• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Wednesday, November 29, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Lempad Reborn ala Anak Tangguh

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
17 May 2011
in Berita Utama, Budaya, Kabar Baru
0 0
2
Sebagian besar karya lukis tentang tontonan anak tiap hari. Foto Anton Muhajir.

Anak-anak Sanggar Anak Tangguh di Desa Guwang, Sukawati bersuara melalui lukisannya.

Mereka menggelar pameran lukisan berjudul Jiwa Anak Tumbuh Seni di Alliance Francaise, Yayasan Lembaga Indonesia Perancis, Minggu 8-14 Mei lalu. Pameran memperingati Hari Pendidikan Nasional ini diisi dengan diskusi soal kualitas pendidikan yang makin menurun di negeri ini dan aksi seni musik, tari modern, dan lukisan bebas.

Pameran lukisan ini bagian dari program Lempad Reborn, memberikan jiwa pada karya lukis anak-anak dari desa seni Guwang-Sukawati ini.

Apriadi Ujiarso, kurator pameran ini menyebut kegembiraan dan kegelisahan khas anak terlihat dalam program Lempad Reborn ini. “Jiwa harus ditumbuhkan dalam berkesenian,” sebutnya.

Sebanyak 20 karya lukisan dipamerkan dalam dua tema, yakni karakter superhero dan bukan. Ada miki dan Mini tikus, princess, dan detektif Conan.

Sebagian besar karya mengangkat apa yang menjadi tontonan anak tiap hari seperti berita televisi dan koran. Misalnya I Kadek Adi yang melukis berjudul Perompak Somalia. Ia menulis kapal khas bajak laut dan harta karun yang tercecer. Imaji Adi ketika menonton berita soal itu di televisi. “Saya suka membaca detektif Conan, jadi ingin tau perompak yang misterius itu,” ujar pelajar 14 tahun ini. Adi juga melukis soal sosok laki-laki berjudul guru karena ingin menjadi guru.

Sementara I Kadek Juana Setiawan, anak terkecil yang ikut pameran membuat goresan langit merah dengan beberapa pohon di atas kanvas. “Itu langit merah karena panas hutan banyak terbakar,” kata Juana sambil tertawa.

Ada beberapa tema serius lain seperti lukisan berjudul korupsi karya I Made Riki. Juga lukisan berjudul Peduli Republik Indonesia karya I Komang Dananjaya yang bergambar laki-laki memakai ikat kepala cinta RI tapi buang sampah sembarangan.

Program menggambar dengan nama program Lampard Reborn ini sudah dimulai Maret 2008. Awalnya bernama Little Picasso, namun diubah untuk memberi konteks lokal.

“Nama I Gusti Nyoman Lempada diambil agar anak-anak ingat Bali punya seniman yang hebat dan berkarakter,” ujar I Komang Adiartha, salah satu pembina sanggar. Selain itu yang twrpenting menurut Adiartha adalah melukis dengan kritis dan kepekaan sosial.

Program ini pada awalnya didampingi Susan Phoenix, pensiunan guru TK dari Inggris dan Cok Raka, mantan guru di Jakarta dan seniman dari Desa Guwang. Kolaborasi ini menghasilkan dua metode belajar khas barat dan timur. Susan mengawali melukis dengan mengenal gradasi warna dan gaya abstrak sementara Cok Raka memulai melukis dengan sketsa khas seniman Bali. Saat ini anak Tangguh didampingi seniman dan musisi I Made Bayak Muliana.

Sementara Sanggar Anak Tangguh didirikan sebagai pendidikan alternatif karena kegelisahan keringnya pendidikan humaniora dan keterampilan individu di sekolah formal. “Anak-anak kok takut ngobrol sama turis dan tidak percaya diri padahal sering ketemu turis di sekitar rumahnya,” sebut Komang Adiartha.

Atas inisiatif beberapa pemuda setempat, warga bergotongroyong membuat bangunan semi permanen sebagai pusat kegiatan. Tiap orangtua menyumbang semampunya seperti tanaman hias, bahan bangunan, dan lainnya. “strong children makes strong nation,” tambahnya.

 

 

Tags: Anak-anakDenpasarKomunitasSeni Lukis
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

19 October 2023
Mengunjungi Hidden Gem Ruang Terbuka Hijau Privat di Denpasar

Mengunjungi Hidden Gem Ruang Terbuka Hijau Privat di Denpasar

8 October 2023
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

4 September 2023
Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

22 August 2023
Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Menyambut Kelinci Air di Benoa

Menyambut Kelinci Air di Benoa

24 January 2023
Next Post
Tolak Bus dan Motor Besar di Bali

Tolak Bus dan Motor Besar di Bali

Comments 2

  1. madebayak says:
    13 years ago

    info lebih lanjut tentang Sanggar Anak Tangguh bisa dilihat di http://anaktangguh.wordpress.com/

    atau datang langsung setiap hari minggu pagi jam 9 sampai selesai, ada berbagi kegiatan anak2 di sanggar. Banjar Wangbung, Desa Guwang, Sukawati, Gianyar.

    Reply
  2. I Komang Adiartha says:
    13 years ago

    Thanks buat Luh De, yang sudah mengapresiasi karya anak-anak sanggar….. untuk program kedepanya, kita ada dua program kesenirupaan : cukil kayu yang dikoordinir Made Bayak dan photografi lubang jarum yang dibimbing kakak -kakak dari Komunitas Semut Ireng….. semoga kita bisa pameran pada perayaan hari anak nasional… Juli 2011. salam Strong Children Strong Nation…

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
Begini Lho Cara Menjelajah Nusa Penida dengan Cara Berbeda

Sekolah Perempuan oleh Bali Sruti

26 November 2023
Difabel, Pandemi, dan Perjuangan Inklusi

Kampanye Hak Alat Bantu Disabilitas

25 November 2023
Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

24 November 2023
Museum Giri Amertha dan Sang Hyang Dedari

Museum Giri Amertha dan Sang Hyang Dedari

23 November 2023

Kabar Terbaru

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
Begini Lho Cara Menjelajah Nusa Penida dengan Cara Berbeda

Sekolah Perempuan oleh Bali Sruti

26 November 2023
Difabel, Pandemi, dan Perjuangan Inklusi

Kampanye Hak Alat Bantu Disabilitas

25 November 2023
Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

24 November 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In