Kemampuan Bahasa Inggris warga dalam menghadapi globalisasi masih tergolong rendah. Hal ini membuat Putu Susila Arta yang memiliki pengalaman bekerja di luar negeri kembali ke desanya dan berbagi kemampuan berbahasa Inggris dengan anak-anak sekitar lingkungan rumahnya.
Berangkat dari keinginan yang sederhana yaitu ingin memajukan desanya, Susila mendirikan sanggar Bali Green yang berlokasi di Desa Talibeng Br. Delod Yeh Kawan, Keamatan Sidemen, Karangasem. Sanggar Bali Green ini didirikan pada tahun 2016.
Tri Dharma perguruan tinggi mewajibkan para akademisi untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Atas kewajiban tersebut para dosen Stimik Stikom Indonesia yang membentuk sebuah tim, mencoba memberikan dukungan kepada sanggar Bali Green. Di antaranya melakukan observasi langsung di lokasi sanggar akan menjadi kegiatan awal dari pengabdian kepada masyarakat. Ada 6 orang dosen yang terjun langsung melakukan observasi pada sanggar ini, diantaranya yaitu Bagus Kusuma Wijaya, I Gusti Ayu Anom, I Putu Hendika Permana, Emmy Febriani Thalib, Ni Luh Putu Mery Marlinda, dan Ni Putu Suci Meinarni.
Keinginan sanggar adalah agar anak muda agar berani tampil, berkomuniasi dan berinteraksi. Sayangnya keterbatasan Susila dalam bidang pendidikan membuatnya kesulitan untuk mengembangkan sanggar yang dimilikinya.
Susila menjelaskan memiliki kendala dalam memberikan materi kepada siswanya, karena beliau memiliki keterbatasan materi belajar dan sumber belajar (bacaan) lainnya. Selama ini masih mencari materi pembelajaran dengan menggunakan bantuan google. Mendengar penjelasan tersebut, tim dosen memutuskan untuk memberi bantuan dengan membuatkan modul pembelajaran sesuai tingkatan kemampuan siswa. Selain itu tim dosen juga membantu dalam pembuatan administrasi sebagai persyaratan jika selanjutnya sanggar ini dapat berkembang menjadi Yayasan.