Beragam ajakan kolaborasi berdatangan minggu ini.
Imbauan untuk di rumah saja, sebagai upaya mencegah meluasnya penularan COVID-19, memasuki minggu keempat. Jenuh makin menggelayut. Putus asa semakin sering berkunjung. Harapan terasa samar-samar di depan pintu.
Hari-hari makin tidak mudah. Penduduk yang sebelumnya menggantungkan asa pada perkotaan kini memikul yang tersisa dan membawanya pulang ke kampung meski imbuan untuk #dirumahaja sudah dikumandangkan.
Apa mau dikata, struktur sosial kita yang sedari sebelum pandemi pun telah timpang, semakin lumpuh ketika pandemi menghantam. Para pencari mimpi di perkotaan kembali menggulung mimpi dan pulang.
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pun telah diterapkan di beberapa kota besar. Namun, korban positif merangkak naik, korban meninggal juga semakin banyak. Ditambah lagi, terdapat ketidaksepakatan jumlah korban positif melalui pemerintah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Semakin menambah kebingungan.
Pasien yang berhasil sembuh juga banyak, tapi kabar tentang infeksi berulang juga tiba dari negeri tetangga yakni Singapura dan Korea Selatan. Akibatnya, kabar kesembuhan tak lantas membuat mantan penderita bisa imun terhadap virus SARS-COV 2 meskipun hal ini perlu lebih lanjut diteliti dan dikonfirmasi oleh para dokter.
Setiap kita saat ini saling menunggu kabar baik. Misalnya, kapan vaksin ditemukan? Kapankah pembatasan fisik ini berakhir? Kabar baik yang menjadi jawaban akan segala rindu pada kebiasaan hidup lampau.
Namun, mungkin masa depan nanti adalah sebuah kebiasaan yang baru, kelaziman yang mulai kita lakoni dengan kemauan. Agaknya, masa depan memang memiliki wajah berbeda dari apa-apa yang pernah kita tuliskan.
Untunglah, manusia adalah mamalia yang berhasil, setidaknya hingga saat ini. Keyakinan bahwa kita mampu melewati ini harus pelan dan teguh kita tanam. Mungkin hal itu membuat langkah setidaknya berayun.
Ini tidak mudah juga menampilkan ketidakadilan pada setiap sendi sosial dan norma. Kehidupan dari lapisan bawah tampak makin kelam. Segala yang ada di sana meringkuk terjepit. Manusia lapisan tengah mencoba mengandalkan tenaga yang tersisa. Sesekali mencoba bersiasat pada keadaan. Sementara itu manusia kalangan atas juga dihantam kaget. Tentunya membuat mereka tersentak walau mustahil kelaparan dan mati.
Pandemi ini menelanjangi dunia hingga pada lapisan terdalam.
Bagi kami, tim Putih Hijau, pandemi ini begitu pedih, membuat linglung terkadang. Namun, sama seperti manusia lain yang masih bernapas dan merajut asa, pandemi ini tidak berhasil menenggelamkan kami. Ada kalanya setiap kami berperang dengan rasa takut, kengerian, serasa waktu berhenti dan kepala diserang vertigo hingga isi nyawa ingin keluar karena takut.
Mungkin ini akan kalian rasakan ketika kalian memasuki ruang isolasi pasien COVID-19.
Rasanya sungguh mengerikan, seperti sesuatu mencekik lehermu dan kau tak bisa mengeluarkannya. Berhenti. Perasaan ini, saya alami dan tenaga kesehatan lainnya juga alami. Dan karena itu, penting sekali bagi kalian untuk menjaga kesehatan dan #dirumahaja.
Konser #JauhdiMataDekatdiHati memasuki minggu keempat. Dan, kami masih berusaha berjalan dan bersinergi, berbuat dengan segala daya upaya.
Pada minggu keempat ini, kami memulai istirahat sedikit lebih banyak, yakni Minggu & Senin. Ini kami lakukan untuk menjaga energi kami. Jika-jika pandemi lebih panjang maka usia gerakan ini pun lebih panjang. Hari Selasa, dimulai dengan penampilan duo Soul and Kith selama satu jam. Penampilan yang akrab dan hangat.
Lalu, hari Rabu kami bernostalgia dengan banyak puisi dalam lantunan musikalisasi bersama Mba Reda Gaudiamo. Penampilan selama dua jam yang memukau dan menawar rindu juga menentramkan hati.
Esoknya, kami belajar bersama dengan salah satu dokter saraf dari Satgas Covid-19 Denpasar dari bagian Perhimpunan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (Perdossi) Denpasar yakni dr. Gusti Martin, Sp.S. Diskusi santai tapi berisi dipandu Iin Valentine dari tim kami. Antusiasme masyarakat juga tinggi, diskusi yang direncanakan satu jam, justru berlangsung dua jam.
