Semua papan di sana menulis hal sama, Men Tempeh Asli.
Tentu agak membingungkan. Bagaimana bisa semua warung tersebut asli Men Tempeh? Padahal, pasti cuma ada satu warung yang benar-benar milik Men Tempeh.
Nyatanya tidak. Sekitar lima warung ayam betutu di terminal lama Gilimanuk, Kecamatan Melayan, Kabupaten Jembrana itu ternyata mengaku sebagai warung ayam betutu Men Tempeh. Lengkap dengan klaim “asli” tersebut. Mereka berdampingan, berjejer di terminal yang berjarak sekitar 300 meter dari Pelabuhan Gilimanuk, penghubung utama Bali dan Jawa.
Tapi, begitulah bukti bahwa Men Tempeh, ayam betutu, dan Gilimanuk itu sudah jadi satu kesatuan tak terpisahkan. Mereka bertiga ibarat Tri Dharma Perguruan Tinggi yang saling melengkapi. Hehehe..
Men Tempeh memang legenda dalam khazanah kuliner Bali modern. Nyoman Darma Putra, peneliti di Universitas Udayana bahkan menyebut perempuan ini sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah kuliner Bali.
Saking terkenalnya itulah maka banyak warung menggunakan nama Men Tempeh di warung mereka. Men Tempeh bisa jadi serupa Mak Erot karena tiga alasan. Pertama, keduanya sama-sama perempuan. Kedua, nama mereka legendaris. Ketiga, nama mereka digunakan oleh orang lain demi menaikkan daya jual mereka.
Eh, satu lagi. Meskipun sudah meninggal, Men Tempeh dan Mak Erot selalu disebut di bidang masing-masing. Mak Erot adalah legenda dunia pengobatan vitalitas laki-laki, sedangkan Men Tempeh legenda di kuliner Bali, khususnya ayam betutu.
Baiklah, jadi, (si)apa sebenarnya Men Tempeh itu?
Men Tempeh adalah nama terkenal yang kemudian jadi merek dagang dari Ni Wayan Tempeh. Bersama suaminya, I Nyoman Suratna, perempuan kelahiran Gianyar ini mendirikan warung ayam betutu pada tahun 1976. Lokasi warung di Gilimanuk, berjarak sekitar 3,5 jam perjalanan dari Denpasar.
Pasangan suami istri tersebut perantau. Suratna dari berasal dari Bangli. Men Tempeh, sekali lagi, dari Gianyar. Mereka meninggalkan Bali selatan, bekerja serabutan di Bali barat. Setelah jatuh bangun bekerja apa saja, ayam betutu kemudian mengubah nasib mereka.
Ayam betutu Men Tempeh, pelan-pelan terkenal dan bertahan hingga saat ini. Bahkan, beberapa mantan anak buah mereka pun kemudian mendirikan warung dengan merek sama, ayam betutu Men Tempeh. Padahal, sejatinya, Men Tempeh tak punya warung cabang kecuali di sekitar Desa Bajera, Tabanan. Warung di kanan jalan jalur Denpasar – Gilimanuk ini baru buka tahun lalu.
Sebagai makanan, ayam betutu Men Tempeh tentu terkenal karena rasanya.
Ayam betutu termasuk menu khas Bali paling populer, seperti halnya babi guling, lawar, dan satai lilit. Ayam betut berupa potongan ayam yang dilumuri bumbu sambal pedas. Rasa pedas memang jadi ciri khas utama ayam betutu. Maka, menikmati ayam betutu adalah menikmati rasa pedas itu sendiri.
Pedasnya ayam betutu berasal dari tiga bumbu utama, yaitu cabai merah dan cabai rawit, daun serai, serta bawang merah. Ada jahe, biji pala, dan bahan lain untuk menambah pedasnya. Seperti pada masakan Bali umumnya, semua bumbu tersebut dirajang, bukan diulek.
Bumbu dimasukkan ke rongga perut ayam, bukan hanya dioleskan, agar lebih meresap ke daging. Dengan lumuran bumbu ini, ayam betutu dikukus, bukan direbus. Biar lebih mak nyus, ayam kemudian direndam lagi dengan siraman kuah kaldu ayam.
Maka, rasa pedas pun bercampur dengan lembut ayam dan gurih kaldu.
Ayam betutu Men Tempeh punya dua pilihan, kering tanpa kuah dan basah dengan kuah berlimpah. Pembeli juga bisa memilih mau satu ekor atau setengah ekor. Apapun jenis dan ukurannya, tetap saja sama nikmatnya.
Tekstur lembut ayam bercampur dengan pedasnya bumbu betutu. Maka, begitulah Men Tempeh pelan-pelan menjadi nama tersendiri dalam dunia “per-ayambetutu-an” di Bali.
Sebagai pelengkap, masakan ini disajikan bersama kacang goreng, sambal matah dan sambal goreng, serta sayur gonde. Kacang goreng kriuk-kriuk bisa jadi pengobat pedasnya ayam betutu.
Selain dinikmati langsung di warungnya, ayam betutu Men Tempeh juga bisa jadi oleh-oleh. Mereka menyediakan tas dari anyaman bambu sebagai tempat untuk menu yang dibawa pulang tersebut. Jadi, puas bersantap di sana, Anda masih bisa membeli untuk keluarga. [b]