Dentuman musik terdengar menghentak dan menggelegar.
Iramanya kasar dengan tempo amat cepat. Seolah membawa semangat dalam harmoni nadanya. Begitulah musik bawah tanah (underground) ini terdengar di kalangan penikmatnya yang disebut Metalhead.
Sebuah band underground terbentuk berawal dari kecintaan sama terhadap musik jenis ini. Setelah kongko-kongko sekadar ngobrol, cikal bakal band pun terbentuk dengan nama Ranjau.
Obrolan berlanjut ke media sosial. Mereka menggunakan teknologi ini untuk mengembangkan kemampuan diri.
“Seiring perkembangan teknologi, musik underground sekarang ini pun semakin maju. Peran media sosial, seperti Facebook dan IG (Instagram) sangatlah besar,” kata gitaris Ranjau, Wina Wibawa.
Menurut Wina Wibawa tiga tahun terakhir even musik cadas cenderung lesu kegiatan. Bisa dikatakan ada penurunan. Hal ini berdampak pada perkembangan musik cadas itu sendiri. Padahal, Wina mengatakan, banyaknya even akan menambah minat penggemar dan penikmat musik cadas.
Wina menceritakan perjalanannya bermusik underground. Dia sudah mengenal musik cadas sejak SMP saat menyaksikan acara Forum Musik Kompilasi (FMK).
“Pada waktu hanya bisa menghayal bisa terlibat performance dalam acara tersebut,” ujarnya.
Angan-angan itu bisa tercapai juga. Dia mendapat kesempatan untuk tampil sepanggung dan duduk bareng band-band lainnya saat dia mulai ngeband.
Setelah lulus Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR), sekarang bernama SMK I Sukawati pada tahun 2000, dia melanjutkan studi di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mengambil jurusan seni murni.
Saat masih kuliah, dia membentuk band Ranjau bersama Lanang Niose, Pecon Ranjau dan Bobtal Niose. Setelah selesai menempuh studi, ia menetap di kampung halamannya, Tabanan.
Tak jauh dari seni ia membuka bisnis percetakan dan periklanan. Wina juga aktif di dua band berbeda dengan aliran berbeda pula yaitu Ajal yang beraliran deathmetal dann Total Idiot yang beraliran punk.
https://www.youtube.com/watch?v=yHsEuij_KbE
Wina bergabung Total Idiot dari tahun 2012. Band ini termasuk band punk tua. Meskipun menginjak 23 tahun, band ini masih aktif. “Tinggal diledakkan,” ujar Wina.
Metalhead Bali mungkin tidak asing lagi mendengar kedua band tersebut. Mereka sering tampil berbagai even di Bali sampai luar Bali. Menurut Wina para pemusik underground Indonesia dan Bali khususnya tetap berkarya dan mencari identitasnya.
“Harapan saya musisi underground Indonesia dan Bali khususnya tetap berkarya dan mencari identitasnya agar metalheads Indonesia disegani dan diperhitungkan di kancah permusikan metal dunia,” ujarnya.
Wina menambahkan para musisi underground perlu saling dukung. “Kalau nggak dari kita, terus siapa lagi yang mau bangkitin skena ini,” katanya. [b]