• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Wednesday, November 12, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Mencegah HIV Menulari si Kecil

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
3 June 2009
in Kabar Baru
0 0
2

Oleh Luh De Suriyani

Ni Nyoman Masni, sebut saja demikian, perempuan 33 tahun yang bekerja sebagai petugas penyapu jalan di Kota Semarapura, Kabupaten Klungkung, Bali.

Rabu pekan lalu adalah hari yang sangat gugup untuknya. Baru kali ini ia menjalani perawatan pertama program Preventing Mother to Child Transmission of HIV (PMTCT) di Sal Kebidanan RS Sanglah Denpasar.

“Tolong, jangan sampai tetangga saya tahu soal ini. Saya bisa dikucilkan,” pintanya berulang-ulang.

Masni harus diyakinkan bahwa dia tak sendiri. Pada saat yang sama, seorang ibu hamil dari Kabupaten Jembrana, tiga jam dari Denpasar, juga sedang melakukan konseling terapi pertama ARV-nya. Bahkan di Bali, diperkirakan sedikitnya 1000 perempuan hamil akan memerlukan PMTCT dalam waktu dekat, dari 1679 kasus positif HIV dari hubungan heteroseksual hingga akhir Februari ini.

Usia kehamilan anak kelima Masni ini enam bulan. Perutnya terlihat sangat menonjol karena tubuhnya kurus. Wajahnya pucat.

Enam bulan lalu pula ia kehilangan Ni Putu, 14 tahun, anak pertama yang meninggal karena sakit paru-paru kronis akibat ketahanan tubuhnya koyak oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Dari Ni Putu yang memperlihatkan gejala khas sindrom AIDS inilah, dokter yang merawat menelusuri jalur penularan dan menemukan Masni, ibunya yang berpotensi menulari.

Sementara rantai penularan lain, suaminya, telah meninggal pada 2003. “Ia meninggal karena mencret keras dan batuk-batuk,” ingat Masni.

Mulai hari itu, tiap bulan ia harus ke RS Sanglah Denpasar untuk kontrol obat anti retro viral (ARV) dan kondisi janinnya. “Kalau suami saya tidak bisa antar, saya sendiri bisa naik motor,” katanya yakin dalam Bahasa Bali.

Ia mengaku terbiasa melakukan sesuatu sendiri. Ia juga tak ingin berhenti bekerja sebagai penyapu jalan jika kehamilannya makin tua.

Desak Yose, perawat ruang PMTCT memintanya memakai masker jika bekerja. Masni sangat mudah sesak nafas. Terlebih jika setiap hari mengakrabi debu, asap, dan sampah di jalanan kota Semarapura.

Hari pertamanya di klinik PMTCT, Masni memeriksa CD4, tes untuk mengetahui jumlah sel limfosit atau pertahanan tubuh di laboratorium. Ini syarat utama untuk memulai terapi ARV bagi dirinya dan pencegahan HIV pada janin.

Dokter AA. Jayakusuma, koordinator program PMTCT RS Sanglah mengatakan hingga 28 Mei 2009, jumlah perempuan yang mengikuti PMTCT sudah melampaui jumlah tahun lalu. Pada 2008, hanya 12 perempuan yang siap dan bersedia mengikuti program ini. Namun, sekarang jumlahnya sudah 16 orang. Total klien PMTCT Sanglah adalah 53 orang sejak 1996.

“Saya perkirakan, jumlahnya akan meningkat 200% tiap tahunnya. Kami tidak tahu, apakah tenaga medis kami siap menerima lonjakan klien nantinya,” ujar Jayakusuma.

Peningkatan dua kali lipat itu menurutnya sangat logis, seiring melonjaknya kasus HIV/AIDS di Bali, terutama karena faktor risiko penularan heteroseksual. “Hampir 60% dari 2666 pengidap HIV di Bali usia produktif, jadi mereka akan menikah dan punya anak,” paparnya.

Hampir 100% perempuan positif HIV yang mengikuti PMTCT di Sanglah tertular dari suaminya. Rata-rata ibu rumah tangga kelompok ekonomi menengah ke bawah. Nyaris semua baru mengetahui statusnya saat hamil, setelah suaminya dirawat di rumah sakit atau meninggal.

Karena itu, persyaratan dan kontrol ketat diberlakukan pada mereka. Misalnya treatment ARV dan himbauan untuk tidak memberikan air susu ibu (ASI) pada bayinya. Cairan pengganti ASI seperti susu formula disyaratkan jika tidak ada halangan secara sosial, dapat diberikan secara kontinyu, dan kualitas air minum di tempat tinggal mereka baik untuk memasak susu formula.

“Kami terpaksa mengimbau untuk tidak memberikan ASI karena kebanyakan perempuan sudah dalam kondisi sakit karena baru mengetahui statusnya,” ujar Jayakusuma.

Belum ada anak-anak usai terapi PMTCT yang positif HIV. Untuk melakukan tes minimal usia anak 18 bulan. Setelah itu, kembali tes kedua untuk konfirmasi.

Selain Sanglah, hanya RS Umum Daerah Buleleng yang melayani PMTCT. “Seluruh rumah sakit daerah di Bali harus siap. Perempuan hamil harus mendapat akses mudah karena harus kontrol rutin,” imbuh Jayakusuma. [b]

Tags: BaliHIV/AIDSKesehatan
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Inilah Panduan Nyepi Tanpa Internet Tahun Ini

Tersingkir di Tanah Sendiri

12 November 2025
Memanen Air Hujan dan Biogas, Teknologi Tepat Guna bagi Petani Bali yang Terabaikan

Ketimpangan Sumber Daya di Balik Krisis Air Tanah Bali

12 November 2025
Ketika Pulau Menghangat: Urban Heat Island di Pulau Bali

Ketika Pulau Menghangat: Urban Heat Island di Pulau Bali

3 November 2025
Adakah Sistem Peringatan Dini Banjir di Bali? Ini Simulasinya

Adakah Sistem Peringatan Dini Banjir di Bali? Ini Simulasinya

18 October 2025
Beban Ekologi Bertambah karena Pariwisata yang Eksploitasi Hulu Bali

Beban Ekologi Bertambah karena Pariwisata yang Eksploitasi Hulu Bali

15 October 2025

Ancaman Kesehatan Pasca Banjir di Bali

8 October 2025
Next Post
Pasti Pas!, Pasti Tak Puas

Pasti Pas!, Pasti Tak Puas

Comments 2

  1. Dogi says:
    16 years ago

    Very interesting article
    Dogi

    Reply
  2. Putu Adi says:
    16 years ago

    Infonya top banget..

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Inilah Panduan Nyepi Tanpa Internet Tahun Ini

Tersingkir di Tanah Sendiri

12 November 2025
Memanen Air Hujan dan Biogas, Teknologi Tepat Guna bagi Petani Bali yang Terabaikan

Ketimpangan Sumber Daya di Balik Krisis Air Tanah Bali

12 November 2025
Koalisi MUAK Tolak Gelar Pahlawan Soeharto

Koalisi MUAK Tolak Gelar Pahlawan Soeharto

11 November 2025
Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

10 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia