• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Monday, June 27, 2022
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Esai

Menimbang Laki-laki Feminis

Rini Siallagan by Rini Siallagan
26 May 2022
in Esai, Kabar Baru, Politik
0 0
0
Citra Sasmita mengkritik standar kecantikan perempuan dalam masyarakat melalui seni instalasi. Foto Anton Muhajir.

Pada Maret tahun ini, sebuah survei yang dilakukan oleh King’s College London pada 30 negara menunjukkan 55% laki-laki tidak setuju terhadap eksistensi kesetaraan gender, sementara 27% menjawab tidak tahu, dan hanya 18% yang setuju terhadap eksistensi kesetaraan gender. Satu dari tiga laki-laki juga percaya bahwa kesetaraan gender mengancam keberadaan maskulinitas yang telah lebih dulu ada.

Pada tahun 2015, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengagetkan banyak khalayak dengan menyebutkan bahwa dirinya adalah laki-laki feminis. Belakangan semakin banyak tokoh publik yang mengklaim diri mereka adalah feminis, bahkan mengambil sikap melawan mereka yang tidak pro feminisme. Hal tersebut merupakan langkah yang cukup baik dalam usaha mengenalkan kesetaraan gender pada masyarakat yang lebih luas. Meskipun, banyak keraguan yang lahir dari klaim-klaim ini.

Misalnya saja, pada Trudeau yang juga sempat terkena kasus pelecehan seksual berupa tindakan meraba seorang reporter perempuan, dan sang pemimpin berusaha mendiamkan kasus ini. Feminisme didasarkan pada dukungan akan kesetaraan gender. Laki-laki dapat mengasosiasikan diri mereka dengan melepaskan diri dari peran gender yang tidak adil dan relevan.

Ada banyak keraguan karena menjadi setara di tengah budaya patriarki tidaklah mudah. Seorang laki-laki lebih diuntungkan dalam budaya patriarki, sehingga melepaskan diri dari priviles adalah pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi banyak laki-laki. Keraguan-keraguan semacam; apakah benar laki-laki tersebut sudah setara sejak dalam pikiran? Termasuk dalam perkara di mana perempuan lebih sering menjadi objek yakni seksual. Apakah laki-laki tersebut tidak hanya sekedar menumpang sebuah trend baru agar dianggap mutakhir atau keren? Apakah laki-laki tersebut sudah merefleksikan tingkah lakunya dalam peran keseharian hingga pilihan politiknya ketika Ia berani menyebut dirinya feminis?

Klaim-klaim feminis dimulai dari area-area paling personal seperti pikiran dan tubuh hingga tempat tidur, bukan hanya klaim-klaim di ruang publik dan diskusi. Bukan lagu lama, ada banyak pelecehan seksual pada kelompok-kelompok yang menyebut diri mereka intelektual atau aktivis, kita tidak asing bukan. Ketika Anda berani berbicara feminism pastikan isi pikiran biologis dan jasmani Anda sejalan dengan klaim Anda, itu hal pertama yang harus Anda pegang. Seorang teman beberapa hari lalu bertanya; bagaimana saya memandang para laki-laki yang duduk di forum dan memimpin diskusi tentang perempuan?

Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang mampu menghasilkan debat panjang, yang terus terang saja melelahkan. Pada dasarnya sebuah diskusi bebas menampilkan siapa saja, itu hak si penyelenggara. Namun, ketika sebuah diskusi berbicara tentang derita perempuan dalam dunia patriarki maka kita sepakat tokoh utama disitu adalah perempuan-perempuan yang menjadi korban tadi. Laki-laki dengan perspektifnya akan memperkaya diskusi, namun jika para lelaki itu saja tidak belajar mengenai apa yang menjadi perjuangan perempuan-perempuan itu, cenderung abai dan tidak sensitif maka sudah bisa kita simpulkan itu bukanlah diskusi yang menarik minat.

Jika seorang laki-laki berada pada sebuah diskusi tentang perempuan, coba refleksikan diri dahulu, “sudah sejauh apa laki-laki itu mau belajar tentang patriarki dan penderitaan perempuan? Atau, jangan-jangan ia dalam segala ketidaktahuannya telah ikut berpartisipasi pada ketidakadilan gender? Ketika kita ingin menampilkan diri, pastikan kita adalah manusia yang memang sudah belajar dan bertindak adil dan setara mulai dari pikiran, tubuh, ranjang, dapur dan pilihan politik kita. Jangan sekali-sekali bicara tentang perempuan dan penderitaannya jika dalam hal personal dan keseharian prilaku kita masih jauh dari asosiasi klaim kita.

