Sumber Press Release
WALHI Bali yang telah memasang ancang-ancang untuk segera mensomasi Pemerintah Kabupaten Tabanan terkait proyek pembangunan villa di Pantai Kelating menyambut baik sikap Bupati untuk menghentikan proyek.
Namun Agung Wardana, Direktur WALHI Bali, mengingatkan agar penghentian tersebut tidak bersifat sementara, sehingga tidak mengulangi kasus Loloan Yeh Poh yang saat ini dihentikan sementara namun investornya giat melakukan ’gerilya’ agar proyeknya dilanjutkan.
Proyek di bawah bendera Alila Tanah Lot ini rencananya akan membangun 35 unit villa lengkap dengan kolam renang pribadi yang dibuat oleh arsitek asing dan telah diiklankan secara luas lewat internet.
Orang yang membeli villa seharga milliaran rupiah tersebut akan mendapatkan hak kepemilikan atas satuan villa yang kemudian akan diserahkan pengelolaannya kepada manajemen untuk disewakan kembali kepada orang lain.
”Proyek yang mem-blok kawasan Pantai Kelating tersebut akan menjadi ’koloni-koloni’ karena yang mampu membeli hanya orang asing. Selain itu, jika telah beroperasi dikhawatirkan akan menutup akses masyarakat lokal menuju pantai karena dapat dianggap menggangu kenyamanan pemilik villa untuk menikmati pantai,” Ungkap Agung.
Karena telah jelas-jelas melanggar sempadan pantai, kawasan terbuka apalagi belum ada AMDAL dan ijin, WALHI Bali meminta Pemerintah Kabupaten Tabanan untuk mengembalikan fungsi kawasan Pantai Kelating dengan jalan membongkar proyek villa yang belum rampung tersebut untuk menunjukkan konsistensi pemerintah dalam menegakkan hukum lingkungan. [b]
Informasi lebih lanjut:
Agung Wardana (081916606036)
pembangunan villa itu jangan menyalah gunakan RTRW yang sudah ditetapkan apa lagi sekarang ada perluasan areal villa????
apa kalian ini para pemodal tidak ngerti aturan yang sudah ditetapkan, kalau mau mendirikan villa itu didaerah yang gersang biar ada manfaatnya, dan satu hal lagi belajarlah RTRW,,,, oke
bubarkan aja tu villa merusak pemandangan saja
kenapa mesti di hentikan itu peluang kerja pak dee pak dee ink ngemaang rakyat tabanan berkembang takut tabanan jadi kaya yan pak dee yakin kal nuntut di kuta gusur to semua hotel to
kita hrus berpikiran modern dik dadi bgun villa tap tanah ne jgn di jual bgt pak dee ketimbang pak dee ink ngelah gae jek pragat metajen ajak ngalih cwek gen ink nglah pis adep onyang tanah rerama ne engken too apa to bagus,kita yang sudah mapan memang bisa bicara guar guar d koran di radio global coba rasakan nak ane ink nglah engken asane,makane pkir baek baek raga msuk mesekolah apa gunane pang dadi dueg pang nyidang ngalih gae kan keto pak dee,jani ingt gen tat twam asi engken,pecatu,kuta ,nusa dua to engken maju kan bersih terus tabanan lumbung beras apa ink ada mula padi sube kewih kenken to pak dee ngae bendungan jani bo ink merawat dadi gae gen nah jani kene gen caranane pang do liunan tika engken carane maang makan msyarakat mekejang keto aman bo gumine do mare ada pis amahe gen pesu dana satus seket pak dee makan gede nyanan basange pak dee nah monto gen malu nah mani men ada wktu bls ne
Pak agus …beneh nto.. bang bungane mekar malu …setelah nto mare pikir kenken cara ne metik teken pak nyak mebunga buin, sengketo?
dadi .. alah zamanne pan harto tonden mebunga subo pangkase….nto jaman diktator adane..
dadi lengkong do luung…..(kenyang terus kenyel didi nyen dee…)
saat ini kesempatan kerja buat rakyat adalah prioritas pertama …bukan berarti segala macam pekerjaan itu dihalalkan asal paon nyak mengepulll!!!
dengan banyaknya kesempatan kerja yg ada akan lebih banyak waktu di lupakan untuk metajen atau ngitung pis timpal….
seng keto !!!?