Tahun 2024 membawa banyak perubahan, bukan hanya di Bali, tapi di seluruh Indonesia. Tahun ini diawali dengan pemilihan presiden dan legislatif, kemudian diakhiri dengan pemilihan kepala daerah.
Banyak pula isu yang bermunculan di Bali, mulai dari pembungkaman rakyat, retribusi ruang publik, beragam rencana pembangunan, tumpukan sampah yang tak kunjung diselesaikan, hingga perampasan hak masyarakat.
Selama tahun 2024 ini, kami telah menemani pembaca setia BaleBengong dengan 398 artikel. Jumlah hampir 400 artikel ini tentu tidak akan ada tanpa bantuan warga. Data itu hanya artikel-artikel yang masih bertengger di situs BaleBengong. Sementara, beberapa di antaranya ada yang hilang tanpa kami ketahui keberadaannya.
Mengakhiri tahun, BaleBengong merangkum lima artikel yang banyak dibaca.
5 Artikel Paling Banyak Dibaca | Flourish
Kami juga merangkum isu yang paling banyak diangkat oleh tim redaksi BaleBengong dan para pewarta warga.
Di tahun yang penuh dengan ‘kontestasi’ politik, ada 54 artikel yang membahas tentang Pemilu maupun Pilkada. Selama Pilkada Bali berlangsung, kami berusaha keras untuk memantau proses debat dan janji-janji politik para pasangan calon.
Selain isu politik, ada tiga isu yang juga banyak dibahas oleh tim redaksi dan pewarta warga, yaitu akses publik, alih fungsi lahan, dan permasalahan sampah. Secara garis besar, ketiga isu tersebut berkaitan dengan hak dan kepentingan publik.
Beberapa isu membawa dampak dan perubahan yang besar. Misalnya, artikel tentang “Tidak Lagi Gratis, Setiap Ruang DNA Art & Creative Memiliki Nilai Sewa” yang membuat pemerintah memikirkan ulang pungutan retribusi di ruang kreatif. Ada pula beberapa artikel terkait konflik di TWA Gunung Batur yang berusaha mengawal isu tersebut.
Sayangnya, su alih fungsi lahan dan permasalahan sampah tidak banyak dibahas dalam Pilkada Bali yang lalu. Coba Anda tengok sejenak artikel Koster – Giri Unggul Sementara, Apa Saja Janji Politiknya?. Dalam artikel tersebut sangat jelas pembangunan dan jalan mendapatkan ruang yang banyak. Pembangunan ini tidak menghilangkan permasalahan alih fungsi lahan di Bali, melainkan menimbulkan masalah-masalah baru.
Ruang hijau Bali sudah semakin sedikit. Sawah dan tanah banyak dijual. Pohon dibabat habis untuk membangun trotoar. Jika pembangunan terus digenjot, entah berapa pohon dan sawah yang dibabat.
Begitu pula dalam penanganan sampah tidak pernah muncul dalam debat publik. Bahkan, visi misi yang ditawarkan paslon terpilih pun layak dipertanyakan potensi keberlanjutannya, seperti pengelolaan sampah berbasis sumber dan pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai.
Kita tidak berhenti di sini, isu yang tak kunjung terselesaikan dan tidak dilirik di tahun 2024 kita bawa ke 2025 untuk disuarakan lebih nyaring lagi.
