
Klungkung ingin mempromosikan Nusa Penida sebagai kawasan wisata istimewa.
Sekitar 60 persen warga kabupaten ini tinggal di tiga pulau yakni Nusa Penida, Ceningan, dan Lembongan. Namun, mereka merasa kawasan ini kurang mendapat perhatian. Maka, setelah bupati Klungkung pertama dari Nusa Penida I Nyoman Suwirta dilantik, pemerintah lokal pun mendanai Festival Nusa Penida untuk mempromosikan daerah.
Perhelatan pertama pada 8-11 Juni ini mengusung tema The Rise of New Paradise sebagai tagline untuk mengangkat semua potensi yang dimiliki menjadi surga baru tujuan wisata.
I Wayan Sukadana, tokoh muda setempat yang menjadi Ketua Panitia Nusa Penida Festival pertama ini mengatakan kawasan Nusa Penida sudah menjadi tujuan wisata alternatif tapi kurang diperhatikan fasilitas pendukungnya.
“Kami merasa Nusa Penida adalah surga karena rumah adalah surga dan tanah kelahiran kami,” ujar pria penggerak Forum Krama Muda Nusa Penida ini
Namun, menurut Sukadana, banyak orang belum mengenal surga yg tersembunyi karena akses dan kurang dipromosikan,” katanya.
Ia masih meyakini pariwisata juga akan berdampak pada petani dan peternak yang menjadi keseharian sebagian besar warga. “Hasil dan lahan pertanian bisa menunjang kebutuhan wisata asalkan ada zona wisata dan pertanian sehingga petani tidak tergusur,” tambahnya.
Selain ingin mengenalkan Nusa Penida sebagai salah satu tujuan wisata istimewa, Sukadana juga ingin membangkitkan rasa memiliki terhadap Nusa Penida. Sebagian anak mudanya memilih merantau ke Denpasar dan daerah lain.
I Gede Sumadi, penggerak media komunitas Nusa Penida Media, menyebut festival ini bisa menjadi gerbang pembuka kebuntuan terhadap pengelolaan pariwisata yang sebelumnya hanya wacana. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, menurutnya, akan menuntut dukungan fasilitas infrastruktur dan pelayanan lain. Otomatis pemerintah akan melakukan perbaikan.

Festival juga akan memperkenalkan kesenian sakral klasik yang dimiliki Nusa Penida Jangkang, Gambuh, Bungan Urip Gandrung, Sang Hyang Gerodog, Arja Kunik, dan lainnya.
Pentas kesenian dan parade akan dihelat pada malam pertama, 8 Juni.
Festival aan dimulai pada hari tersebut dengan pameran makanan lokal, karnaval budaya, dan pertunjukkan tari. Adapun kesenian tradisional khas di Nusa Penida digelar pada malam hari.
Hari kedua ada kemah lingkungan di Pantai Crystal Bay yang terkenal, transplantasi terumbu karang, dan touring ke sejumlah site menarik seperti desa dan beberapa obyek wisata di Pulau Nusa Penida.
Pada hari ketiga ada touring khusus ke pulau-pulau lain yakni Nusa Ceningan dan Lembongan, lomba perahu layar, dan parade fashion pakaian adat Bali untuk turis asing.
Hari terakhir adalah seremonial dengan pejabat ditandai dengan penanaman mangrove, terumbu karang, dan penetapan kawasan Nusa Penida sebagai Kawasan Konservasi Perairan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.
Festival ini seperti melengkapi geliat anak-anak muda di pulau ini.
Beberapa tahun terakhir sejumlah anak muda di Nusa Penida serius membuat gerakan diskusi, dokumentasi, dan aktivitas sosial yang menggali potensi Pulau Nusa Penida. Mereka juga memprotes sejumlah kebijakan yang dinilai merugikan.
Forum Krama Muda Nusa Penida ini banyak mendiskusikan lambatnya pembangunan fasilitas publik seperti pelabuhan dan sarana pendidikan.
Selama ini, Nusa Penida disebut masih dicitrakan dengan pulaunya yang tandus, kering, banyak orang miskin, kesulitan air, dan citra kemiskinan lainnya. Padahal, pulau terbesar dari ketiga Nusa ini memiliki banyak potensi kecantikan alam dan budaya seperti kain tenun dan kesenian tradisional. [b]