah mangga dari berbagai jenis siap panen mulai manalagi, poh lantang, poh lembongan, poh gedang, poh ijo, poh dodol, gender rase, poh pelom dan varian lainnya.

Lagi-lagi petani hanya bisa gigit jari. Rendahnya harga jual membuat petani enggan memanen mangganya. Buah mangga dibiarkan begitu saja dan jatuh berserakan di dekat pohonnya. Warga bahkan mengaku buah mangga dijadikan makanan tambahan ternak.

“Apah di Abian tiang di Mundung Asah bek sajan laku ajine trade. Anak meli trade, yen adep mudah sajan percume ibe, adenle sisir-sisir hang sampi, celeng jak siap, mani to adep,” ujar I Wayan Sadia sambil berkelakar.

Artinya, di kebun saya, Mundung Asah, banyak sekali mangganya tetapi tidak laku. Orang mau beli saja tidak ada, kalaupun dijual harganya murah dan percuma. Lebih baik kami kupas untuk makanan ternak seperti sapi, babi dan ayam. Ternak itu yang akan kami jual.

Rendahnya harga jual mangga diduga akibat pasokan yang melimpah sementara distrubusi pengiriman hasil panen ke Bali daratan sangat minim. Bisnis ini pun tidak begitu dilirik oleh para pengepul karena dianggap berisiko.

Lambatnya transportasi pengiriman membuat mangga cepat busuk. Pengepul takut merugi. Harga buah mangga justru berbanding terbalik dengan nilai jual di Pasar Badung, Denpasar. Per kilogram diharga kisaran Rp 10.000 sementara di Nusa Penida nyaris tak laku. [b]

Catatan: Artikel ini ditulis I Gede Sumadi untuk Nusa Penida Media. Disebarluaskan sebagai bagian dari kerja sama BaleBengong dan Nusa Penida Media.

Tags: KlungkungNusa PenidaPertanian
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Wayan Sukadana

Wayan Sukadana

Penggerak komunitas. Penikmat dan peminat musik. Sedang belajar jadi pengusaha pariwisata di tanah kelahirannya, Nusa Penida.

Related Posts

Bali Yang Binal 2021 di Nusa Penida

Bali Yang Binal 2021 di Nusa Penida

9 May 2021
Ledok, Gizi Bubur di Pulau Kapur

Ledok, Gizi Bubur di Pulau Kapur

15 April 2021
Menanam Pohon di Bukit agar Air tak Lagi Sulit

Menanam Pohon di Bukit agar Air tak Lagi Sulit

11 April 2021
Petani Muda Mengani tetap Bergairah di Tengah Pandemi

Petani Muda Mengani tetap Bergairah di Tengah Pandemi

7 April 2021
Jalan Pelik Bali Organik

[Laporan Mendalam]: Jalan Pelik Mimpi Bali Organik

27 January 2021
Garam Kusamba: Memanen Air Laut Mengandalkan Terik

Garam Kusamba: Memanen Air Laut Mengandalkan Terik

26 January 2021
Next Post
Bersama Kami, Mari Bersama Jaga Kebersihan Pantai Bali

Bersama Kami, Mari Bersama Jaga Kebersihan Pantai Bali

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
Begini Lho Cara Menjelajah Nusa Penida dengan Cara Berbeda

Sekolah Perempuan oleh Bali Sruti

26 November 2023
Difabel, Pandemi, dan Perjuangan Inklusi

Kampanye Hak Alat Bantu Disabilitas

25 November 2023
Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

24 November 2023
Museum Giri Amertha dan Sang Hyang Dedari

Museum Giri Amertha dan Sang Hyang Dedari

23 November 2023

Kabar Terbaru

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
Begini Lho Cara Menjelajah Nusa Penida dengan Cara Berbeda

Sekolah Perempuan oleh Bali Sruti

26 November 2023
Difabel, Pandemi, dan Perjuangan Inklusi

Kampanye Hak Alat Bantu Disabilitas

25 November 2023
Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

24 November 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In