• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Thursday, September 28, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup Agenda

Seputar Sastra Bali Modern dan Rancage

Redaksi BaleBengong by Redaksi BaleBengong
25 September 2015
in Agenda, Buku
0 0
0

Sandyakala 46_Darma Putra 3

I Made Sanggra membawa kehidupan sastra Bali memasuki babak baru.

Dialah sastrawan Bali pertama yang meraih hadiah Sastra Rancage pada 1998, melalui kumpulan sajaknya “Kidung Republik”. Selain Sanggra, penghargaan jasa diberikan pula kepada Nyoman Manda.

Diikutkannya sastra Bali modern sebagai salah satu penerima hadiah Sastra Rancage oleh Ayip Rosidi kala itu turut membawa hal baru bagi sastra Bali.

Sejalan hal itu, Sandyakala #46 yang digelar Bentara Budaya Bali kali ini secara khusus mengetengahkan tema “Seputar Sastra Bali Modern dan Rancage”. Dialog sastra tersebut akan diselenggarakan pada Jumat (25/9) pukul 18.30 WITA di Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, Ketewel, Gianyar.

Hadir sebagai pembicara adalah kritikus Prof. Dr. Nyoman Darma Putra, M.Litt dan sastrawan Dewa Gede Windhu Sancaya. Keduanya akan bertimbang perihal perkembangan sastra Bali modern dan upaya Yayasan Rancage pimpinan budayawan Ajip Rosidi, terutama terkait upaya medorong lahirnya karya-karya berbahasa Ibu, tak terkecuali bahasa Bali.

Menurut Nyoman Darma Putra yang juga Guru Besar Sastra Indonesia di Universitas Udayana, hadiah Sastra Rancage merupakan salah satu pilar penting penunjang kehidupan sastra berbahasa Ibu di Indonesia, termasuk bahasa Bali.

“Jika tidak ada Hadiah Sastra Rancage, kemungkinan besar sastra Bali modern tumbuh tidak segayeng saat ini,“ ungkapnya.

Sejak lahirnya sastra Bali modern tahun 1910-an, sejarah sastra ini memiliki gap, kesenjangan, atau naik-turun karena sedikitnya karya dan sepinya peminat. Perjalanan sastra Bali modern yang terseok-seok itu boleh dikatakan berlangsung sampai tahun 1980-an.

Penulis-penulis Bali kian menyambut anugerah sastra Rancage lewat karya. Banyak yang kemudian menerbitkan buku-buku sastra seperti kumpulan puisi, cerpen, dan novel. Sejak tahun 2000, rata-rata buku sastra Bali modern yang terbit sekitar delapan judul. Walau kecil, tetapi buku-buku itu membuat perkembangan sastra Bali modern cukup stabil.

Setelah 17 tahun diikutkan sebagai penerima hadiah sastra Rancage, sudah ada 20-an sastrawan Bali modern yang meraih hadiah sastra Rancage, baik atas buku yang ditulisnya, maupun atas jasanya dalam pengembangan bahasa dan sastra Bali.

Beberapa nama yang dapat disebut antara lain; I Made Sanggra, Nyoman Manda, I Komang Beratha, I Ketut Rida, I Gde Darna, I Ketut Suwija, Jelantik Santha, IDK Raka Kusuma, I Gusti Putu Bawa Samar Gantang, Nyoman Tusthi Eddy, Dewa Gede Windhu Sancaya, I Made Taro, I Wayan Sadha (alm), Ida Bagus Darmasuta, I Wayan Westa, I Made Sugianto, dan masih banyak lagi.

“Para sastrawan Bali tersebut dan karya-karya yang diciptakan adalah tulang-punggung kehidupan sastra Bali modern,“ sebut Darma Putra.

Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa selama ini kehidupan sastra di Bali sejatinya bersifat heterogen, terdiri dari paling tidak tiga kategori sastra. Ketiganya hidup berdampingan dengan ranah berbeda-beda tetapi secara bersama-sama menyemarakkan kehidupan seni sastra di Bali.

Ketiga kategori sastra tersebut antara lain; pertama, sastra Indonesia dengan jenis novel, puisi, dan drama, kedua, sastra Bali yaitu sastra yang ditulis dalam bahasa Bali atau Jawa Kuna dalam bentuk-bentuk tradisional seperti geguritan, kidung, kakawin, serta ketiga sastra Bali modern, yaitu sastra yang ditulis dalam bahasa Bali namun bentuknya modern sama dengan bentuk-bentuk sastra Indonesia, seperti puisi, cerpen, novel, dan drama.