Pada Jumat berlanjut dengan penampilan musik asik dari grup musik Coconightman. Penampilan yang menghibur sekali. Apalagi lagu-lagunya yang unik dan sederhana. Malam Minggu kali ini ditemani oleh Krisna Floop, malam minggu yang asoi dengan seruling dan suara khas Bli Krisna menemani selama satu jam.
Pada minggu ini, kami juga mendapat banyak ajakan untuk berkolaborasi. Ini sungguh kabar yang menyenangkan, karena tujuan awal kami adalah mengajak semua bersolidaritas dan menabung harapan.
Karena itu, minggu ini Tim Balebengong juga mengadakan #MusikBersuara dengan menampilkan live di Instagram Balebengong penampilan dua DJ yakni @mistral85 dan @mairakilla juga @artivak_. Kami juga berkolaborasi dengan Dialog Dini Hari (DDH), band folks dari Bali yang telah dikenal di seantero nusantara. DDH meluncurkan sebuah single bertajuk Kulminasi II.
Dalam peluncuran secara daring tersebut, band ini mengajak setiap penggemar berdonasi melalui tim Putih Hijau. Bahkan band ini menjual kaos merchandise khusus untung single ini yang 50 persen keuntungannya akan didonasikan juga.
Pun, kolaborasi yang tak kalah keren juga kami lakukan adalah dengan diskusi Bincang Sastra di Udara dengan Juli Sastrawan & Wahyu Heriyadi, dimana setiap penonton diajak untuk berdonasi melalui tim Putih Hijau.
Kami juga berkolaborasi dengan Thebaliflorist Sanur, di mana florist tersebut turut serta dengan mendonasikan sebuah surat kaligrafi bertuliskan ucapan terima kasih kami dan para donatur kepada tenaga kesehatan yang telah berjuang di garda terdepan.
Kami akan sangat senang jika ada kawan-kawan yang ingin berkolaborasi, dalam bentuk apapun. Meski begitu, ada beberapa hal yang menjadi perhatian serius kami yakni:
- Penggunaan tagar akan disesuaikan dengan tagar yang kami gunakan untuk menghindari tumpang tindih dengan kegiatan live milik teman-teman lainnya;
- Inisiator kolaborasi harus berkordinasi dengan anggota tim putih hijau yang telah ditentukan;
- Mencantumkan nomor rekening BPD BALI 0200215109141 a.n Ni Wayan Desy Lestari & OVO/GoPay 0895378736000 a.n Fenty Lilian;
- Inisiator tidak berafiliasi dengan pemerintah dan partai politik apapun; serta
- Insiator dan kegiatan acaranya wajib melaporkan sponsor jika ada, untuk ditentukan boleh tidaknya sponsor tersebut. Hal ini penting bagi kami, untuk menghindari isu-isu yang selama ini menjadi perhatian kami. Misalnya lingkungan hidup dan juga isu rasisme dan konflik tertentu. Karena ini adalah gerakan kolektif yang dibalik setiap donasi juga menjunjung tinggi nilai kesetaraan dan kemanusian dan cinta pada alam.
Adapun total donasi hingga Minggu sore, 19 April 2020 pukul 18.00 Wita adalah:
No | Via | Jumlah (Rp) |
1 | BPD | 41,303,814 |
2 | Mayhem | 14,960,000 |
3 | OVO | 1,808,467 |
4 | GoPay | 2,324,666 |
TOTAL | 60,396,947 |
Adapun total pengeluaran hingga minggu sore, 19 april 2020 pukul 18.00 Wita adalah:
No | Keterangan Belanja | Harga Satuan (Rp) | Total (Rp) |
1 | Pembelian masker N95 BSA 250biji | 20,000 | 5,000.000 |
2 | Pembelian masker bedah 22 kotak (DP 50%) | 180,000 | 1.980.000 |
3 | Pembelian masker KN95 16 biji | 50,000 | 800,000 |
4 | Pembelian hazmat spunbon 60biji (DP 50%) | 75,000 | 2,250,000 |
5 | Pembelian hazmat waterproof 60biji (DP 50%) | 100,000 | 3,000,000 |
6 | Pembelian kacamata gogles 92biji + ongkir | 9,900 | 930.000 |
7 | Pembelian faceshield 200biji (DP 50%) | 15,000 | 1.500,000 |
8 | Pembelian masker bedah 2 kotak | 260.000 | 520,000 |
9 | Pembelian masker bedah 23 kotak (diskon Rp.100.000) | 290.000 | 657,000 |