Saya tahu, ketika saya menulis ini maka saya akan mendapat klaim perempuan galak, karena begitulah masyarakat menilai seorang perempuan yang menyuarakan kesetaraan. Tetapi, kesetaraan bukan hal mudah dan juga bukan hanya perkara trendy agar dianggap ikut jaman dan berpengatahuan luas. Oh tidak, Anda berpengatahuan atau tidak, bukan klaim Anda yang menentukan tetapi aksi dan prilaku Anda.

Jangan sekali-sekali Anda menyebut diri Anda pria pejuang kesetaraan gender jika Anda dengan segala keberadaan Anda masih memanfaatkan perempuan. Masih mengirim pesan nakal, masih melakukan gashlighting, atau, bahkan sebagai laki-laki Anda tidak bertanya tentang keseharian dan hal personal istri/anak perempuan/ Ibu Anda. Perjuangan Anda di publik harus dimulai dari dalam diri Anda.

Lalu, akan muncul pertanyaan? Tidak bisakah seorang pria menjadi feminis? Ini akan menjadi diskusi yang panjang. Namun, sederhananya, segala perjuangan kita adalah memanusiakan manusia seadil-adilnya, termasuk perempuan dan siapa saja berperan dalam perjuangan ini, sudah seharusnya sejujur-jujurnya.

Tags: Feminismelaki-laki feminis
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Rini Siallagan

Rini Siallagan

Seorang mahasiswi Pendidikan spesialisasi kedokteran. Sesekali mencoba membaca buku, menikmati drama korea dan selalu gagal saat memasak telur mata sapi. ’’In the End, we rarely sure about who actually we are.."

Related Posts

Perkenalan Saya dengan Ekofeminisme Prof. Toeti Heraty

Perkenalan Saya dengan Ekofeminisme Prof. Toeti Heraty

16 June 2021
Next Post
EP Delay untuk 19 Tahun on Time Band Punk Rock SoB

EP Delay untuk 19 Tahun on Time Band Punk Rock SoB

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

AJW 2022 AJW 2022 AJW 2022

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Empat Fakta tentang Ikan yang Perlu Kita Tahu

Empat Fakta tentang Ikan yang Perlu Kita Tahu

3 March 2017
Trik Memilih Lokasi Duduk di Dalam Bus yang Paling Oke

Trik Memilih Lokasi Duduk di Dalam Bus yang Paling Oke

26 April 2018
rambut sedana

Batu Rambut Sedana, Batu Mulia untuk Para Pengusaha

21 February 2021
Warga Suarakan Hak Digital di Anugerah Jurnalisme Warga 2022

Warga Suarakan Hak Digital di Anugerah Jurnalisme Warga 2022

26 June 2022
Arusaji Mendobrak Stigma dan Berkarya

Arusaji Mendobrak Stigma dan Berkarya

26 June 2022
Rayakan Cinta Bersama Kai Mata

Rayakan Cinta Bersama Kai Mata

25 June 2022
Ubud Food Fest 2022 tentang Pahlawan Kuliner

Ubud Food Fest 2022 tentang Pahlawan Kuliner

25 June 2022
UWRF 2022 Membawa Filosofi Jawa Kuno Memayu Hayuning Bawana,

UWRF 2022 Membawa Filosofi Jawa Kuno Memayu Hayuning Bawana,

24 June 2022

Kabar Terbaru

Warga Suarakan Hak Digital di Anugerah Jurnalisme Warga 2022

Warga Suarakan Hak Digital di Anugerah Jurnalisme Warga 2022

26 June 2022
Arusaji Mendobrak Stigma dan Berkarya

Arusaji Mendobrak Stigma dan Berkarya

26 June 2022
Rayakan Cinta Bersama Kai Mata

Rayakan Cinta Bersama Kai Mata

25 June 2022
Ubud Food Fest 2022 tentang Pahlawan Kuliner

Ubud Food Fest 2022 tentang Pahlawan Kuliner

25 June 2022
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In