Oleh I Wayan Agus Purnomo
Sebagai bentuk keprihatinan terhadap tingginya pelanggaran HAM di China, tuan rumah Olimpiade 2008, Koalisi HAM Bali menyambut Obor HAM Estafet Global di Lapangan Puputan Badung, Sabtu 12 Januari 2008 lalu.
Koalisi ini terdiri dari beberapa elemen dan LSM yang peduli dengan pelanggaran HAM seperti LBH, PBHI, Manikaya Kauci, Yakeba, PMKRI, NIM, Mitra Kasih, Polwatch, Sandhi Murti, GAYa Dewata dan GHuRe.
I Nengah Jimat, LBH Bali mengatakan acara ini dilaksanakan terkait dengan penghelatan Olimpiade China pertengahan tahun ini. Berbagai kasus pelanggaran HAM di China merupakan tanggung jawab bersama. Penyambutan obor ini bertujuan untuk menggalang kepedulian dan menggugah masyarakat Bali terhadap kondisi HAM dunia akhir-akhir ini, khususnya dalam Olimpiade Beijing. Penyelenggaraan Olimpiade ini akan menjadi momentum untuk mengingatkan dan menggugah kembali perbaikan HAM dunia yang makin memburuk, terutama di China.
Aktivis HAM dunia terus menyoroti berbagai kejahatan kemanusiaan yang terjadi di China seperti kebebasan pers, diskriminasi dan penindasan, tidak adanya kebebasan berorganisasi dan mengeluarkan pendapat, berkeyakinan dan kebebasan lainnya.
Padahal sejak 1948, ketika negara-negara dunia menyepakati Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, setiap negara wajib memberikan perlindungan HAM kepada setiap warga negaranya. Akan tetapi, hingga hari ini pelanggaran HAM masih saja terjadi. Bahkan dengan kecenderungan meningkat. Ironisnya pelanggaran itu tidak hanya dilakukan oleh negara terhadap warganya tetapi juga oleh sesama warga sipil.
Api Obor HAM Estafet Global disulut dari api suci di Athena. Obor ini akan melintasi lima benua, 100 kota dan berakhir di Hongkong. Obor ini menjadi antitesis dari Obor Olimpiade Beijing karena China adalah negara yang tidak memberikan perlindungan HAM terhadap warganya.
Di Bali, obor ini mulai start di Lapangan Lumintang dan tiba di Lapangan Puputan sekitar pukul 14.45 WITA. Obor HAM Global Estafet dibawa oleh Made Wahyuni, atlet Pencak Silat peraih emas Sea Games 2007 lalu. Selanjutnya Obor ini diserahkan kepada I Wayan Gelgel, Ketua Koalisi Peduli HAM Bali yang seterusnya dipegang oleh wakil masing-masing elemen. Terakhir, obor ini dipegang oleh Wayan “Gendo” Suardana dengan diiringi lagu himne HAM. Diakhir lagu Gendo berteriak “Hidup Hak Asasi! FIFA Human Rights in the World!” dengan nada berapi-api.
Acara ini dikemas menarik dengan bermacam-macam atraksi seperti teater, pembacaan puisi dan musikalisasi puisi. Tentunya tidak ketinggalan orasi dari perwakilan elemen.
Gendo yang tampil sebagai orator pertama, membakar semangat peserta dengan orasinya yang berapi-api. Dalam orasinya Gendo menyatakan, atas nama perbedaan tidak sepantasnya dilakukan penindasan. Perbedaan harus dipandang sebagai dinamika kehidupan. Gendo juga sempat menyindir beberapa peserta yang asyik berteduh, sementara jutaan warga lain sedang dilanggar hak asasinya.
Acara selanjutnya diisi dengan pembacaan puisi dari Minghui Scholl yang dilanjutkan dengan teater dari Group Seni Era Baru. Teater dengan judul “Pasir Kuning Bersimbah Darah” mengisahkan tentang pembantaian pengikut Falun Dafa di China oleh rezim komunis China. Bagaimana kebebasan warga negara untuk berkeyakinan dibantai dengan sangat keji. Ironisnya, pengikut Falun Dafa harus mengakui kenyataan bahwa mereka dibunuh dengan kejam tetapi organ mereka diperjualbelikan. Berbagai aksi teatrikal ikut menyemarakkan acara ini.
Tema besar yang diambil dalam kegiatan ini adalah Olimpiade dan kejahatan terhadap kemanusiaan tidak dapat eksis bersamaan dengan kejahatan dan pelanggaran HAM. Dalam pernyataan sikapnya, koalisi ini antara lain menuntut mengajak segenap masyarakat Bali dan komunitas internasional untuk menggabungkan diri dalam barisan Obor HAM Estafet Global yang sedang berkeliling dunia, mendukung upaya global untuk mendorong pemerintah di berbagai negara untuk memperbaiki kondisi HAM, khususnya China, meminta Komite Olimpiade Internasional mendesak penguasa China untuk menghentikan segala bentuk kejahatan dan pelanggaran HAM serta meminta pemerintah Indonesia untuk menjamin dan melindungi HAM.
wah, kemaren kelewatan. pas lewat puputan, aku pikir acara tentara. Soale ada truk2 tentara parkir.