• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Wednesday, May 14, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Budaya

Romantisme Sanur, Desa Wisata di Bali

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
17 August 2007
in Budaya, Travel
0 0
0

Pada 15-19 Agustus ini komunitas pariwisata Sanur merayakan festival. Tujuannya untuk membangkitkan potensi wisata Sanur. Beragam aktivitas olahraga dan hiburan akan dihelat sepanjang hari selama Sanur Village Festival tersebut.

Mumpung sedang ada festival, mari mengingat kembali tentang Sanur. Bukan sebagai tempat wisata tapi sebagai sebuah desa.

Tradisionalitas Sanur dengan ikon jukung atau perahu nelayan serta tradisi setempat dipadu dengan ikon medernitas seperti musik jazz, dan makanan dari sejumlah negara yang disajikan oleh sejumlah chef hotel di Sanur. Tak heran bazzar makanan menjadi tempat yang paling ramai dikunjungi turis. Hmm, yummy…

Menikmati Sanur, untuk sebagian kalangan lebih memuaskan dari pada di Kuta. Pantai, hiburan malam, jasa kecantikan, dan hospitality-nya lebih beragam. Kita bisa memilih menyukai pantai dan tempat hiburan yang pikuk atau sunyi.

Pagi hari di Kuta, turis atau penghuninya masih terlelap. Sementara di sanur, pagi hari adalah momen yang menyenangkan. Sepanjang jalan Danau Tamblingan sampai Pantai Mertasari, para pelancong terlihat jalan kaki sambil terlihat sesekali ngobrol dengan masyarakat sekitar.

Trotoar jalan tak disesaki pedagang, jadi cukup lapang dan nyaman untuk jalan-jalan. Biasanya suasana pagi terlihat lebih meriah di sepanjang pantai di Desa Sanur. Matahari pagi  menghangatkan tubuh yang disapu angin laut. Sebagian pelancong memilih joging atau duduk memandang matahari yang menyembul di horison.

Sejumlah ruas pantai dinamai berbeda. Misalnya yang paling ramai adalah Pantai Sanur, lokasinya sekitar Bali Beach Hotel. Ada Sanur Sindhu, di dekat Hotel Inna Sindhu, Pantai Suwung, Pantai Matahari Terbit, Pantai Padanggalak, dan Pantai Mertasari. Pantai Sanur, paling banyak digunakan untuk mandi karena gelombangnya kecil, dan arus lautnya cenderung stabil. Masyarakat bahkan banyak memilih mandi sampai sejauh 500 meter dari bibir pantai karena airnya masih sepinggang,

Soal ceteknya air, dipengaruhi oleh reklamasi pantai yang setahun terakhir ini dilakukan oleh pemerintah dengan bantuan dana internasional. Pasir dari palung laut dikeruk untuk menambah ruas pantai yang mengikis akibat abrasi. Selain itu dibuatkan ceruk-ceruk penghalang ombak sehingga arus laut tenang.

Pantai sanur kini memang terlihat cantik. Pengunjung pun makin nyaman karena ruas pantai lebar, pasirnya putih, dan semakin banyak sarana rekreasi untuk keluarga. Sejumlah nelayan setempat ada yang menyewakan kano dan ban pelampung. Sebuah kano disewakan rata-rata Rp 5000, dan ban pelampung aneka bentuk Rp 3000-5000.

Terlebih dibangun beberapa bale bengong yang menjorok ke laut. Bale bengong adalah, sebuah bangunan tradisional Bali yang kerap dijadikan tempat ngobrol atau bercengkrama. Dari bale bengong, horison terasa depan mata.

Keramaian Pantai sanur kini, berbeda dengan masa lalunya. Ketika tahun 1970-1980an, sepanjang pantai dipenuhi perahu-perahu nelayan. Tangkapan ikan di daerah ini sangat terkenal. Ikan-ikan laut kemudian dijual ke Kota Denpasar atau hotel dan tempat hiburan setempat.

