Nasi Kuning
Kepana Kuningan identik dengan yang kuning-kuning? Setidaknya saat Kuningan, sodan atau sesajen ditambah nasi kuning selain nasi putih, dalam bnetu nasi kepal atau wadah janur.
Dilansir dari NusaBali.com, Nasi kuning menjadi simbol sebuah kemakmuran yang telah dianugerahkan Sang Pencipta dan juga menghaturkan persembahan lainnya sebagai ucapan terima kasih manusia, berikut syukur atas segala anugerah dari Tuhan. Nasi Kuning pada perayaan ini, dimasak sebagaimana nasi kuning pada umumnya; saripati kunyit yang dicampurkan ke nasi yang sedang dimasak beserta bumbu dan pandan agar lebih wangi.
Bangun pagi
Siapa yang tergopoh-gopoh bangun dini hari saat Kuningan karena persembahyangan harus selesai sebelum tengah hari? Sejumlah referensi media menyebut peribadatan kuningan sudah harus selesai sebelum pukul 12 siang karena sebelum siang hari energi alam semesta seperti kekuatan pertiwi (bumi), akasa (ether), apah (air), teja (cahaya) dan bayu (udara) mencapai puncaknya. setelah pukul 12, para energi tersebut diyakini sudah kembali ke asalnya, pun dengan para leluhur yang kembali ke nirwana.
Tangkil ke Pura Sakenan
Sebelum direklamasi pada 1990-an, warga, terutama warga Denpasar yang akan nangkil ke Pura Sakenan di Serangan biasa melakukan perjalanan dengan naik jukung atau mejukungan dulu ke pulau serangan. Kenangan indah yang kini jadi masa lalu setelah pulau ini diurug oleh investor. Saat ini, kita semua bisa mencapai pulau serangan lewat jalur darat. Siapa yang pernah mejukungan ke Serangan?
Jejahitan
Jejahitan atau sesajen dari rangkaian daun kelapa pada Kuningan jauh lebih banyak dibanding Galungan. Tak heran, waktu persiapan bisa seminggu. Namun kini karena makin instan, banyak yang membeli jadi.
Jejahitan yang identik dengan perayaan kuningan biasanya berupa Tamiang, sebagai simbol perlindungan diri (tameng) serta simbol perputaran roda alam atau cakraning panggilingan; Endongan, yang dimaknai sebagai bekal untuk para leluhur untuk kembali ke Kahyangan.
Sarana upacara sebagai simbol kemeriahan terdiri dari berbagai macam jejahitan yang mempunyai simbol sebagai alat-alat perang yang diperadekan seperti tamiyang kolem, ter, ending, wayang-wayang dan lain sejenisnya. Dalam upacara Kuningan, menggunakan upakara sesaji yang berisi simbol tamiang dan endongan, dimana makna tamiang memiliki lambang perlindungan dan juga melambangkan perputaran roda alam yang mengingatkan manusia pada hukum alam. Sedangkan Endongan maknanya adalah perbekalan. Bekal yang paling utama dalam mengarungi kehidupan adalah ilmu pengetahuan dan bhakti (jnana). Sarana lainnya, yakni ter dan sampian gantung. Ter adalah simbol panah (senjata) karena bentuknya memang menyerupai panah. Sementara sampian gantung sebagai simbol penolak bala (Wikipedia).
Berakhirnya libur sekolah
Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah liburan terpanjang kedua setelah penerimaan rapor di Bali. Siswa terutama sekolah negeri libur 2 minggu. Nah, Kuningan adalah petanda siap-siap masuk sekolah lagi. Kuningan kali ini jatuh pada Sabtu, 12 Agustus 2023.
Tradisi Umanis Kuningan
Selain 5 hal di atas, ada beberapa daerah di Bali yang mempunyai tradisi unik saat merayakan Kuningan seperti Mekotek di Desa Munggu, Kabuaten Badung dan Mesuryak di Kabupaten Tabanan. Mekotek identik dengan atraksi menaiki piramid kayu-kayu pulet yang disusun mengerucut dan dua orang yang berusaha naik ke atasnya, sedang Mesuryak lebih dikenal oleh masyarakat luas tentang ritual membagi-bagikan uangnya. Kedua ritual ini, sama-sama punya tujuan untuk mengucap syukur kepada leluhur. Bagaimana dengan daerahmu?