Indonesia Raja dengan bangga menerbitkan laporan publik untuk masa kerja 2023 yang sudah bisa diakses melalui tautan https://minikino.org/LapFinalIR2023
Laporan ini adalah hasil dari berbagai pemutaran dan distribusi sepanjang tahun 2023, mencatat masukan langsung dari penonton, dan temuan-temuan berharga dari acara yang diselenggarakan. Selama tahun 2023, Indonesia Raja telah ditayangkan pada 35 acara pemutaran yang berhasil menjangkau lebih dari 1260 penonton di berbagai tempat di Indonesia.
Data dan informasi yang terdokumentasi ini diharapkan akan bermanfaat bagi tujuan penelitian serta upaya-upaya lainnya yang relevan. Koordinator kerja, Edo Wulia menegaskan, “Kami mengundang siapa saja untuk mengakses dan memanfaatkan laporan ini untuk kepentingan bersama, serta untuk mendukung pengembangan karya-karya Film Pendek Indonesia yang lebih berkualitas di masa depan.” Dan lanjutnya, “Laporan ini juga akan selalu tersedia secara tak terbatas di situs web resmi Indonesia Raja.”
Dengan terbitnya laporan akhir untuk 2023, tim kerja beserta para programmer terlibat juga secara resmi mengumumkan dimulainya Indonesia Raja 2024 (IR2024), yang merupakan tahun ke-10 jaringan kerja programmer Nasional yang unik ini.
Tahun ini, Indonesia Raja juga membuka pendaftaran untuk wilayah Bali & Nusa Tenggara serta memisahkan kurasi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah menjadi 2 wilayah programmer yang berbeda.
Bertanggung jawab untuk kurasi film-film pendek dari Bali dan Nusa Tenggara, Kardian Narayana menyatakan, “Ini perkembangan baru yang menyemangati. Bali, NTB dan NTT, ketiga provinsi ini memiliki perkembangan kualitas filmmaker yang baik. Beberapa bahkan sudah tampil di berbagai festival film tingkat nasional dan luar negeri.
Kemudian lanjutnya,”Indonesia Raja mendorong terbentuknya jaringan kerja, supaya saling terhubung. Sekaligus karyanya jadi bisa lebih banyak ke acara-acara pemutaran di Indonesia, bertemu dengan penonton di seluruh nusantara. Semoga film-film tahun ini mewakili keresahan yang terjadi di daerah masing-masing. Saya juga berharap tanggung jawab ini hanya sementara untuk mendorong semangat rekan-rekan di NTB dan NTT supaya kedepannya bisa bergabung sebagai programmer film pendek untuk daerahnya”.
Berikut adalah seluruh programmer IR dan wilayah kerjanya masing-masing; Akbar Rafsanjani untuk wilayah Aceh, Gerry Junus untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, Kardian Narayana untuk Bali dan Nusa Tenggara, Kemala Astika untuk Jawa Barat, Nosa Normanda untuk Jakarta Metropolitan, Petrus Kristianto untuk Jawa Tengah, dan Wahyudha untuk Padangpanjang.
Petrus Kristianto yang tahun ini bergabung untuk wilayah Jawa Tengah juga menimpali, “Pemisahan wilayah Jateng dan DIY pada edisi IR2024, harapannya tentu agar makin berdampak bagi kedua wilayah.” Peluang film di IR2024 kan jadi semakin banyak dan bisa lebih fokus pada isu atau tema besar yang akan diangkat oleh programmer. Selain itu, Jawa Tengah yang tahun ini menjadi program tersendiri membuat pembacaan terkait perkembangan perfilman di wilayah ini jadi lebih terfokus dari jumlah pertumbuhan film yang diproduksi, jumlah pegiat film, hingga pola menonton film. Pada akhirnya data ini dipersembahkan kembali untuk kebutuhan setiap stakeholder yang ada untuk memajukan perfilman di wilayah tersebut.
Pendaftaran film pendek untuk IR2024 saat ini sudah dibuka dan akan ditutup pada tanggal 20 Maret 2024 pukul 12:00 WITA. Proses pendaftaran serta semua aturannya dapat dilihat pada situs web resminya di https://minikino.org/indonesiaraja.
Kemudian 8 April 2024 adalah jadwal penerbitan katalog dan tanda dimulainya masa distribusi sampai akhir tahun. Program-program IR2024 yang telah disusun kemudian bisa dipinjamkan secara terbatas untuk bermacam-macam acara pemutaran publik. Beberapa festival telah memanfaatkan program ini setiap tahunnya, termasuk Aceh Film Festival, Festival Sinema Bahari di Cirebon dan juga Minikino Film Week di Bali, dan masih banyak lagi. Tidak hanya festival-festival yang besar, tapi juga berbagai pemutaran kampus dan sekolah-sekolah juga ikut meramaikan, bahkan pemutaran-pemutaran di komunitas yang juga sama pentingnya untuk proses distribusi ini.
Direktur program Minikino yang baru saja kembali dari perjalanan dinasnya ke beberapa festival di Eropa, Fransiska Prihadi menambahkan, Indonesia Raja menjadi istimewa untuk para pembuat film pendek Indonesia, karena sangat langka ada sebuah gerakan kolektif nasional yang membantu para filmmaker dalam distribusi film pendeknya. “Ini bahkan saya bandingkan dengan berbagai festival film internasional di dunia. Kompetisi nasional adalah hal yang wajar dilakukan, namun saya belum pernah melihat ataupun mendengar ada peluang seperti Indonesia Raja. Di mana filmmaker mendapat peluang strategi distribusi nasional dan sekaligus dipertimbangkan dalam kompetisi nasional semacam Minikino Film Week yang diekspos secara internasional.”
Bertahun-tahun pasang-surut kegiatan Indonesia Raja membuktikan komitmen gerakan kolektif ini, terus mendorong karya-karya film pendek Indonesia menjadi lebih berkualitas lagi dan dibicarakan dalam industri film pendek global.