Bentara Budaya Bali (BBB) akan mengadakan diskusi membahas seni rupa pertunjukan karya perupa ternama Bali, Made Wianta.
Dialog bertajuk Forgotten Voices; the Spice Island that Changed the World tersebut akan diselenggarakan di BBB Jl. Prof. Ida Bagus Mantra 88A Ketewel, Minggu (14/7), pukul 18.30 Wita. Pembicara utama adalah pengamat dan pengajar teater Universitas Wesleyan, Dr. Ronald Jenkins, yang akan membahas perkembangan seni rupa pertunjukan masa kini dengan mengacu pada proses berkarya seniman Made Wianta.
Dr. Ronald Jenkins mengungkapkan bahwa perkembangan seni rupa pertunjukan di dunia saat ini terbilang menarik. Pada kesempatan kali ini, Dr. Jenkins akan membahas topik tersebut, seraya mengaitkannya dengan upaya Made Wianta untuk menciptakan karya seni instalasi berskala internasional.
Dalam upayanya mewujudkan seni instalasi berskala internasional, Made Wianta melakukan penelitian mengenai dua pulau yang saling terkait dalam proses sejarah, yaitu Pulau Rhun di Maluku dan Pulau Manhattan. Pada pertengahan abad 17, Pulau Rhun merupakan penghasil rempah-rempah yang terkenal di kalangan Barat. Pulau yang sangat berarti tersebut kemudian dijadikan objek “tukar guling” dengan Pulau Manhattan di New York.
Perupa Made Wianta lahir di Apuan, Tabanan. Ia dikenal sebagai seniman multitalenta. Selain kerap diundang berpameran di tingkat nasional dan internasional, semisal Venesia Bienalle, ia juga kerap mencipta karya-karya seni instalasi, happening art, dan performing art di banyak peristiwa di kota-kota seni dunia.
Selain sebagai pengamat dan pengajar teater, Dr. Ronald Jenkins juga mempelajari visual art di Indonesia, kerap menyutradarai teater, dan menulis beberapa buku, antara lain “Ruabineda in Bali: Counterfeit Justice in the Trial of Nyoman Gunarsa” (Jogja, 2010), “The Invisible Mirror: Balinese Literature in Performance” (Denpasar, 2008), “Essays on Comic Traditions in Italy, Japan, Bali, Lithuania, and South Africa, Acrobats of the Soul” (Theater Communications Group, New York, 1988), “Historical Memory as Theatrical Montage” in Body of State (FDU Press,Teaneck, 2011), “Sacred Laughter in Bali” Theater-Ritual-Religion(LitVerlag, Muenster, Germany, 2004).Invisible Training in Balinese Performance (with Nyoman Catra) in Performer Trainin, “Asian Masks” in International Dance Encyclopedia (Oxford Univ. Press, 1998), “Clown, Politica, e Miracoli” in Dario Fo: Fabulazzo (Kaos, Milano, 1992), dll.
Ia juga aktif menulis artikel-artikel lepas antara lain ; “Heaven of the Senses” (Jakarta Post, Indonesia 2012), “Prison Theater: Dreams & Transformation in Milan”(Teatri Delle Diversita, Italy, 2011), “Living in the Landscape of a Balinese Painting” (Jakarta Post, Indonesia, 2011), “Subversive Laughter in Indonesia” (Superconsciousness, 2009), “ “Men are the Real Dolls in this House of Ibsen” (New York Times, 2003), dll. [b]
Foto disalin tempel dari Persinggahan.