Berikut rekap tiga isu yang kerap diangkat di BaleBengong:
Permasalahan Sampah | Alih Fungsi Lahan | Akses Publik |
Resolusi Pengurangan Limbah dari Pembalut dan Popok | Cerita Alih Fungsi Lahan Hijau di Bali Tak Pernah Usai | Lapangan Puputan Badung: Paket Komplit Lokasi Jogging di Denpasar |
Regulasi Pengelolaan Limbah Baterai Perlu Realisasi | Over Development Bali di UWRF 2024 | Tidak Lagi Gratis, Setiap Ruang DNA Art & Creative Memiliki Nilai Sewa |
Mengolah Kotoran Babi Menjadi Pupuk Kompos | Pulau Dada Telanjang yang “Ditelanjangi” | Jalan Kaki di Bali: Panas Tanpa Pohon Peneduh, Diserempet Pula |
Tren Sepeda Listrik bisa Timbulkan Masalah Baru Bagi Lingkungan Jika Limbah Batere tak Dikelola | Over Development dan Hegemoni Ruang di Bali | Pantai Sanur Dikelola 2 Desa Adat: Tidak Ada Private Beach, Pantai Itu Hak Publik |
Alat Makan Guna Ulang Mengurangi Emisi dan Limbah dengan Signifikan | Desa Wisata Ekologis: Upaya Hentikan Alih Fungsi Lahan | Apakah Generasi Muda Dilibatkan dalam Diskusi tentang Hutan? |
TPST Samtaku Jimbaran dan Masalahnya | Keresahan dan Ketakutan di Bali Masa Kini | Dua Kawasan Pantai Sanur Terapkan Sistem E-Parkir |
Tantangan Bank Sampah di Banjar Batanbuah Kaja, Desa Beraban | Wajah Bali Mana yang Kau Dambakan? | Pembangunan dan Jalan Lebih Penting dari Isu Iklim dan Lingkungan |
Warga Mengkritisi Proyek TPST yang Dinilai Bermasalah | Mengurai Simfoni Pembangunan di Bawah Langit Nusa Penida | Tarif Parkir Naik, Apakah Sudah Transparan? |
Bikin Event Minim Sampah, Ini Triknya | Pariwisata Bali Mengarah ke Eksploitasi Alam | Konferensi dan Proyek Strategis Merajalela, Masyarakat Bisa Apa? |
Mewujudkan Kemasan Guna Ulang Inovatif dan Berkelanjutan | Ketika Mall Mengubah Tata Kota | Asa Sederhana: Trotoar dan Transportasi Publik Aman nan Inklusif di Pulau Turis |
TPST Samtaku Jimbaran Terbakar, Aliansi Zero Waste Minta Tinjau Izin | Tiba-tiba Proyek di Bali, Apakah Warga Sudah Tersosialiasi? | Overtourism Bali Selatan Akan Merata Lewat Pembangunan Jalan Baru |
Menuju Pilah Sampah di Gianyar | Konflik Agraria di Batur, Komnas Perempuan Datang, Perjuangan Warga Berlanjut | Hal-Hal Menarik di Trek Jogging Lapangan Niti Mandala Renon |
TPS Kelating: Bekas Galian C yang “Diserbu” Sampah Penghuni TPA Suwung | Perubahan Ruang Desa Budaya Batubulan | Agar Suara Teruna Teruni, Forum Ibu PKK, dan Difabel tak Sekadar Formalitas |
Cerita Pengangkut Sampah: Pekerjaan Susah, Fasilitas Minim | Rencana Pembangunan Proyek Hotel N2S Lot 5 diduga Caplok Sempadan Pantai | Rekomendasi Tempat Planespotting di Bali |
Kondisi Terkini TPS Kelating: Menagih Janji-Janji yang Belum Terealisasi | Tangis Perempuan Ketika Alam Dirusak | Sudahkah Bali Ramah Pejalan Kaki dan Transportasi Publik? |
Mengingat Zero Waste Bali Masa Lalu di Youth Zero Waste Bootcamp | Melayur Nostalgia Sanur, Desa di Kota Kini Tak Lagi Hening | Tarif Parkir di Denpasar Naik, Apakah Pelayanannya Asyik? |
Kolaborasi Plogging, Lari dan Pungut Sampah | Pembangunan Cepat: Kita Kawal Tata Ruang Bali | Perlukah TPS Disabilitas? |
Kumpulkan 108 Kg Sampah Plastik, Gotong Royong Bersihkan Pantai Padanggalak | Masyarakat di TWA Gunung Batur-Bukit Payang Terancam Penjara | Rekreasi Raga, Pusat Keramaian di Lapangan Desa Beraban |
Di Balik Keindahan Sunset Point Desa Beraban | Beberapa Proyek Wisata yang Dikritisi karena Amdal | Anak Muda Bicara Kota Denpasar Direspon SKPD Pemkot |
Musisi Sonic/Panic 2 Merespon Isu Pemutihan Karang, Perusakan Hutan | Adat Dalem Tamblingan Meminta Penolakan SK Pemkaran Wilayah | |
Pariwisata Bali Mau Kemana? Tanyakan Pada Rumput Yang Bergoyang | Ide Bala Usada agar Anak Muda Betah di Desa | |
Jalan Terjal Menuju Perempuan Merdeka Sumberklampok |