Pada kesempatan dialog ini, Bentara Budaya Bali juga akan mengundang para pemenang Rancage guna berbagi pandangan dan pengalaman.

Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., adalah Guru besar sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Udayana. Dia menyelesaikan pendidikan doktor di School of Languages and Comparative Cultural Studies, The University of Queensland, Australia, 2003. Bukunya yang baru terbit adalah A Literary Mirror, Balinese Reflections On Modernity And Identity In The Twentieth Century (Leiden, KITLV Press, 2011).

Karyanya yang lain adalah Wanita Bali Tempo Doeloe Perspektif Masa Kini (2007), Bali dalam Kuasa Politik (2008), dan Tonggak Baru Sastra Bali Modern (2010). Tulisannya“Getting Organized; Culture And Nationalism In Bali, 1959-1965” terbit dalam Jennifer Lindsay dan Maya H.T. Liem (eds) Heirs To World Culture; Being Indonesian 1950-1965, pp.315-42 (KITLV Press: 2012) dan versi bahasa Indonesia berjudul Ahli Waris Budaya Dunia : Menjadi Indonesia 1950-1965(Denpasar: Pustaka Larasan dan KITLV Jakarta, 2011).

Drs. I Dewa Gede Windu Sancaya, M.Hum. dosen Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ini juga adalah sastrawan peraih Penghargaan Sastra Rancage, melalui buku kumpulan puisi berbahasa Bali “Coffe Shop”. Dosen yang tengah menyelesaikan program doktornya ini dikenal sebagai sastrawan bahasa Bali dengan tema-tema karya yang mencoba mengangkat peralihan antara masyarakat Bali yang agraris-komunal menuju era industri yang lebih individual.

Ia juga aktif di berbagai organisasi sosial budaya di Bali, turut membina perkembangan susastra di Bali, termasuk aktif di lembaga-lembaga pemberdayaan masyarakat, khususnya di Bina Antara Budaya, yang menyiapkan pelajar atau mahasiswa Bali untuk berkesempatan memperoleh beasiswa belajar ke Amerika, Eropa dan beberapa negara Asia. Ia juga sering bertindak sebagai editor buku. [b]

Tags: BaliDiskusiSastra
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Redaksi BaleBengong

Redaksi BaleBengong

Menerima semua informasi tentang Bali. Teks, foto, video, atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke kabar@balebengong.id

Related Posts

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

24 September 2023
Klub Menulis Musik bersama Made Adnyana: Sisi Lain Dunia Musik

Klub Menulis Musik bersama Made Adnyana: Sisi Lain Dunia Musik

13 September 2023
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

4 September 2023
Mairakilla: Energi dan Interaksi Panggung Underground

Mairakilla: Energi dan Interaksi Panggung Underground

3 September 2023
Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

22 August 2023
Relief Bebitra, Situs Sejarah Tersembunyi di Gianyar

Relief Bebitra, Situs Sejarah Tersembunyi di Gianyar

17 August 2023
Next Post
Kemarau Tiba, Warga Jual Sapi untuk Beli Air

Kemarau Tiba, Warga Jual Sapi untuk Beli Air

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

10 September 2023
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

5 September 2023
Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

26 July 2023
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

2
Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

1
Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

2
Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

1
Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023
Hari kedua MFW4 Youth Jury Camp 2018

Minikino Film Week 9: Menyaksikan Komedi tidak Biasa

26 September 2023
Nyamannya Bus Trans Sarbagita ke Nusa Dua

Melihat Transportasi Umum di Bali Bekerja

25 September 2023
Pemprov Bali Harus Segera Penuhi Kebutuhan Warga

Mengapa Sengketa Adat di Bali Begitu Rumit?

25 September 2023

Kabar Terbaru

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023
Hari kedua MFW4 Youth Jury Camp 2018

Minikino Film Week 9: Menyaksikan Komedi tidak Biasa

26 September 2023
Nyamannya Bus Trans Sarbagita ke Nusa Dua

Melihat Transportasi Umum di Bali Bekerja

25 September 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In