Jika tidak diantisipasi, pembangunan bisa berdampak buruk pada konservasi.
Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat menjadi salah satu area yang masuk dalam program percepatan pembangunan ekonomi pada kawasan perbatasan Aruk. Perbatasan ini menghubungkan Indonesia dan Malaysia sehingga dianggap penting untuk lokasi program percepatan ekonomi.
Pembangunan jalan diharapkan bisa mempercepat waktu perjalanan dari Pelabuhan Penyeberangan Ceremai ke perbatasan Desa Sebubus dan Desa Temajuk. Dari biasanya 45-55 menit diharapkan jadi 20 menit.
Namun, kemudahan akses tersebut juga dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi Pantai Peneluran Penyu Sungai Belacan. Salah satu dampak langsung yang mungkin terjadi adalah peningkatan jumlah kunjungan ke Pantai Sungai Belacan.
Sebaliknya, dampak tersebut bisa membuat bencana jika pengelola tidak bijak bersikap. Jumlah wisatawan bisa melebihi kapasitas pantai untuk berwisata sehingga lingkungan akan berubah tidak rapi, kotor dan rusak.
Oleh karena itu, kedua sisi ini harus diantisipasi agar nantinya tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di sinilah warga lokal seperti yang tergabung dalam Kelompok Wahana Bahari Paloh berperan penting.
Pratita Budi, penerima beasiswa Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2021, menuliskan hasil perjalanannya ke kawasan perbatasan tersebut. Silakan menikmati cerita perjalanan dan refleksinya, Agar Penyu tetap Bertelur di Perbatasan. [b]