• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Sunday, November 9, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Budaya

Mama, I Am Sorry: Potret Realitas Teater

Moch Satrio Welang by Moch Satrio Welang
10 September 2009
in Budaya, Kabar Baru
0 0
1

Teks oleh Moch Satrio Welang

Segar, satire dan menawarkan gagasan baru di tengah-tengah kondisi teater Denpasar yang tengah mati suri. Begitulah pertunjukan ‘Mama, I Am Sorry’ garapan terbaru Kelompok SatuKosongDelapan (108) yang disutradarai oleh Giri Ratomo. Di atas panggung terbuka Gedung Kriya Taman Budaya Bali (04/09) tampil para aktor yang terdiri dari Moch Satrio Welang, Saichu Anwar, Yoseph Maulana, Erwin Kurniawan, Pranita Dewi , Anna Ulfa , Inne Meryanti, Devi Larasati dan Haris Lawera.

Pertunjukan berdurasi satu jam ini tidak hanya menguak realita teater Bali tapi juga realita sosial keadaan masyarakat sekarang yang sudah ketergantungan oleh teknologi dan internet. Mama, I Am Sorry menjadi satu etalase sosial bagaimana manusia sudah terjerat akan kenarsisan yang di zaman sekarang ini mustahil untuk ditutup-tutupi.

Adegan-adegan ditampilkan secara satire, jenaka dan terkesan improvisasi. Adegan diawali oleh Moch Satrio Welang yang dikenal sebagai pelaku sastra dan teater ternyata tak mampu memerankan aktor Hamlet. Hal tersebut membuat sutradara menghentikan Satrio Welang dari pementasan. Ternyata kebesaran nama Satrio Welang yang selama ini memanfaatkan Facebook dan milling list belum mampu untuk memerankan tokoh Hamlet, seorang pangeran Denmark yang penuh kebimbangan karena Ayahnya dibunuh. Ditampilkan dalam pertunjukan Mama I Am Sorry, bahwa sosok Moch Satrio Welang merepresentasikan jutaan pegiat seni lain di negeri ini yang pada hakikatnya memiliki sifat narsisme yang kerap ditutup-tutupi.

Kemudian secara mengalir muncul Inne dan Anna sebagai sosok manusia yang terjajah oleh teknologi. Masuknya Erwin Kurniawan dengan kemampuan olah tubuh yang memukau seakan mengingatkan penonton dengan virus computer semacam virus brontox.

Kemunculan Penyair Muda Bali, Eka Pranita Dewi yang memerankan wanita ayu nan seksi yang memanfaatkan teknologi untuk merengkuh laki-laki dengan fasilitas sex cam menjadi daya pikat tersendiri bagi penonton. Tak lama berselang muncul Yoseph Maulana yang bergulat dengan kebimbangan untuk memilih antara janda atau perawan.

Di antara pergelutan batin mereka, tampil yang selama ini ditunggu-tunggu dan dipuja yaitu Yang Mulia Google! (Saichu Anwar). Tampak ekspresi wajah manusia yang begitu sumringah ketika sosok yang begitu mereka puja dan kagumi muncul. Adegan satire dimunculkan saat Yang Mulia Google terganggu oleh realita Putu yang sakit tapi Yang Mulia Google tak mampu menjawab realita yang ada. Saat Yang Mulia Google tak dapat memberi penjelasan terkuaklah sebuah rahasia bahwa sebenarnya Yang Mulia Google ingin menjadi “messias” ingin menjadi Nabi yang menguasai pikiran dan perilaku manusia. Sebuah sindiran keras, bahwa selama ini kita secara tidak sadar bahwa kita telah begitu mengagung- agungkan teknologi melebihi Nabi.

Pertunjukan Mama, I am Sorry yang dipentaskan dua hari berturut- turut (4 dan 5 september ) ini didukung penuh oleh Taman Budaya Denpasar, Arti Foundation, Satu Garis Community, Bali Buana Computer, Teater Topeng dan pegiat teater dari berbagai komunitas. Kelompok SatuKosongDelapan adalah sebuah kelompok independent yang melakukan studi di wilayah teater, penulisan dan teater. [b]

Tags: teater
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Moch Satrio Welang

Moch Satrio Welang

MOCH SATRIO WELANG Adalah pelaku sastra dan seni, aktor teater, penulis yang lahir di Surabaya, 14 April 1982. Tahun 2008, meraih gelar Sarjana Sastranya di Fakultas Sastra Universitas Udayana. Moch Satrio Welang lahir di teater Orok Universitas Udayana, kemudian melanglang buana secara solo bersentuhan proses dengan kelompok SatuKosongDelapan, Teater Bumi, Sanggar Purbatjcaraka, Teater Lajose, Teater Topeng. Nama – nama sutradara dan aktor teater seperti Giri Ratomo, Hendra Utay dan Dadi Reza Pujiadi sangat memberi pengaruh pada perkembangannya. Pernah belajar akting langsung dengan tokoh tokoh seni Bali diantaranya Abu Bakar, Kadek Suardana, Cok Sawitri, Mas Ruscita Dewi, Agung Eksa Wijaya dan masih banyak lagi.Mendirikan Sastra Welang Publisher yang berupaya menerbitkan karya - karya sastrawan Bali baik berupa puisi, cerpen, novel dan biografi

Related Posts

Sekali Pentas Memberikan Sensasi Kebelet

Sekali Pentas Memberikan Sensasi Kebelet

12 August 2018
Jejak Latihan dan Kekaguman yang Tertinggal

Jejak Latihan dan Kekaguman yang Tertinggal

17 July 2018
Catatan sehabis Menonton Capung Hantu

Catatan sehabis Menonton Capung Hantu

22 May 2018

Perayaan Malam Penutupan Charcoal for Children 2017/2018

17 March 2018
Menanti Pertunjukan Sapi Tak Berjudul Nomor Satu

Menanti Pertunjukan Sapi Tak Berjudul Nomor Satu

16 March 2018
Rakara, Pertunjukan Antropologi Manusia Madura

Rakara, Pertunjukan Antropologi Manusia Madura

24 February 2018
Next Post

Fragile! Handle with Care..

Comments 1

  1. luhde says:
    16 years ago

    oh pastinya. teknologi itu nabi yang agung. hehehe..
    dont worry be happy with technology

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

7 November 2025
Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

6 November 2025
Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

5 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia