• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Monday, December 4, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Rasis! Pengkhianat! Miskin Moral!

Anggara Mahendra by Anggara Mahendra
27 August 2015
in Berita Utama, Buku, Kabar Baru
0 0
0

20150820 Launching Buku SID 20 tahun - Rudolf Dethu_ANG_9481

Awal tahun 2003 di Surabaya, mereka pernah dilempari. Botol, air kencing dibungkus plastik, kursi, dan ember semua melayang saat Superman Is Dead bermain di atas panggung tanpa barikade dan petugas keamanan yang hanya sedikit.

Mereka dianggap band eksklusif, banyak permintaan yang ribet, pengkhianat genre musik punk yang anti mapan karena masuk major label hingga isu anti jawa yang hampir mematahkan semangat bermusik Bobby, Jerinx dan Eka.

Di sisi lain, pada masanya Superman Is Dead pernah menjadi mitos di kalangan underground tanah air. Katanya, salah satu personilnya orang luar negeri karena liriknya berbahasa Inggris, teman musisi punk luar negeri dan asumsi-asumsi lain yang beredar di masa itu.

Perjalanan Superman Is Dead dari tahun 1995 hingga 2015 dirangkum oleh Rudolf Dethu, manager Superman Is Dead yang lebih suka menyebut dirinya sebagai ‘propagandis’.

Mini biografi 250 halaman yang dibagi dalam tiga tema besar untuk bercerita tiga kontroversi besar melelahkan dan nyaris mematikan karier bermusik mereka: Rasis! Pengkhianat! Miskin Moral!

20150820 Launching Buku SID 20 tahun - Rudolf Dethu_ANG_2536 20150820 Launching Buku SID 20 tahun - Rudolf Dethu_ANG_2503

“You can’t expect them to read thick book,” menjadi pertimbangan Dethu saat membuat mini biografi yang nantinya akan dibaca oleh OutSIDers dan Lady Rose (fans base SID) yang sebagian adalah generasi muda. Font yang digunakan relatif besar dengan ukuran 11-12, setiap paragraf yang hanya terdiri dari 4-5 kalimat agar semakin mudah dicerna.

“Biografi nantinya akan berlanjut. Tiga tema ini kalau saya mau bermain-main dengan serius “Rasis” sendiri bisa jadi satu biografi jika mengikuti alur biografi konvensional, tapi diperpendek dan dibuat lebih ringan jadi digabung ketiganya,” tambah Dethu.

Dari tiga kontroversi besar ini, Rasis mendapat porsi terbesar. Tentang Superman Is Dead plus Dethu dan tim manajemen yang berusaha menangkal isu rasisme Jawa yang hanya isu belaka. Mimpi buruk manggung di Surabaya di awal 2003 tidak memutuskan semangat mereka, karena jika takut menerima tawaran manggung di pulau Jawa justru makin menguatkan isu itu benar adanya.

Mereka kemudian manggung dengan risiko yang ada. Tidak jarang Bobby sebagai vokalis harus bermain sambil berkelit dari lemparan botol, mangga, bambu runcing sampai pukulan dari penonton yang terhasut isu rasisme Jawa.

Pengkhianat! bercerita tentang scene musik punk dan pendukungnya yang merasa geram karena Superman Is Dead masuk major label yang dianggap iblis oleh mereka karena mengontrol cara bermusik sampai impresi band itu sendiri.

Tapi kenyataanya, Sony-BMG Indonesia tidak pernah mengontrol bermusik mereka, hanya memberi saran untuk membuat lirik tidak sepenuhnya berbahasa Inggris. Meski saat itu menyanyi berbahasa Inggris dianggap keren oleh SID. Saran itu justru membuat SID lebih bombastis karena lebih bisa diterima oleh masyarakat Indonesia secara umum hingga mendapat beberapa penghargaan di dunia music.

Miskin Moral! tentang generalisasi impresi bir yang selalu mereka bawa di atas panggung sebagai simbol moral yang tidak baik secara umum.