Masih ada sisa-sisa masa lalu yang dapat dinikmati. Jejak tradisional dan eksotika Sanur terekam di sejumlah lukisan karya seniman dalam dan luar negeri yang memilih mukim di Desa Sanur. Salah satunya Museum Le Mayeur. Museum ini terletak di tepi Pantai Sanur. Museum yang sederhana dan ramah ini menyimpan beragam lukisan corak realis.Selain itu tak sedikit penulis asing yang mendokumentasikan Sanur dalam buku budaya atau panduan wisata. Misalnya Leonard Lueras, mantan wartawan Amerika Serikat yang membangun rumah di di sebuah gang kecil di Sanur. Leonard mengenang Sanur tempo doeloe dalam bukunya berjudul Sanur.

Bagi Leonard, Sanur telah memenuhi benaknya akan Bali. Keunikan budaya, tradisi, pruralisme, keindahan pantai, sampai magisme. Salah satu keunikan Sanur yang kerap menjadi bahan penelitian adalah ilmu magis atau pengleakan. Ini juga yang menjadi kemisteriusan Sanur.

Jika punya banyak waktu bersantai di Sanur, silakan mencoba jalan atau gang-gang kecil Sanur. Banyak gang yang terlihat tak berpenghuni karena penuh semak atau pepohonan rimbun. Kita akan dikejutkan dengan bangunan di baliknya yang banyak menyerupai vila. Arsitekturnya beragam dari berbagai negara, sesuai dengan penghuninya yang kebanyakan ekspatriat.

Nah bagaimana dengan kulinernya? Soal ini, Sanur juga lebih variatif dibanding Kuta. Barangkali di Kuta lebih glamour dalam penyajian dan cita rasa, tapi Sanur beruntung dengan banyaknya warung yang menjual makanan lokal.

Di ruas jalan Pantai Sindhu dan Mertasari terdapat sejumlah penjual makanan kaki lima khas lokal yang murah dan enak. Misalnya di Jalan Pantai Sindhu, ada nasi bali dengan lauk sapi, sepiring rata-rata Rp 5000. Ada juga nasi ayam, dengan harga yang sama. Meski kaki lima, kedua tempat makan ini seolah menjadi maskot kuliner lokal di Sanur. Sejumlah hotel akan merekomendasikan tamunya untuk mengunjungi dua warung ini jika mereka menanyakan makanan lokal. [b]

Tags: SanurWisata
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Kembali Dibahas Rencana Terminal LNG dan Fasilitas Pipa Penyaluran Gas di Areal Mangrove

Kembali Dibahas Rencana Terminal LNG dan Fasilitas Pipa Penyaluran Gas di Areal Mangrove

27 March 2025
Melestarikan Tapel Ngandong, Kesenian Unik dari Desa Les Lewat Akses Digital

Kesenian yang Terancam Hilang di Desa Wisata Les

3 January 2025
Kembalikan Sanur yang Dulu

Kembalikan Sanur yang Dulu

24 July 2024
Melayur Nostalgia Sanur, Desa di Kota Kini Tak Lagi Hening

Melayur Nostalgia Sanur, Desa di Kota Kini Tak Lagi Hening

20 July 2024
Lima Kegiatan Asyik Melali di Pantai Sanur

Refleksi Singkat Kemacetan Sanur 2024

10 July 2024
Menilik Hotel Ramah Lingkungan Mana Earthly Paradise

Menilik Hotel Ramah Lingkungan Mana Earthly Paradise

1 July 2021
Next Post

Pesta Bawah Laut di Sanur Village Festival

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

13 May 2025
Senioritas Generasi Teknologi

Senioritas Generasi Teknologi

12 May 2025
matan AI

Intelektual Blangko

11 May 2025
Merawat Kreativitas dan Kebebasan Berpikir Anak Muda Melalui Muruk dan Nutur

Merawat Kreativitas dan Kebebasan Berpikir Anak Muda Melalui Muruk dan Nutur

10 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia