Anak laki-laki autis berusia 10 tahun dilaporkan hilang sejak Senin sore lalu.
Dia kemudian ditemukan warga yang mengetahui informasi ini lewat media sosial. Bukti media sosial bisa berperan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Seluruh informasi awal seperti berita kehilangan, foto, sampai penemuan, kontak ke orang tua, dan konfirmasi kepastian penemuannya terpampang di media sosial dalam waktu sekitar 15 jam.
Orang tuanya melaporkan kehilangan Rayhan, nama anak tersebut, ke polisi segera pada Senin sore. Rayhan sulit bicara sehingga kemungkinan tak bisa berkomunikasi dengan siapa pun. Keluarga dan beberapa petugas polisi kemudian membantu menelusuri jalanan sekitar rumahnya di Jalan Gunung Talang, kawasan Padangsambian, Denpasar.
Beberapa jam setelah nihil temuan, Ivy Sudjana, salah seorang teman orang tua Rahyan, minta tolong netizen lewat WhatssApp, Facebook, dan Twitter. Ia mengirim foto Rayhan.
“Teman-teman, please help. Rayhan, anak autis sulit bicara kabur dari rumah naik sepeda. Dia pakai baju garis putih biru celana biru. Kalau ada yang menemukan hubungi no ini,” demikian bunyi pesan Ivy yang segera dengan cepat viral di media sosial.
Anak laki-laki Ivy satu kelas dengan Rayhan di Yayasan Peduli Autis Bali. “Gak kebayang kalau itu Arsa,” seru Ivy membayangkan jika anaknya yang hilang.
“Media sosial membantu menemukan anak saya, karena ada yang peduli memerhatikan informasi kehilangan ini,” ujar Mursiana.
Pada Senin pukul 10 malam, Ivy kembali minta tolong teman-temannya untuk menginformasikan berita kehilangan ini.
Hingga Selasa pagi kemarin, sekitar pukul 8, Rayhan belum ditemukan. @BaleBengong kembali mengulang informasi hilangnya Rayhan melalui Twitter.
Sekitar pukul 8.50 pagi, pemilik akun twitter @Ogekkupit mengirim informasi ke @BaleBengong. Ia memotret Rayhan yang cirri-cirinya mirip dengan informasi di sosial media. BaleBengong mengirim foto anak yang sudah diamankan petugas bandara ini dke ibunya, melalui Ivy Sudjana, untuk dikonfirmasi.
Mursiana, 37 tahun, ibu Rayhan pun segera meluncur ke bandara. “Yang menemukan dengar informasi penemuan anak di speaker bandara. Ia merasa mirip dengan cirri-ciri Rayhan dari media sosial,” kata ibu empat anak ini.
“Media sosial membantu menemukan anak saya, karena ada yang peduli memerhatikan informasi kehilangan ini,” ujar Mursiana bersyukur.
Sebelumnya, pada Selasa pagi ada juga warga yang mengontak dan mengirimkan foto Rayhan saat naik sepeda di jalan tol. Petugas bandara membawa Rayhan ke Polsek Kuta. Tapi, entah bagaimana, Rayhan bisa kembali kabur.
Rayhan kembali bisa menaiki sepeda BMX-nya dan menelusuri jalan beberapa kilometer sampai ditemukan di bandara internasional Ngurah Rai, Bali.
“Saya sampai sekarang tidak tahu ia tidur di mana,” ujar Mursiana.
Jika dilihat kemungkinan rutenya dari rumahnya di Jalan Gunung Talang sampai bandara sekitar 20 km. Ia mengatakan anaknya saat ini lebih baik dibanding beberapa tahun lalu ketika sering memukul diri sendiri.
“Dulu lebih buruk karena dampak minum obat kejang-kejang terus. Sekarang lebih baik setelah terapi dan sekolah khusus,” tambahnya.
Rayhan dulu harus dipakaikan sarung tinju agar tak menyakiti tubuhnya saat tantrum.
Kini, Rayhan telah kembali bersama orang tuanya. Pengguna media sosial telah membantu mengembalikannya. [b]