20150820 Launching Buku SID 20 tahun - Rudolf Dethu_ANG_2529

Diskusi dan rilis buku Rasis! Pengkhianat! Miskin Moral! diadakan di Rumah Sanur – Creative Hub pada 21 Agustus 2015 ala lesehan agar tidak berjarak antara pengunjung dengan SID plus Dethu.

Dalam diskusinya, Jerinx sempat memaparkan prinsip kuat Superman is Dead yang tidak ingin tinggal di Jakarta atau kota besar untuk menjadi besar. “Sejak awal Superman Is Dead punya prinsip kuat menyeimbangkan konsep sentralisasi di Indonesia karena sangat dominan saat ini. SID tidak harus pindah ke jakarta untuk bisa jadi siapa kami. You can still stay here (Bali) to be who you are and still successful,” tutup Jerinx.

20150820 Launching Buku SID 20 tahun - Rudolf Dethu_ANG_2540

Seperti bukunya yang ringan, gaya penulisannya pun demikian layaknya Dethu mendongeng kisah Superman Is Dead dari satu panggung ke panggung lainnya, satu kontroversi ke lainnya. Diselipkan celetukan kecil bernada humor sehingga lebih nyaman dan makin hanyut dalam tulisannya.

Note
Pada (26/08/15) saya kebetulan satu ruangan di Kumpul Coworking Space dan menanyakan bagaimana pemesanan buku ini. Gara-gara banyak kawan yang menanyakan setelah saya unggah foto buku ini di instagram saya@anggaramahendra. Dethu bilang bisa memesan dengan mengirim email ke: rudolfdethu@rudolfdethu.com. [b]

 

Tags: Balibook launchBukuDenpasarKonserMusikrudolf dethurumah sanurSanurSuperman is Dead
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Anggara Mahendra

Anggara Mahendra

fotojurnalis lepas, pembuat catatan visual dan pengendara Si Kemot, Honda C70 merah

Related Posts

Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

23 October 2023
TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

19 October 2023
Mengunjungi Hidden Gem Ruang Terbuka Hijau Privat di Denpasar

Mengunjungi Hidden Gem Ruang Terbuka Hijau Privat di Denpasar

8 October 2023
(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

24 September 2023
Klub Menulis Musik bersama Made Adnyana: Sisi Lain Dunia Musik

Klub Menulis Musik bersama Made Adnyana: Sisi Lain Dunia Musik

13 September 2023
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

4 September 2023
Next Post
Pentingnya Pengelolaan Sampah di Desa Tulamben

Pentingnya Pengelolaan Sampah di Desa Tulamben

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Toleransi dan Akulturasi: Kisah Vihara Buddhavamsa Singaraja

Toleransi dan Akulturasi: Kisah Vihara Buddhavamsa Singaraja

3 December 2023
Menilai Data Pribadi dan Perlindungannya

Menilai Data Pribadi dan Perlindungannya

1 December 2023
Suka Duka Tana Bali, Apakah Hutan Kita Baik-baik Saja?

Suka Duka Tana Bali, Apakah Hutan Kita Baik-baik Saja?

30 November 2023
Suka Duka Queer di Bali

Mengenal Ruang Aman QLC Bali

29 November 2023
Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023

Kabar Terbaru

Toleransi dan Akulturasi: Kisah Vihara Buddhavamsa Singaraja

Toleransi dan Akulturasi: Kisah Vihara Buddhavamsa Singaraja

3 December 2023
Menilai Data Pribadi dan Perlindungannya

Menilai Data Pribadi dan Perlindungannya

1 December 2023
Suka Duka Tana Bali, Apakah Hutan Kita Baik-baik Saja?

Suka Duka Tana Bali, Apakah Hutan Kita Baik-baik Saja?

30 November 2023
Suka Duka Queer di Bali

Mengenal Ruang Aman QLC Bali

29 November 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In