10 | Pembayaran sisa faceshield 50% + ongkir | 1,500,000 + Ongkir Rp.50,000 | 1,550,000 |
11 | Pembayaran sisa hazmat (50%) | 2,250,000 + Rp. 3.000,000 | 5,250,000 |
12 | Pemesanan ulang hazmat spunbond (60 biji) + hazmat parasut (30 biji) | 60x 75,000 30x 100,000 | 7,500,000 |
13 | Pembelian KN95 210 biji | 35,000 | 7,350,000 |
14 | Pembelian masker bedah 39 kotak | 325.000 | 12.675,000 |
15 | Biaya transfer Bank 11x | 6,500 | 71,500 |
16 | Transfer donasi ke Gopay Fenty | 1 | 1.000,000 |
17 | Transfer donasi gopay dari Fenty ke BPD | 1 | 2,000,000 |
18 | Ongkir Gobox ke Sanglah | 1 | 113,000 |
19 | Ongkir Gobox ke Wangaya | 1 | 102,000 |
20 | Ongkir Gosend ke thebaliflorist | 11.500 | 23,000 |
21 | Ongkir Gocar Hazmat | 1x | 20,000 |
22 | Ongkir Gojek Masker | 2x | 30.000 |
23 | Beli kardus & Selotip | 2x | 151,000 |
24 | Bayar Kargo Mito | 1x | 60,000 |
TOTAL | 57,980,000 |
Beberapa donasi telah kami kirimkan ke RSUP Sanglah, RSUD Wangaya dan Tim IGD RSUD Bangli, RSUD Sanjiwani, adapun jumlah donasi ke setiap rumah sakit adalah:
- RSUP Sanglah : Hazmat Spunbond : 40 buah, N95 1 kotak + 16 Biji, Faceshield: 30biji, kacamata gogles: 20 biji
- RSUD Wangaya : Hazmat spunbond : 40 buah, N95 1 kotak, faceshield : 30 biji , kacamata gogles: 20 biji
- Tim IGD RSUD Bangli : Hazmat Spunbond: 20 buah, KN95: 2 kotak, masker bedah: 3 kotak, Faceshield: 20 buah, kacamata gogles: 5 buah
- RSUD Sanjiwani : Hazmat Spunbond: 20 buah, KN95: 2 kotak, masker bedah: 3 kotak, Faceshield: 20 buah, kacamata gogles: 5 buah
Pengiriman donasi ke puskesmas di luar pulau Bali saat ini tengah proses untuk pengiriman melalui kargo. Kami akan jelaskan ketika donasi telah tiba di puskesmas tersebut. Semoga, sekalipun saat ini tengah pandemi namun proses pengiriman tidak mengalami kendala.
Kami berharap beberapa kabar baik dari kolaborasi-kolaborasi yang telah kami lakukan seperti kolaborasi dengan Thepojoks, AJAR, DDH. Kolaborasi tersebut memang baru saja dimulai sehingga membutuhkan waktu untuk mengumpulkan donasi.
Secara khusus, kolaborasi dengan AJAR saat ini ada beberapa kabar baik tentang pendonasi dari Australia, meski masih dalam proses regulasi akun bank di sana. Kami harap beberapa kabar baik akan segera kita terima. Dengan demikian pembelian donasi tahap selanjutnya dapat dilakukan yang mana tujuan donasi kami selanjutnya adalah RSUPTN Udayana, RSU Bali Mandara dan beberapa puskesmas di Jepara dan Nusa Penida.
Pada minggu kelima ini, kami terus berusaha mengajak para seniman dan penampil lain yang semoga bukan hanya saja menghibur, tapi juga menambah wawasan dan memperluas sudut pandang. Kami berharap dapat lebih melihat bagaimana pandemi di Indonesia bagian timur. Bagaimana sebenarnya teman-teman para medis yang berjuang di garda terdepan. Bagaimana pandemi berdampak pada industri kreatif dan usaha kecil menengah.
Karena itu jika teman-teman tahu ataupun memiliki ide para penampil yang kompeten untuk hal tersebut jangan ragu untuk memberi tahu kami.
Semoga, donasi akan terus mengalir sesuai dengan kebutuhan APD di lapangan juga semoga semangat kita tak kendur meski kabar berakhirnya physical distancing belum jua muncul. Semoga #konserdirumahaja dan #diskusidirumahaja dapat memberi sedikit jeda, pun menambah wawasan tentang bagaimana masa depan kita setelah pandemi berakhir.
Sampai jumpa Senin depan dengan laporan selanjutnya pun kolaborasi-kolaborasi lain yang semakin asyik dan beragam. Jangan ragu untuk memberi kami saran, kritik pun ide, mari bersama-sama menjaga kewarasan.
Salam sehat selalu, mari menabung harapan dan bersolidaritas.
Tim Hijau Putih.