Nyepi menjadi hari istimewa bagi umat Hindu.
Dalam sehari, semua aktivitas, hiruk pikuk manusia dan mesin produksi terhenti. Sarat makna dan laksana terkandung dalam Nyepi. Bukan semata rutinitas ritus pergantian tahun baru caka, tetapi lebih dari itu.
Nyepi memiliki filosofi penyucian Buana Alit (manusia) dan Buana Agung (alam dan seluruh isinya). Tujuannya adalah agar tercipta suasana sepi, sepi dari hiruk pikuknya kehidupan. Pula, sepi dari semua nafsu atau keserakahan sifat manusia untuk menyucikan alam semesta dan manusia.
Berbicara tentang alam semesta, laiknya manusia, Bumi pun butuh istirahat meski hanya sehari.
Keistimewaan pelaksanaan Nyepi, menjadi inspirasi bagi trio folk blues, Nosstress untuk melahirkan komposisi anyar berjudul “Istirahat”. Tunggalan baru ini dirilis dalam format video live, dan telah tayang di kanal Youtube Nosstress, sehari pasca Nyepi 1941. Tepatnya Ngembak Geni, Jumat (8/3).
“Setelah kita semua istirahat sehari, Bumi akan segar kembali dan layak dihadiahi sebuah tembang baru. Lagu “Istirahat” ini adalah kenikmatan Nyepi untuk kami,” papar vokalis juga gitaris nosstress, Man Angga.
Bagi para personel Nosstress, Nyepi adalah hari ternikmat sejagat raya. Hari di mana semua kerja manusia mesti berhenti. Mengendalikan diri, dan memberi kesempatan bagi bumi untuk bernafas lega. Lega dari hiruk pikuk manusia yang menjejaki setiap waktu.
“Nyepi hari yang kami tunggu, dan menurut kami hari paling nikmat, mungkin juga banyak orang. Setiap waktu kita disibukan dengan aktivitas, dan dalam sehari kita memberikan kesempatan untuk bumi beristirahat,” saut vokalis juga gitaris Guna Warma.
Lagu “Istirahat”, kata Man Angga, lahir dari kenikmatan Nyepi. Juga, keresahan akan derasnya laju kerja manusia di tengah dunia yang dikuasai kapitalisme. Membuat manusia harus bekerja keras, mengkonsumsi segala isu dan produk yang dilempar oleh kapitalis kecil hingga raksasa. Ini adalah satu-satunya cara bertahan hidup manusia masa kini.
“Kita gila kerja dan gila konsumsi, bumi semakin tak sehat, kemudian produksi besar-besaran isu dan produk penyelamat hidup oleh kapitalis berjalan lancar,” tuturnya.
Nyepi berdampak pula pada berkurangnya puluhan ribu ton karbon dioksida yang dihasilkan manusia dan produksi. Hingga semua makhluk mendapat suplai oksigen yang baik agar dapat menyegarkan fungsi raga. “Nyepi mengajarkan, bahwa harta yang paling berharga bagi manusia, adalah alam yang sehat. Alam yang sehat, akan menaungi manusia yang sehat pula,” terang Man Angga.
“Nyepi menyadarkan, bahwa bumi manusia yang berputar begitu cepat kini, tak kan pernah mampu membuat bumi semakin sehat. Ia hanya akan semakin ringkih dihajar oleh kejamnya manusia,” imbuhnya.
Menurutnya, meski hanya sehari rehat dari segala hiruk pikuk, Nyepi mengajarkan manusia perlu lebih banyak istirahat, untuk Bumi yang sehat. “Jika sehari saja manusia mau beristirahat dan memberikan kesempatan untuk meregangkan otot. Maka ia, sang bumi, akan membalasnya dengan hari-hari yang menyegarkan, langit yang bersih. Senyum-senyum manusia baru dengan otak yang berjalan dengan lebih baik akibat suplai oksigen yang memadai,” cetus Man Angga.
Video live “Istirahat” mengambil lokasi di bagian timur pulau Bali. Tepatnya di bukit, yang disebut Bukit Pekarangan, Desa Ngis, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.
“Lokasinya di dekat rumah kerabat Nosstress. Awalnya keinginan kami kemah sembari merekam video. Ini merupakan kesepakatan mendadak. Seperti halnya banyak keputusan-keputusan di Nosstress,” ucapnya.
Komposisi lagu dibuat oleh Man Angga. Penulisan lirik hasil kerja sama dirinya dan Guna Warma. Aransemen dikerjakan nosstress (Man Angga, Guna Warma dan Cok Gus), dibantu oleh Fendy Rizk pada Cello. Sementara video direkam dan disunting oleh Baskara Putra.
“Untuk video live lagu “Istirahat” dari sisi musikalitas tetap sederhana. Yang kami tekankan adalah pesan di lagu ini. Semoga kebaikan Nyepi bisa dirasakan oleh makhluk hidup di seluruh dunia,” tutup Man Angga. [b]